" berani sekali kamu menodongkan pedang murahan ini kepadaku! " Murka Blaze sembari menarik pedang itu dan mematahkannya.
Raja Pyrapi menjadi panik seketika. Ia mudur setelah mendengar suara itu.
Itu adalah suara roh api yang agung.
Roh api sudah mengendalikan tubuh Blaze. Raja Pyrapi tidak akan bisa menang meskipun menggunakan seluruh nyawanya untuk melawan.
Blaze bangkit dari tempat duduknya. Tatapannya mengedar mengelilingi sekitar, dapat ia lihat Halilintar Solar Taufan dan Duri serta Marsyal Hangkasa di sekitar sana.
" Kau membawa pasukan kecil untuk melawanku? " Blaze bertanya kepada Raja Pyrapi.
" Lemah sekali dirimu sampai melakukan hal seperti itu! " Blaze mencekik leher Raja Pyrapi dengan ganas.
Solar bergidik ngeri melihatnya. Blaze memang terbiasa bersikap sok jago, tapi ia tak pernah lakukan hal sekeji itu.
Suara retakan tulang bahkan terdengar sangat jelas dari leher Raja Pyrapi.
Yang hebatnya lagi, Raja pyrapi tidak bisa mengerang karena kehilangan suaranya.
Dalam sekejap, Raja Pyrapi terkulai lemas di atas permukaan tanah. Ia berada di ambang hidup dan mati.
" Kekuatan elemen api milikmu cukup bagus, tapi aku tidak tertarik mengambilnya dari orang lemah sepertimu.. " Blaze menyeringai lebar sambil bergumam.
" Aku takut kau akan mati mengenaskan di hadapan pasukan kecilmu.. "
Blaze Tidak melunturkan senyumnya dan menoleh melihat yang lainnya.
Halilintar menempatkan tangan di depan ketiga saudaranya yang lain bersifat protektif. " Blaze ? " Panggilnya.
" Siapa Blaze ? " Blaze mendekatinya dengan kedua tangan yang dilapisi api.
" Aku bukanlah Blaze! "
Bam!
Ledakan api muncul saat Blaze melayangkan tinjunya.
Ledakan api itu bisa mereka hindari berkat pertahanan tanah yang dikeluarkan oleh Marsyal Hangkasa.
" Berengsek! " Blaze mendelik tajam melihat dari arah mana kekuatan tanah itu muncul.
Ia melangkahkan kaki hendak menuju ke sana dengan seluruh tubuh yang membara.
" Blaze! " Taufan maju tanpa ketakutan sedikitpun. Ia meraih tangan Blaze.
" Sudah ku katakan, aku bukanlah Blaze! "
Zrashh!
Tiba tiba saja Blaze melayangkan pukulan berapi tepat ke dada Taufan.
Taufan melayang sejauh beberapa meter dari tempatnya berdiri. Ia terhempas ke tanah tak sadarkan diri.
Halilintar berdecak kesal. " Lalu siapa kau? "
" Hemp! " Blaze tidak menjawabnya. Ia kembali membalikkan badan untuk mendekati Marsyal Hangkasa.
Ketika melihat ke arahnya, Marsyal Hangkasa sudah tidak berada di sana.
Marsyal Hangkasa menyergapnya dari belakang dan menahan kedua tangannya.
Ia hendak menyadarkan Blaze dengan menekan kekuatan elemennya.
Seperti yang diketahui, tanah bisa memadamkan api.
" Kamu curang! " Blaze berbalik dan menghempaskan Tubuh Marsyal Hangkasa.
Setelah berhasil menahan pergerakannya di atas tanah, Blaze menapakkan kaki di atas perut Marsyal Hangkasa.
Halilintar tentu tidak akan membiarkan ini menjadi lebih ruwet. Ia mengambil langkah cepat dan mendorong Blaze dari Marsyal Hangkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Another Life
FanfictionHari Minggu ini, Ke tujuh saudara elemental menghadiri pesta perayaan di vila mewah pulau terpencil. Di akhir pesta salah satu dari mereka tak sengaja membuka gerbang dimensi lain, membuat mereka bertujuh terlempar ke dalamnya dan harus hidup dalam...