20

60 10 0
                                    

Gempa berbalik badan untuk melihat ke arah tangga menuju ke lantai atas.

Matanya membulat kaget ketika mendapati bangunan itu runtuh dan semua puing puing akan menyimpannya sebentar lagi.

Dengan refleks cepat, Gempa menggunakan kekuatan elemen tanah untuk menahan reruntuhan itu.

Setelah berhasil menahan sisi di depannya. Gempa mendengar suara gemuruh dari belakang juga.

Dari ruangan roh api, tempat dimana blaze berada.

" Blaze! " Gempa mengulurkan tangan kanannya untuk menahan reruntuhan di sisi ruangan itu juga.

Sekarang ia benar benar mencoba fokus untuk menahan kedua sisi itu.

Namun ketika melihat ke arah depannya.

Sial!

Sisi itu juga runtuh, sementara Gempa belum bisa menguasai kekuatan elemen dengan empat arah angin.

Alhasil ia terjatuh ke tengah tengah anak tangga, di timpa reruntuhan.

Matanya masih sempat menoleh ke arah ruangan hendak memastikan blaze ada di dalam sana baik baik saja.

.
.
.

" kamu pikir apa yang sedang kamu lakukan, Masryal? " Jenderal baya menunjuk hidung Marsyal Hangkasa dengan tatapan jijik.

" Kamu membebaskan para tahanan dan mengkhianati kerajaan?! "

" Kamu pikir raja pyrapi akan membiarkan kamu hidup setelah ini?! "

Marsyal Hangkasa hanya mundur mengikuti setiap langkah maju dari jenderal baya.

Ia tahu benar bahwa orang di hadapannya ini akan membunuhnya sebentar lagi.

" Berhenti! " Titah jenderal baya.

Melihat pergerakan Marsyal Hangkasa, ia tidak begitu bodoh sehingga menyadari bahwa langkah itu menuju ke ruangan di mana roh api berada.

" Jangan katakan bahwa kamu telah menyelamatkan nyawa pangeran api dengan bantuan roh api! "

Jenderal baya murka. Ia mengeluarkan pedang panjangnya dan meletakkan tepat di depan urat leher Marsyal Hangkasa.

Berfikir sejenak. Marsyal Hangkasa berdecak " benar, aku melakukannya "

" Penghianat! " Jenderal baya menebaskan pedangnya.

Refleks cepat Marsyal Hangkasa. Ia menahan pedang itu dengan tanah dari kekuatan elemen miliknya.

Tak cukup berapa detik, tanah keras itu menyelimuti seluruh tubuh jenderal baya juga.

Alhasil pergerakannya terhenti.

" Aku melakukan apa yang Seharusnya ku lakukan, manusia haus kekuasaan seperti kalian tidak akan pernah mengerti " tukas Marsyal Hangkasa.

" Apakah menurutmu menjadi penghianat adalah hal terpuji? "

" Aku adalah raja kerajaan tanah. Aku bukan penghianat "

Mendengar pernyataan barusan, Jenderal Baya menjadi lebih waspada dan kaget. Ia tak pernah berfikir bahwa Marsyal Hangkasa yang sudah bekerja di bawah perintah raja pyrapi selama berpuluh puluh -tahun lamanya adalah raja dari kerajaan besar di belahan dunia lain.

" Kamu tidak mungkin serius! " Ucap jenderal baya.

" Aku tidak akan memaksamu percaya. Sebentar lagi pasukanku akan datang menghancurkan kerajaan ini "

" Aku juga yang telah membuat perang palsu antara kerajaan ku dan kerajaan air untuk menjebak kalian semua "

" Aku akan menerima gelar penipu yang akan kalian berikan kepadaku dengan hormat! "

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang