Hai, hai...
Kembali lagi...
Siap membaca bab ini? Siap mendengar banyak kejutan di cerita ini?Jangan lupa tekan bintang sebelum membaca, ya...
Thank you...
| SELAMAT MEMBACA |
🕰️🕰️🕰️
"Hadapkan jenazah kearah Kiblat."
Hah?
Jenazah?
Jantung Harley seperti dihujam ribuan pisau, dipotong hingga runtuh menimpa lambung, ketika untuk pertama kalinya saat ia membuka mata, kalimat familiar itu menusuk tajam indra pendengarannya.
Background cokelat yang cukup akrab di mata ummat manusia, dalam jarak yang begitu dekat sukses menembus kornea mata Harley, yang mana dari padatnya tanah itu sendiri--pori-pori kecil sedang sibuk memberi tempat bagi semut dan cacing untuk berkeliaran.
Ditemani kaki seribu dan bau tanah yang begitu khas, sebagian kelabang merambat pelan di dahinya. Hidungnya ikut gatal minta digaruk.
Sayangnya, tak ada yang bisa Harley lakukan selain tetap diam pada posisi yang begitu mengikat. Netranya menatap lurus tanah dihadapannya yang semakin menyuguhkan semut merah untuk menggerayangi pelan-pelan tubuhnya.
Selain tubuhnya yang tak bebas bergerak, Harley dapat merasakan jika jalur pernapasannya sebagian tersumbat. Ada sesuatu yang lebih besar dari kotoran hidung yang menyumpal penuh lubang hidungnya, mengakibatkan Harley kesulitan bernapas selain terpaksa membiarkan mulutnya terbuka sedikit lebar.
"Tali pocong sudah dilepas?"
"Alhamdulillah, sudah, Pak."
"Alhamdulillah. Kalau begitu, segera tutup liang menggunakan papan kayu."
Ini suara yang seringkali ia dengan ketika berkunjung ke Indonesia, ketika ia turut serta mengantarkan jasad sahabatnya ke--
Oh shit!
Seketika, kabut kesadaran Harley mulai menipis, sesuatu yang dingin, kasar dan keras di bawah punggung nya mulai terasa jelas.
Dengan tenaga yang tersisa Harley mencoba menggulingkan tubuhnya dalam posisi terlentang, membuatnya langsung berhadapan dengan wajah-wajah beragam yang terlalu fokus dan sibuk menata kayu--membawa papan-papan kayu di tangan yang siap menutupi liang dengan seonggok jenazah yang tersembunyi.
Namun, beberapa detik setelahnya, wajah-wajah itu mendadak membeku. Satu persatu, mereka tertegun melihat sesuatu yang tidak mereka duga--mayat yang sebelumnya mereka umumkan kematiannya, dimandikan jasadnya bersama-sama, dibungkus kain kafan dan didoakan--lalu sekarang, mata yang semula tertutup damai itu kembali terbuka.
Terlalu larut dalam keterkejutan membuat tenaga mulai luruh, hingga satu papan kayu terjun bebas menimpa wajah Harley--menarik lengkingan suara yang semakin melempar gemetar.
"Hei! Kau mau menggantikan ku di dalam sini, hah?!"
Hanya dalam sekejap, tak perlu waktu lama, serentak mereka semua menjerit, termasuk pak Ustadz yang lantas menyebut, memohon ampun, mengangkat sedikit tinggi sarung hijaunya, dan berlari terbirit-birit lebih awal, mengabaikan orang-orang di belakang yang masih tertinggal.
Gelegar teriakan mereka sukses mengusir kedamaian belasan burung di atas pepohonan makam yang lantas terbang menjauh.
Papan kayu yang semula dipegang rapat jatuh berserakan dari tangan mereka. Beberapa kerudung yang tak diberi jarum tersangkut pada dahan-dahan pohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBATAS FIGURAN
FanficBagaimana rasanya membuka mata di dalam liang lahat? Dengan tubuh dibungkus rapat oleh lembaran kain kafan, dengan hidung dan telinga yang disumbat butiran bola kapas. Harley Titanic, duda tampan 45 tahun dengan catatan kriminal terbanyak semasa hid...