Pesawat baru saja mendarat. Jaemin baru membuka mata ketika roda pesawat menyentuh landasan, membuat guncangan lumayan keras yang langsung membangunkannya. Ia menoleh ke kanan dan kirinya. Mark yang berada di sebelahnya tampak mengusap mata, sama-sama baru saja terbangun. Kelelahan membuat para member tertidur sepanjang penerbangan, hanya terbangun saat jam makan saja.
Begitu turun dari pesawat, mereka bergegas menuju conveyor belt, berdiri menunggu koper mereka lewat dengan mata setengah terkatup. Jika saja para manajer tidak mengambilkan koper mereka, mungkin koper itu akan berputar lagi lebih dari satu kali. Bahkan kini Jisung dan Chenle sudah berjalan menjauh, duduk pada salah satu bangku sembari bersandar satu sama lain, tertidur. Beberapa menit kemudian, guncangan kasar Haechan membuat kedua magnae mereka terbangun seketika. Keduanya mengerang sebal, tetapi tetap bangkit dengan langkah gontai.
Member lain juga melangkah dengan lunglai, hanya Jaemin yang justru tampak lebih semangat begitu mereka mencapai ruang tunggu tempat banyak penggemar mereka berkumpul untuk melihat mereka. Ia melangkah cepat, paling depan, sebisa mungkin segera mencapai bagian depan Bandara Incheon yang banyak terdapat taksi atau kendaraan umum. Kerumunan wartawan dan penggemar menimbulkan sedikit kericuhan, tetapi para bodyguard NCT Dream melakukan tugasnya dengan sangat baik. Mereka dapat mencapai mobil van penjemput dengan cepat.
"Jeno-ya, aku titip koperku," kata Jaemin sembari menunjuk kopernya yang sudah dimasukkan ke dalam mobil van oleh salah satu manajer mereka. Jeno mengangguk sembari menunjukkan jempolnya.
"Hati-hati Jaemin-ah," kata Jeno. Para member sudah tahu, Jaemin hendak langsung menemui Hyunjin.
"Ayo, hyung antar sampai masuk ke taksi," kata Manajer Han, merasa khawatir karena sekeliling mereka masih ramai dengan para penggemar yang bisa saja mengejar Jaemin secara tiba-tiba. Keduanya melangkah ke arah salah satu taksi yang tampak kosong. Setelah memastikan Jaemin aman di dalam taksi, Manajer Han melambaikan tangan dan berbalik kembali ke mobil van NCT Dream.
"Cafe Travel Maker, Ahjussi," kata Jaemin sembari menunjukkan maps café favorit Hyunjin tempat mereka akan bertemu pada ponsel sopir taksi. Sopir taksi tersebut tampak mengangguk dan segera menjalankan mobilnya.
Jaemin baru sadar ia belum menyalakan ponselnya setelah penerbangan. Sembari menunggu ponselnya siap digunakan, tatapan matanya mengarah pada pemandangan malam di sekitarnya. Mobil sudah memasuki jembatan yang menghubungkan Bandara Incheon dengan daerah Incheon sendiri. Butuh waktu sekitar satu jam untuk sampai di Seoul. Jaemin melihat gemerlap lampu yang memantul pada air laut, tersenyum kecil sendiri.
Ketika ponselnya telah terbuka sempurna, Jaemin mengernyitkan dahinya. Terdapat puluhan panggilan tak terjawab dengan jeda yang sangat singkat. Seluruhnya, berasal dari Hyunjin. Tanpa sadar, Jaemin menggenggam tangannya sendiri, menggulir ponselnya dengan cepat, mendapati ada satu pesan dari Hyunjin. Satu pesan pendek yang tidak ia mengerti, kombinasi angka. Jaemin mendapati pesan itu dikirim sekitar pukul 5 sore. Telepon berturut-turut juga dilakukan pukul 3 sore hingga pukul 5 sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again Next Winter [✓]
Fanfiction[COMPLETED] Jaemin kehilangan kepercayaannya pada siapapun hingga member harus berusaha keras meyakinkannya, bahwa mereka tidak akan pernah pergi dari sisinya. "Jika dunia masih memusuhimu sekalipun, kami tidak akan menjadi bagian darinya, sampai ka...