6. PERMAINAN DIMULAI

1.3K 114 2
                                    

| SELAMAT MEMBACA |

Sementara kamarnya masih direnovasi, untuk beberapa hari ke depan, Gala tidur di kamar tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara kamarnya masih direnovasi, untuk beberapa hari ke depan, Gala tidur di kamar tamu. Remaja dengan jiwa duda tua itu baru saja selesai mandi, terlihat dari surai hitamnya yang basah dan bathrobe putih yang melekat apik di tubuh tinggi tegapnya.

"Keringin rambut gue."

Teresa membuka mata saat sebuah handuk menimpa wajahnya. Argh! Kenapa tuan-nya kali ini sangat minta di rujak sih. Dia 'kan masih ngantuk.

"Kamu nggak bisa, ya, mengeringkan rambutmu sendiri?"

Sambil duduk lesehan diatas karpet, Gala angkat suara, "guna nya lo disini apa, hm?"

Meskipun dongkol setengah mati, Teresa tetap beranjak mendekati Gala. Tangan mulusnya terangkat, mulai mengusak halus rambut basah Gala yang menguar aroma strawberry.

"Okay, Darling. Sambil kita nyantai begini... Aku bakal jelasin alur cerita kehidupan disini, di dunia novel yang kamu tempati saat ini."

"Penting?" Dengan malas Gala bertanya. Kenapa sekarang hidupnya jauh lebih rumit, sih. Ke akhirat udah, mati suri baru kemarin dan sekarang apalagi..?

"Tentu penting, dong. Ini bisa jadi jembatan kita untuk mendapatkan hidup bahagia disini--"

"Sebenernya, lo ini mahluk apa sih? Gue kurang paham."

Menghela napas pelan, Teresa mulai menjelaskan eksistensinya.

"Aku di program untuk membantu jiwa-jiwa yang tersesat. Siapa pun majikan aku nanti, aku akan mematuhi keinginan mereka. Apapun yang mereka pinta, aku akan memberi. "

"Tapi, lo sama gue kurang ajar."

"Because you always make me annoyed, Darling--"

Gala berdiri mendadak mengakibatkan Teresa limbung ke belakang. Raut masam tergambar jelas di wajah ayu perempuan itu.

"Stop manggil gue dengan bahasa menjijikkan itu, Teresa! I'm not your boyfriend! "

"But, I love U--"

"--But U not human! "

Hening...

Baik Gala maupun Teresa, keduanya saling berpandangan. Waktu terus berputar, detik demi detik berdenting nyaring ditengah sunyinya kamar saat ini.

"Persetan dengan itu! Aku bakal tetep cinta sama kamu, sayangku...."

Cup

Bolehkah Gala mencolok bibir Teresa? Berani sekali perempuan gila itu mencium pipi nya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEBATAS FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang