15

50 10 0
                                    

Ciel berlari sekuat tenaga menyusuri jalanan kota kembali menuju hutan. Blaze berada di belakangnya sambil memerhatikan sekeliling.

Ciel masih membawa beberapa anak panah dan busurnya di belakang punggung.

Blaze juga masih menyimpan senjatanya di ikat pinggang.

Mereka sudah sedia menghadapi prajurit kerajaan vulkania meskipun akan kalah lagi.

Setidaknya mereka tidak boleh sampai melibatkan penduduk kerajaan air yang tidak tau apa apa.

Mereka harus sampai di hutan kemudian kemudian memancing para prajurit itu. Mereka akan segera tertangkap jika memancing mereka sambil berlari ke arah hutan.

Sesaat setalah sampai di pinggiran hutan. Ciel ambruk ke atas tanah dengan lemas.

Ia seperti dehidrasi, tangan dan kakinya menjadi pucat pasi.

" Ciel! " Blaze menghampiri dan berjongkok di dekatnya. Ia memangku kepala gadis itu dan menepuk nepuk pipinya pelan.

" Aku baik baik saja! " Ciel menyingkirkan tangannya dan bernafas dengan terengah engah.

" jangan mati sekarang 'dong! " Blaze bercanda sambil kembali menepuk nepuk pipinya.

" Hentikan, blaze! " Ciel menjadi marah. Ia sedang tidak mau bercanda.

" Sebentar lagi mereka datang, tinggalkan aku disini dan pergi duluan saja! " Jelas Ciel. " Aku tidak bisa berlari lagi.. " bisiknya pelan.

" Aku menggendongmu! " Blaze menarik kedua tangannya. Menaikkan tubuh gadis itu ke punggungnya dan berlari sekuat tenaga.

" Percuma saja, aku Akan memperlambat mu.. "

" Ck, diam saja! "

Blaze terus berlari dengan nafas tercegat.

Berat badan Ciel memang tidak seberapa namun membawanya sambil berlari seperti menyiksa diri sendiri, kaki blaze sampai gemetaran karena sudah berlari sejauh ini.

.

.

.
Mereka akhirnya sampai benar benar di tengah hutan. Blaze menurunkan Ciel. Kemudian merebahkan diri di sampingnya dengan leluasa.

Dadanya naik turun mengatur nafas. Kedua kakinya seperti habis mendaki gunung yang tiada puncaknya.

Pegal sekali!

Di tengah tengah penatnya itu, blaze masih sempat menanyakan kabar Ciel di dekatnya.

" Apa maksudmu? " Ciel menjawab.

" Tentu aku baik baik saja, kamu menggendongku sepanjang jalan kemari. Kamulah yang pasti tidak baik baik saja! "

Ciel menatap Blaze dengan marah.

" Aku.. " blaze hendak mengatakan sesuatu untuk menjawabnya. Tapi nafas yang masih sesak menghentikan kata kata itu di tenggorokannya.

" Tidak apa apa... Tidurlah dulu! " Ciel melihatnya sambil tersenyum.

" Mereka..? " Blaze dengan tatapan sayu menatap ke arah jalan mereka datang kemari tadi. Ia menghawatirkan adanya para prajurit itu.

" Tidak akan! Mereka pasti tidak akan datang ke mari! "

Blaze merasakan kantuk yang begitu berat di matanya.

Tanpa menunggu lama lagi ia kehilangan kesadaran.

Ia masih mendengar Ciel mengocehkan beberapa kalimat dan memanggilnya.

" Blaze? "

" Blaze? "

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang