17

55 8 0
                                    

Solar menangis sejadi jadinya sambil memangku kepala blaze.

Yang lebih membuat hatinya sakit ialah bagaimana Blaze tidak mau menatapnya sedikitpun.

Seperti blaze benar benar tidak suka dengannya.

" Maafkan aku kak blaze.. tolong maafkan aku.. " lirih Solar sambil mengusap air matanya sendiri dengan tangan kiri. Sementara itu tangan kanannya di pakai untuk menopang kepala blaze.

Dengan suara serak blaze berusaha menjawab " aku tidak mengenalmu.. "

" Aku solar! Aku adik bungsu mu kak! " Solar meneriakinya, memeluk erat tubuhnya yang terkulai tanpa daya.

Blaze menghela nafas berat, dengan semua sakit yang dirasakannnya, ia tidak mau banyak berbicara lagi.

Sudah beberapa jam sejak ia dan solar di tinggalkan di depan singgasana raja pyrapi.

Sudah selama itu juga solar menangis meraung Raung di dekatnya.

Meskipun begitu, Tangisan anak laki laki usia remaja awal berambisi besar ini sama sekali tidak bisa membuat kepercayaan blaze goyah.

Justru ia menjadi semakin tidak percaya dengannya. Caranya ber akting benar benar realistis.

Jika saja ada keajaiban dan Blaze bisa bangkit dari kematiannya setelah ini, orang kedua yang akan dibunuhnya setelah Ciel, adalah dia.

Dia yang sedang menangis di dekatnya sambil menirukan suara dan paras solar.

Tidak ada yang bisa di percayai dari dunia ini. Semuanya tipu daya konyol..

Blaze mengingat ingat kembali apa yang sedang orang orang lakukan.

Hatinya kembali merasakan luka yang begitu kuat, mengingat bagian dari pembicaraan raja pyrapi dengan para bawahannya.

" Dari mata mata kita di timur, aku mendengar kabar bahwa sedang berlangsung perang antara kerajaan air dan tanah "

" benar yang mulia, perang telah berlangsung sejak dua tahun yang lalu melibatkan ratusan ribu prajurit kedua kerajaan kecil yang hina itu! "

" Siapa yang sedang mengalami kemunduran sekarang, maka kita akan mengulurkan tangan kepadanya. " Ucap raja pyrapi berjalan menghampiri jenderal baya dan Michael.

" Apa maksud anda yang mulia? " Tanya Michael tidak mengerti dengan jalan pikiran sang raja.

" Kita akan berpura pura memerdekakan mereka, lalu menguras habis sumber disana dan bersekutu dengan pihak lawan mereka " jawab raja sambil menghentak hentakkan pedangnya ke atas tanah.

" Negara air lah yang sedang mengalami kemunduran itu yang mulia.. "

Blaze ingin sekali memberontak!

Mereka merencanakan sesuatu yang jelas memperdayakan orang lain dengan kepercayaan palsu.

Benar benar licik!

Seseorang dari negara air sebelum ini sudah memberikan bantuan secara tidak langsung kepadanya.

Ia memberikan makanan dan juga menyembuhkan Ciel yang saat itu dikiranya sebagai keluarga dari blaze.

Menggeleng. Blaze menepis semua pemikirannya.

Mungkin orang yang membantunya itu juga adalah bagian dari rencana Ciel.

Ya! Pasti begitu.

" Bagaimana dengan mereka? "

Alinea menatap remeh penuh penghinaan kepada Blaze dan solar.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang