Jaemin membuka matanya ketika hari beranjak siang. Hari ini jadwal mereka dimulai pukul 1 siang, jadi mereka bisa sedikit santai di pagi hari. Ia melirik jam mejanya dimana jarum pendek jam menunjuk pada angka 11. Ia segera bangun sembari meregangkan tubuhnya dan melirik ke kasur yang berada di sebelah single bed-nya. Kosong. Jeno sudah bangun rupanya.
Jaemin bergegas menurunkan kakinya, lantas memandang sekeliling. Gorden sudah terbuka, membuat cahaya matahari masuk ke dalam kamar. Dahan pohon yang mencapai jendelanya telah menggugurkan semua daunnya, dengan setumpuk kecil-kecil pemandangan putih di beberapa sisi. Salju, sesuatu yang sangat Jaemin benci.
Pandangan mata Jaemin jatuh pada 6 benda yang berjajar di jendela. Terdapat celah kecil di jendelanya, dimana kini terdapat benda-benda yang menarik perhatiannya. Ia segera mendekat pada barang-barang itu, lantas tersenyum kecil. Masing-masing benda ditempeli sticky notes warna warni.
Syal. Dari Jisung. 'Pakai syal ini agar tidak kedinginan ya hyung' diakhiri dengan gambar hamster yang lucu.
Satu pak besar hotpack, penghangat tangan. Dari Renjun. 'Jaemin-ah, jangan merasa sendiri, oke?'
Sebuah penutup mata untuk tidur bergambar semangka. Tanpa membaca pengirimnya, Jaemin tahu, tentu saja Mark. Siapa lagi dalam grupnya yang sangat menyukai semangka? Jaemin tertawa kecil sebelum pesan hyung tertuanya itu membuat senyumnya memudar. 'Datang pada hyung saat kau kesulitan, Nana-ya.'
Jaemin meletakkan kembali setiap barang dan mengamati sisanya. Sekaleng americano hangat, bucket hat hitam, dan sekotak ayam goreng. Jaemin yakin Haechan yang memiliki pemikiran di luar nalar adalah orang yang memberinya ayam goreng. Jaemin membalik kotaknya dan tersenyum kecil menemukan hanya ada gambar matahari tanpa pesan apapun. Jaemin melepas notes itu, lantas menempelkannya pada kaca yang dingin, berharap matahari yang satu ini dapat mengganti langit yang mendung. Ia mengamati hangat nafasnya yang terhembus pada kaca jendela, membuatnya memburam.
Jaemin menempelkan tangan kanannya pada kaca jendela, merasakan hawa dingin yang langsung menjalar. Tangan kirinya menggenggam, memaksa matanya mengedarkan pandangan taman penuh salju di hadapannya. Ia harus tahu, bahwa kini ia akan baik-baik saja.
Nyatanya, Jaemin merasa ia selemah itu. Hanya karena hari pertama salju turun, ia nyaris tidak tidur sama sekali hingga pukul 4 pagi. Ia bahkan tidak ingat saat ia berhasil tertidur. Ia hanya ingat Jeno yang terbangun saat ia meringkuk di atas kasurnya. Jeno hanya menepuk-nepuk punggungnya, tetapi Jaemin sama sekali tidak menoleh.
"Jaemin hyung!" panggil Jisung membuat Jaemin segera menoleh pada sumber suara. Dongsaeng terkecilnya tampak nyengir dengan rambut basah khas sehabis mandi, berdiri di pintu yang baru saja ia buka. Jisung segera masuk, lantas menyeret Jaemin yang tampak terkejut.
"Ayo hyung! Ahjumma memasak banyak makanan spesial pagi ini," kata Jisung. Jaemin hanya pasrah mengikuti tarikan tangan Jisung.
Begitu tiba di meja makan, Jaemin melihat beberapa jenis makanan dalam piring-piring kecil berjajar rapi di meja. Jaemin hanya menurut ketika Jisung mendudukannya di meja makan. Ia melihat setiap member yang ikut duduk di sekelilingnya sembari mengambil piring yang tertumpuk di tengah. Renjun mengambilkan nasi ke piringnya, dengan porsi yang sangat pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again Next Winter [✓]
Fanfikce[COMPLETED] Jaemin kehilangan kepercayaannya pada siapapun hingga member harus berusaha keras meyakinkannya, bahwa mereka tidak akan pernah pergi dari sisinya. "Jika dunia masih memusuhimu sekalipun, kami tidak akan menjadi bagian darinya, sampai ka...