31

83 12 0
                                    

Ice terdiam mendengar jawaban Halilintar. Ia benar benar tidak menyangka bahwa bunga api abadi yang dibuat obat untuk Blaze kemarin adalah pemberian dari Ciel.

Ice tidak bisa memikirkan alasan mengapa Ciel mau memberikan bunga itu untuk Blaze.

Apakah Ciel mau memperdaya Blaze lagi?

untuk apa?

Bukankah semua peperangan ini sudah tidak ada gunanya? Kerajaan api sudah Hancur. Tidak ada alasan bagi Ciel untuk memperdaya mereka lagi.

Ratu Kerajaan Air melihat ke lima saudara itu saling berdiam diaman.
Solar tidak mau berbicara dengan seorangpun, Duri juga terlalu tidak tau harus berkata apa sehingga ia diam saja.

Taufan dan halilintar saling bertukar pandang dengan berbincang  dalam batinnya. Entah apa yang mereka perbincangkan, tiada yang tau.

Gempa kembali duduk ke tepi tempat tidur. Ia sudah mengambil sepiring makanan sedari tadi tapi tidak sempat memakannya. " lebih baik Duduk dan makan lah kalian semua "

Aquarine berdehem kecil sebelum ikut berbicara. " Ya, ayo kita makan bersama sama. Setelah itu kita susul Blaze ke penjara! "

" Benar. Kami menempatkan banyak prajurit berjaga di sana, dua orang pengawal juga pergi bersama Blaze. Kalian semua tidak perlu khawatir " Ratu Kerajaan Air menjelaskan.

" Terima kasih " Halilintar duduk kembali menyantap makanan di piringnya. Beriring dengan Duri, Solar, Ice dan Taufan.

Mereka semua makan dengan diam tidak ada suara selain dentingan alat alat makan.

Aquarine melihat pemandangan itu. Dia dengan lembut mengetuk lengan ibunya untuk mengingatkan sesuatu.

Sang Ratu terlihat ragu. Setelah mengatur nafasnya menenangkan hati, ia berucap. " Kami senang kalian semua sudah sembuh dan kembali bersama "

Gempa menahan rasa sakit di kulitnya sambil makan, sekarang karena tidak orang lain yang menjawab kata kata Ratu, ia juga yang membuka suara. " Ini semua berkat bantuan anda Yang Mulia, sampai kapanpun kami tidak tau bagaimana cara berterima kasih kepada anda "

Shhht..

Gempa tersenyum menutupi sakit dari luka bakar di wajahnya. Perih, panas dan sakit. Ia tak mau seorangpun sadar apa yang dirasakannya.

" Sebenarnya kalian semua tidak perlu berterima kasih kepada kami " Ratu Kerajaan Air terkekeh dengan aneh.

Halilintar dan solar menyipitkan matanya mengerti dengan tawa itu. " Apa maksud anda Yang Mulia? "

" Ice berjanji kepada kami untuk tetap tinggal disini jika kami berhasil membantu kalian memenangkan peperangan " jawab Ratu.

Refleks, lima bersaudara di hadapannya saling bertatap tatapan. Halilintar, Taufan. Solar, Duri dan Gempa. Mereka semua tidak pernah menyangka ice akan berjanji seperti itu.

Bersamaan, mereka menengok ke arah Ice. Bertanya kepadanya apakah janji itu benar adanya.

Dengan mengangguk pelan ice menjawab " benar, aku melakukannya "

Para elemental terdiam. Mereka ingin berucap tetapi malu terhadap Ratu Kerajaan Air di hadapan mereka.

Janji telah diucapkan, tidak ada jalan selain mereka harus melakukannya.

" Mengapa kau bisa berjanji seperti itu ice? " Gempa yang membuka suara terlebih dahulu. Ia tak akan membiarkan semua itu larut dan menjadi bubur. Bagaimanapun, akhirnya ia akan meminta Ratu Kerajaan Air untuk melupakan janji itu.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang