19

68 11 0
                                    

Sudah beberapa menit berlalu dengan cepat di ruangan takhta kerajaan ini.

Duri sudah menangis sesegukan sambil berlutut di lantai dan memeluk kakinya sendiri.

Sementara itu, Gempa menangis dalam diam sambil memeluk Blaze di pangkuannya.

" Apa yang kau lakukan, Gempa? " Seorang menepuk pundaknya dari belakang.

" Seharusnya kau tidak bertele tele dan segera obati dia! " lanjut Masyal hangkasa mengusap lembut rambut Gempa.

Secepat mungkin Gempa menolehkan kepala melihat sosoknya.

Sejak mendengar suaranya, Gempa sudah merasakan tekanan energi kuat yang menahan elemen tanah miliknya.

Ia menyadari sosok itu berada di belakangnya, mengawasinya dari jauh sedari tadi.

" apa lagi yang kalian mau dari kami?! "  Tanya Gempa menggertakkan giginya geram.

Sebelumnya ia telah bertemu dengan Masyal Hangkasa. Kesan yang dimiliknya saat itu sangatlah buruk sehingga ia tak mau berhadapan lebih lama lagi dengannya.

" Pergilah! Tinggalkan kami disini! " Titah Gempa sambil menunjukkan pintu untuk keluar.

Parasnya yang masih sembab karena air mata sekarang terlihat merah gelap karena marah.

" Kamu tentunya sudah tahu bahwa aku mengawasimu sedari tadi " ucap Marsyal Hangkasa seakan tidak mempedulikan kata kata Gempa.

" Aku tidak mengawasimu dengan tujuan kosong, aku hendak membantu! "

Gempa melihatnya dengan tatapan sarkas. Jelas sekali ia tunjukkan bahwa keberadaan orang itu tidak disukainya.

" aku tidak akan meminta bantuan apapun  dari siapapun di dunia ini! " Tukas Gempa.

" Pergi dan tinggalkan kami sendiri "

" Aku akan meminta maaf kepadamu terlebih dahulu atas sikapku saat kita pertama kali bertemu " Marsyal Hangkasa kembali menjawabnya seperti tak mempedulikan ucapan Gempa.

" Kalian bisa mencoba menyembuhkannya dengan gabungan kekuatan elemen kalian " jelas Marsyal Hangkasa kepada Gempa dan Duri.

Duri menatap Gempa dengan bingung. Sepertinya ia ingin mencoba saran itu. Tangannya dengan cepat mengusap air mata di kedua pipinya dan mengangguk. " Ayo kita coba "

" Jangan percaya padanya, Duri! " Gempa menasihati.

" percayalah, Duri. " Masryal Hangkasa menimpali.

" Aku punya elemen yang sama dengan Gempa, Aku akan membantu menstabilkan kembali kekuatannya " Marsyal Hangkasa kembali meletakkan tangan di bahu Gempa. Ia ikut berjongkok di dekatnya.

" Pergi! " Gempa menepis tangan Marsyal Hangkasa dengan kasar. Ia menggertak " kamu tidak mendengar perkataan ku sejak tadi?! "

Plak!

Suara Tangan Masyal Hangkasa melayang menampar pipi Gempa. " Sadarilah Gempa! "

" Kamu hanya akan memutus harapan hidup Blaze jika terus seperti ini "

Gempa memegang pipinya sambil menunduk. Ia melihat wajah blaze di pangkuannya.

" Ayo lakukan " Gempa memegang kedua tangan Blaze. Menyedekapkannya di atas dada kemudian memulai pengobatan dengan kekuatan elemen tanah.

Duri mengikutinya dan meletakkan tangan di atas tangan Gempa. Ia juga memperkuat kekuatan pengobatan miliknya.

Sederhananya, elemen Gempa dapat menetralkan racun dan menghentikan pendarahan. Setelah itu Duri dapat lebih mudah mengobati luka luar maupun dalam.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang