Chapter 10 : Bonsang Pertama

233 40 9
                                    

Jisung mengernyitkan dahinya ketika menyadari aroma daging panggang menguar di seluruh ruangan dorm mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung mengernyitkan dahinya ketika menyadari aroma daging panggang menguar di seluruh ruangan dorm mereka. Tidak mungkin Haechan yang memasak bukan? Haechan memang pandai memasak, tetapi lebih banyak malasnya. Ia lebih suka memakan masakan orang lain. Jisung keluar kamar dan mendapati Jaemin tampak sibuk memanggang daging di atas panggangan kompor. Jisung tertegun sejenak. Sudah lama sekali Jaemin tidak memasak di dorm. Jaemin lebih banyak mengurung diri di kamar setelah kejadian yang menimpa ibunya. Ketika berada di luar kamar, Jaemin akan berakhir dengan melamun.

Jisung mendekati Jaemin dan takjub mendapati beberapa daging tampak sudah matang sempurna. Ia mencomot satu yang berukuran kecil dan memakannya. Rasanya sangat enak, sungguh. Sudah lama Jisung tidak merasakan masakan Jaemin, rindu sekali. Daging yang dipanggang Jaemin adalah yang terbaik bagi Jisung.

Jaemin tersenyum ketika Jisung mengambil daging yang sudah matang tanpa izin. Apalagi melihat binar mata Jisung yang tampak lucu. Ia bahkan mengambil daging lagi.

"Enak?" tanya Jaemin. Jisung langsung mengarahkan jempolnya.

"Legend!" seru Jisung. Jaemin hanya tersenyum tipis seperti biasanya.

"Tumben hyung membeli daging," tanya Jisung sembari mengamati Jaemin yang masih membolak balikkan daging di atas panggangan dengan hati-hati.

"Jeno yang bawa. Dari pernikahan," tutur Jaemin. Jisung menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah semua daging matang, Jaemin memanggang roti. Jisung melihatnya dengan takjub.

"Apa yang bisa kubantu hyung?" tanya Jisung. Jaemin tampak berpikir sejenak sebelum menunjuk satu baskom selada.

"Cuci seladanya, Jisung-ah," kata Jaemin. Jisung mengangguk semangat, lantas mulai mencuci selada dengan hati-hati. Setelah itu, ia mengekori Jaemin menyusun roti, daging, selada, tomat, dan timun yang sudah lebih dulu dipotong oleh Jaemin. Jisung berusaha mengikuti langkah-langkah Jaemin walaupun berakhir dengan miliknya yang tampak berantakan. Tidak lupa mereka memasukkan saus dalam tangkupan roti dan daging itu. Setelah jadi 7 buah, keduanya menatap burger buatan mereka dengan wajah puas.

"Panggil hyungmu, Jisung-ah," titah Jaemin. Jisung mengangguk lantas berlari kecil berkeliling dorm untuk memanggil member yang lain satu persatu. Sedangkan Jaemin merapikan meja dari piring-piring kecil kotor bekas bahan-bahan pembuat burger. Ia menumpukkan piring-piring itu dengan hati-hati di bak cuci.

Mark yang pertama muncul, terhenti sejenak mendapati 7 buah burger yang berjajar di meja makan. Ia menatap Jaemin yang tampak merapikan meja dapur sembari tersenyum penuh kelegaan. Tak lama, Jeno datang dan menatap meja dengan takjub.

"Ini dari daging kemarin, Jaemin-ah?" seru Jeno membuat Jaemin menoleh.

"Yups. Masih ada lagi kalau kurang," kata Jaemin. Jeno langsung duduk dan mengambil 1, diikuti Mark. Member yang lain menyusul kemudian.

"Yang berantakan pasti Jisung yang susun," ejek Haechan. Jisung mencibir.

"Rasanya kan sama, tetap enak hyung," elak Jisung tidak terima.

See You Again Next Winter [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang