Mark bersandar pada sofa ruang rawat Jaemin dengan wajah frustasi. Kepalanya menengadah ke atas, matanya tertutup. Jisung juga tampak berada di sana, tertidur dengan posisi telungkup di samping ranjang Jaemin.
Kemarin polisi mengantarkan surat kepada Mark. Mereka menjelaskan penemuan bukti kasus baru ayah Jaemin dan surat terakhir Hyunjin yang selama ini disembunyikan. Begitu ia menerima surat tersebut, pikirannya langsung tertuju pada Jaemin, ia segera pergi ke rumah sakit secepat mungkin. Ia berpikir Jaemin pasti mendapat surat dari Hyunjin, sesuatu yang membuat Mark merasa khawatir.
Berita pengeluaran Hyunjin secara sepihak dari grup hari ini muncul di media. Penggemarnya marah, agensi diserang dengan banyak cacian. Bangchan mengatakan padanya bahwa member sangat terpukul. Mereka tidak pernah menyangka tindakan pemutusan kontrak sepihak itu yang ternyata merenggut Hyunjin dari mereka. Padahal member tidak pernah keberatan berganti formasi secara mendadak. Seandainya mereka tahu hari itu kontrak Hyunjin diberhentikan secara sepihak, member akan berjuang demi tetap mempertahankan Hyunjin di dalam grup.
Mark memperhatikan Jaemin yang masih belum terbangun sejak semalam. Mark merasa sedih. Ia ingat betapa paniknya ia saat menemukan Jaemin terbaring di lantai semalam. Ia hanya takut Jaemin melukai dirinya sendiri. Tetapi ketika ia hanya menemukan luka bekas tarikan infusnya, ia tahu Jaemin tidak melakukannya. Lantas sebuah surat yang berada di atas ranjang membuatnya menyimpulkan bahwa isi surat tersebut yang menjadi penyebabnya.
Mark teringat isi surat Hyunjin untuk semua member NCT Dream yang ia terima semalam. Suratnya sangat singkat, tetapi mengandung makna besar dan terasa sangat menyedihkan. Hanya tertulis seperti ini.
Bisakah kalian menggantikanku mengatakan pada Jaemin satu kalimat penting setiap akhir musim dingin? Aku tidak akan bisa melakukannya lagi. Ia harus bertahan. Tolong jaga dia, jangan meninggalkannya, demi aku.
Kalimat yang kumaksud, 'See you again, next winter'.
Sebuah kalimat yang lebih dari menyayat hatinya, karena pada akhirnya Jaemin tidak akan bisa bertemu dengan Hyunjin lagi musim dingin selanjutnya. Kalimat yang Mark rasa Hyunjin katakan untuk Jaemin agar Jaemin selalu bertahan, tetapi justru Hyunjin yang menyerah.
Pergerakan pada ranjang Jaemin membuat Jisung langsung duduk tegak. Mark melihatnya dan bergegas bangkit mendekati keduanya. Mata Jaemin terbuka perlahan. Tatapannya sayu, ia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya, seperti berusaha mengingat-ingat. Jisung tersenyum menenangkan, lantas mengusap tangan Jaemin yang masih berada dalam genggamannya.
"Pagi hyung," sapa Jisung. Jaemin tidak membalasnya. Ia tidak ingat saat ia tertidur tadi malam. Ia hanya ingat, dirinya sempat melangkah menuju kaca besar, lalu tiba-tiba semuanya gelap begitu saja. Jaemin menoleh pada tangan kirinya yang telah kembali tersambung jarum infus. Ia melihat plester luka di bagian bawahnya. Ingatannya berangsur-angsur kembali. Ia teringat surat Hyunjin yang ia baca, sebelum seluruh tenaganya terasa hilang entah kemana.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You Again Next Winter [✓]
Fanfic[COMPLETED] Jaemin kehilangan kepercayaannya pada siapapun hingga member harus berusaha keras meyakinkannya, bahwa mereka tidak akan pernah pergi dari sisinya. "Jika dunia masih memusuhimu sekalipun, kami tidak akan menjadi bagian darinya, sampai ka...