28

87 15 1
                                    

Blaze jatuh ke tanah berbarengan dengan suara gedebuk yang keras. Tubuhnya lemas seperti sudah tidak bernyawa.

Ice Berhasil menyelesaikan teknik pemurnian kekuatan.

Elemen api yang dimiliki oleh Blaze berhasil dipadamkan dengan elemen air miliknya.

Ia berdiri di depan Blaze sambil menyeka air mata di pipinya. Tatapan datar masih berusaha keras ia tunjukkan.

Ia tidak berani mengecek nafas ataupun tanda tanda vital lain yang bisa menunjukkan Blaze masih hidup atau tidaknya.

Ia tak mau merasa lebih sedih dari ini. Ia tak mau kehilangan Blaze.

Ice menoleh melihat sekeliling dan menyadari.

Hanya Halilintar yang berada di tempat itu. 

Gempa, Taufan, Duri dan Solar yang tadi ice lihat bersama mereka rupanya masih terbaring di atas tanah dengan darah dan luka luka yang parah.

Apa yang terjadi?

Ice bersumpah tadi ia melihat mereka semua bersamanya melawan kekuatan elemen api.

" Ice? "

Melihat Ice melamun, Halilintar langsung bertanya dengan khawatir. Tangan kanannya diletakkan di atas bahu kiri Ice.

" Kau tidak apa apa? " Tanya Halilintar.

Ice menangis dan menghambur ke pelukan Halilintar. Ketika seseorang sedang mati matian menyembunyikan masalahnya, tetapi datang orang lain yang menanyakan apakah mereka baik baik saja. Rasanya sangat menyakitkan.

" Ice.. " Halilintar membalas pelukan Ice dengan lembut.

" Maaf, aku pikir kamu akan kehilangan kendali atas kekuatan mu juga. jadi aku bertanya seperti itu " jelas Halilintar.

Ice tidak menjawabnya. Ia terisak terus memeluk erat tubuh Halilintar.

Halilintar ikut diam pada akhirnya. Orang sepertinya bukanlah tipe yang bisa mengayomi. Ia memilih diam dari pada salah bicara lagi dan semakin membuat ice sedih.

" kalian berdua tidak apa apa? " Ratu kerajaan air datang dan berseru dengan khawatir. Ia segera melihat lihat sekujur tubuh Ice yang berada di pelukan Halilintar.

" Kami baik baik saja Yang Mulia.. " jawab Halilintar dengan penuh hormat.

" Kakak? " Aquarine berbisik memanggil Ice. Ia mengetuk lengan ice dengan pelan berharap laki laki itu menengok ke arahnya.

Benar saja ice melepaskan tangan dari Halilintar. Ia menoleh melihat Aquarine dan tersenyum " iya? "

" Kakak benar benar hebat! " Aquarine memberikan dua jempol, mengapresiasi kehebatan teknik pemurnian kekuatan elemen air yang barusan dilakukan oleh Ice.

Mereka berlatih bersama menggunakan kekuatan itu tapi Ice lah yang pertama kali bisa mengendalikannya dengan sangat sempurna.

" Sebentar lagi pasukan kerajaan tanah Dan kerajaan kami akan datang. Pasukan kerajaan tanah akan membereskan kekacauan disini, sementara pasukan kerajaan kami akan mengawal kita dengan kereta kuda kembali ke kerajaan " jelas Ratu kerajaan air.

Halilintar berbincang dengan ratu kerajaan air itu dengan penuh hormat dan rasa terima kasih. Ia sudah seperti kepala keluarga yang yang melakukan pertemuan dengan kepala keluarga lain di sini.

Sementara itu, Aquarine berjongkok di dekat Blaze mengecek nadi di tangannya. Ia menunjukkan ekspresi yang sangat tidak terlihat baik. Ia seperti ragu untuk memberitahukan kondisi itu pada Ice.

In The Another LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang