Pagi yang cerah di kota selalu di penuhi huru hara, orang berlalu lalang di keramaian trotoar jalan, klakson motor dan mobil bersahut sahutan.
Blaze adalah satu diantara para pengendara mobil yang tak sabaran. Ia terus menekan tombol klakson dan menggerutu melihat mobil di depannya masih tidak bergeming setelah beberapa detik lampu menjadi hijau di atas sana.
" nungguin Apaan sih tu orng ?! " Ucap Blaze mengeluarkan setengah tubuhnya keluar kaca mobil untuk melihat kaca spion mobil yang di depan sana.
" Woy cepetan jalan ! " Teriaknya ketika melihat si pemilik mobil di pantulan kaca spion.
Sial sekali. Jika saja blaze mengendarai motor sekarang ia sudah bisa menyelip mobil itu begitu saja.
Si pemilik mobil itu terlihat panik. Bahkan sudah mau menangis. Beberapa orang lain juga sudah menghujatnya karena ia tak kunjung maju.
" Woy! " Kini blaze sudah berada di dekat kaca mobilnya yang terbuka. " Lo Mau jalan kagak sih? "
" M-maaf kak, mobil saya mogok " jawab gadis SMA di dalam mobil.
Blaze menatapnya tidak percaya.
" Serius kakk "
" Derita Lo " Blaze berbalik dan meninggalknnya.
" Bukannya bantuin.. " si pemilik mobil menghela nafas.
Beberapa saat kemudian ia melihat orang orang sudah berlalu pergi dengan kendaraan masing masing. Kini tinggal ia yang terdiam di dekat traffic light itu.
" Turun bentar coba " Blaze nampak dari jendela sebelah kanan.
Sukses membuat si pemilik mobil kaget.
" Gw bilang, tu-run " blaze kembali menegurnya.
" I-iya kak " si pemilik mobil turun dan berdiri di trotoar jalan. Melihat blaze di samping sana membuka pintu dan masuk ke mobil, ia kembali berucap. " Eh kak- "
Blaze menoleh, tidak jadi duduk di jok mobil.
" apaan ? Lo pikir gw mau nyolong mobil lu ? " Ucapnya.
" N-nggak. Bukan gitu kak "
" Yaudah situ diam aja kali. Pengen di tolongin doang ribet amat " Blaze mengoceh sambil menyalakan mesin mobil.
Beberapa kali Blaze mengecek mesin mobil itu tetap tidak bisa menyala. Si pemilik diam di trotoar mengawasinya. Blaze keluar kemudian membuka mesin mobil. Ia mulai sibuk dengan itu.
Sampai akhirnya mesin mobil itu bisa menyala, Blaze tersenyum bangga dengan pencapaiannya. Ia kemudian menoleh melihat si pemilik mobil.
" beres nih " ucap Blaze.
" Wah! Makasih banyak kak. " Jawab si pemilik mobil yang kemudian merogoh tas totebag di bahunya. " Ini ada dikit buat beli rokok kak " tawarnya pada Blaze.
Mungkin menurutnya Blaze terlihat seperti bapak bapak perokok yang suka marah marah sehingga ia menawarkan upah seperti itu pada Blaze?
" emang gw minta ? " Blaze menolak keras.
" udah, ambil aja kak " si pemilik mobil itu memaksa. Ia memberikan selembar uang merah ke tangan blaze.
" Gak butuh gw ah. Makasih aja " Blaze memberikannya kembali.
" Beneran nih kak, ngak pa pa ? "
Blaze mengangguk malas.
" Yaudah sebagai gantinya ini kartu nama saya kak. " Ia menyodorkan kertas kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Another Life
FanfictionHari Minggu ini, Ke tujuh saudara elemental menghadiri pesta perayaan di vila mewah pulau terpencil. Di akhir pesta salah satu dari mereka tak sengaja membuka gerbang dimensi lain, membuat mereka bertujuh terlempar ke dalamnya dan harus hidup dalam...