13

51 10 0
                                    

" bantuan datang! " Ciel berteriak dari belakang.

Blaze dengan cepat menoleh melihatnya.

Rasa lega mengalir dari kepala hingga unjung kakinya.

Meskipun tidak tau apa yang bisa dilakukan oleh Ciel. Setidaknya ia memiliki seorang teman disini.

Ciel melepaskan beberapa anak panah sekaligus.

Anak panah itu dengan misterius berpecah menjadi puluhan anak panah yang melesat di udara.

Di tambah dengan keakuratan, anak panah itu benar benar menembus tubuh para prajurit.

Satu persatu dari mereka tumbang di atas atap.

Pasukan ketiga yang baru saja datang menjadi semakin bersemangat.

Dengan adanya Ciel yang baru saja melancarkan serangan, mereka semua berpindah sasaran.

Mereka mendekati Ciel dengan langkah cepat.

" lari lah ke atas bangunan utama itu! " Ciel meneriakkan petunjuk kepada Blaze.

Kemudian ia berlari turun dari atap bangunan sekunder dengan menarik banyak prajurit.

Mereka semua mengejar Ciel.

Blaze berusaha memanjat ke atas atap bangunan utama. Ia sudah berhasil mencapai pinggiran atap dengan baik.

Ketika sepasang tangan menarik tubuhnya kembali ke bawah, ia menjadi dingin dan ketakutan. Ia menoleh dengan muka pucat.

" Kamu pikir kamu bisa kemana? " Suara jenderal baya terdengar kelam dan penuh dendam.

Seakan ia sudah tahu betul pergerakan blaze selanjutnya dan seakan ia tahu siapa blaze yang sedang menyamar ini.

" Lepaskan! " Blaze menyingkirkan diri darinya. Dengan cepat ia berdiri dan menatap jenderal baya penuh kemarahan.

" Kamu datang ke sini untuk menemui teman teman mu, biarkan aku mengantarkan mu " wajah jenderal baya berubah meremehkan.

Ia menarik kerah pakaian Blaze dengan kasar dan membantingnya tanpa ampun ke atap di bawahnya.

Krek!!

Suara atap hancur!

Blaze jatuh sampai ke lantai ruangan yang ada di bawahnya.

Ruangan yang penuh remang remang cahaya lilin.

Terdengar juga desisan aneh dari sekelilingnya.

Blaze membuat bola api kecil di tangannya untuk melihat lebih jelas apa yang ada di dekatnya.

" Sarang ular?! " Blaze berdecak geram dengan apa yang dilihatnya.

Sungguh tidak masuk akal ada bangunan Berbahaya seperti ini di dekat bangunan utama kerajaan.

Blaze membuat lebih banyak bola api untuk menjauhkan ular itu dari dirinya. Ia kemudian perlahan mundur ke dinding dan mencari pintu untuk keluar dari ruangan itu.

ia menemukan sebuah gagang pintu.

Daun pintu itu terbuka tepat sebelum ia menariknya.

Kaget, blaze membalikkan badan dan melihat siapa yang ada diluar sana.

Ciel berdiri dengan terengah engah di depan pintu. Dengan secepat mungkin ia menarik blaze keluar dari ruangan itu dan menutup pintu kembali rapat rapat.

" Kamu berhasil mengalahkan mereka semua? " Tanya Blaze melihat Ciel.

Ciel bukan menjawab. Ia terduduk ke lantai dan bersandar pada dinding.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang