18

67 12 0
                                    

Benar benar suatu keajaiban!

Solar melihat dengan kedua matanya sendiri, Marsyal Hangkasa membukakan pintu penjara satu persatu untuk solar.

Ia tersenyum dan menoleh menatap Solar seraya berkata " kemari? Bukankah kau mau bertemu dengan mereka? "

Solar mengangguk angguk semangat,

Ia melangkah memasuki penjara bersama Marsyal Hangkasa.

Kemudian rasa ragu mulai menyelimutinya. Berfikir jangan jangan ini hanyalah jebakan.

Marsyal Hangkasa melihatnya dengan penuh pengertian.

Ia tau apa yang tepatnya sedang dipikirkan oleh Solar. " Jangan takut, aku tidak akan melukaimu! "

" Saya tahu anda adalah bawahan dari raja kerajaan ini! " Jawab Solar.

" Kesampingkan semua itu dulu, kita bisa membicarakannya nanti " solar mendengus kesal.

" Dasar penipu tua! "

" Aku tidak begitu bodoh akan terjebak perangkap dua kali di dunia konyol kalian "

" Kalau kau bersikeras seperti itu, untuk apa aku menyembunyikan identitas " balas Marsyal Hangkasa.

" Benar, Aku adalah penipu tua, Hangkasa, raja kerajaan tanah. Aku menjadi bawahan raja kerajaan vulkania ini untuk mengelabui kerajaan mereka secara langsung. "

Solar tertegun sejenak mendengar penjelasannya. " Cih! "

" Kamu fikir aku akan percaya begitu saja ? "

" Aku tidak membutuhkan kepercayaan mu " ucap Marsyal hangkasa itu.

Ia melangkah meninggalkan Solar.

" Hendak kemana kamu sekarang? " Solar melihatnya pergi.

" Aku akan meninggalkanmu dan berjaga di luar gerbang penjara ini " jawab Marsyal Hangkasa sembari menoleh melihatnya. " Masuk dan temuilah saudara saudaramu "

Solar tidak punya pilihan lain.

Ia berlari mendekati Halilintar. Menepuk nepuk pipinya pelan, mencoba membangunkannya dengan semua cara halus yang ia ketahui.

Setelah beberapa kali ia tidak mendapatkan respon positif dari Halilintar, ia mengecek pernafasan serta nadinya.

Semuanya baik baik saja.

Solar menghela nafas lega mengetahui hal itu.

Mungkin memang Halilintar belum bisa sadar saat ini. Solar akan mencoba membangunkan yang lain terlebih dahulu.

Duri!

Sebagai penguasa elemen pohon, ia memiliki kemampuan menyembuhkan yang sangat hebat. Lebih hebat dari dirinya dan juga air.

Solar bergegas mendekati Duri yang ada di sel tahanan paling sudut.

Setelah mengecek nadi dan pernafasannya. Solar mengetahui bahwa anak pecinta alam ini mengalami kondisi tubuh yang mulai melemah.

Dilihat dari bibirnya yang pucat sepertinya ia kehilangan banyak darah.

Solar segera mengecek dimana letak luka yang membuatnya seperti itu.

Tidak ada satupun luka yang solar temukan, ia menggeleng geleng kan kepalanya tidak percaya.

Ada kemungkinan lain yang terpikir olehnya.

Duri mungkin kedinginan.

Tapi itu bukanlah kemungkinan yang besar, karena Solar lihat rambut Duri ini penuh dengan keringat sampai basah kuyup.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang