Hyunjin terdiam, mengaduk makanannya, lantas menyuapkan pada dirinya sendiri dengan porsi sedikit-sedikit. Felix dan Chenle tampak mengobrol seru. Keduanya sangat cepat menjadi dekat satu sama lain, bahkan tampak saling bertukar nomor telepon. Jisung masih tampak canggung dengan Seungmin, tetapi mereka tetap mencoba untuk saling berbicara satu sama lain.
Hyunjin menatap Jaemin yang sedang makan dalam diam. Ada yang mengganggu pikirannya. Jaemin yang merasa diperhatikan, mengangkat wajahnya dan menatap Hyunjin yang duduk di seberangnya. Dahinya mengernyit.
"Apa?" tanya Jaemin dengan wajah datar. Hyunjin segera menggelengkan kepalanya.
"Tidak," jawab Hyunjin singkat lantas kembali sibuk dengan makanannya. Jaemin hanya mengangkat bahu dan melakukan hal yang sama, sibuk dengan makanannya. Jaemin tidak menyadari bahwa Hyunjin sesekali masih memperhatikannya dengan wajah sedih.
Hyunjin belum pernah bekerja satu panggung dengan Jaemin. Hari ini adalah kali pertama. Satu hal yang Hyunjin rasakan, Jaemin berbeda saat berada di atas panggung. Ia menjadi sosok Jaemin yang selalu ia rindukan. Seperti sosok Jaemin saat masih kecil dulu.
Jaemin yang ceria. Jaemin yang tersenyum sangat manis seolah tidak menyimpan beban apapun. Jaemin yang selalu bercerita betapa cantik ibunya, betapa ia sering mengatakan bahwa masakan ibunya yang paling enak. Jaemin kecil yang sangat dekat dan mengutamakan ibunya di atas segala hal yang ada di dunia.
Hyunjin hanya tidak menyangka akan menemukan sosok itu kembali, tetapi bukan pada keadaan sebenarnya. Ia tahu itu tidak bisa disebut 100% pura-pura, karena pada kenyataannya sosok Jaemin di atas panggung adalah pribadi Jaemin sebelum tragedi sang ibu merubahnya secara total. Hyunjin hanya tidak mengerti bagaimana sahabatnya dapat menjadi sosok yang begitu berbeda saat berada di panggung dan di balik layar. Hyunjin justru merasa semakin khawatir. Banyak yang telah ia lewatkan.
"Jika itu karena sikapku yang berbeda di depan kamera, aku harap kau tidak terlalu memikirkannya. Pada akhirnya tidak semua public figure menunjukkan sisi dirinya yang sebenarnya di layar kaca," tutur Jaemin tiba-tiba membuat Hyunjin tersedak makanannya sendiri. Jaemin seperti bisa membaca pikirannya secara tiba-tiba. Jaemin terkejut dan segera membuka botolnya, menyerahkannya pada Hyunjin. Felix yang sangat peka pada Hyunjin segera menoleh pada teman satu grupnya. Tetapi begitu menyadari bahwa tidak ada yang terjadi, ia kembali fokus berbincang heboh dengan Chenle.
"Terbaca ya?" kata Hyunjin sembari meringis. Jaemin tersenyum kecil.
"Aku hanya tidak ingin Na Jaemin NCT Dream dikenal sebagai sosok yang sangat suram," kata Jaemin membuat Hyunjin mencelos. Hyunjin hanya diam. Selera makannya menghilang seketika.
Jaemin menyadari suasana hati Hyunjin tampak memburuk. Terbukti dari sahabatnya yang hanya mengaduk makanan tanpa memakannya lagi. Jaemin hanya diam tidak mampu melakukan apapun. Karena bagi Jaemin, berpura-pura menjadi dirinya yang dulu jauh lebih mudah dibandingkan berpura-pura menjadi orang lain dengan menciptakan karakter dirinya yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again Next Winter [✓]
Fanfic[COMPLETED] Jaemin kehilangan kepercayaannya pada siapapun hingga member harus berusaha keras meyakinkannya, bahwa mereka tidak akan pernah pergi dari sisinya. "Jika dunia masih memusuhimu sekalipun, kami tidak akan menjadi bagian darinya, sampai ka...