" dunia sialan ini! " Blaze meninju batang pohon yang ada dihadapannya.
Berkali kali sudah ia melakukan hal itu.
Beruntung ia tak menggunakan elemennya, sehingga batang pohon itu tidak terbakar.
Amarahnya sudah cukup mereda setelah melihat batang pohon dan beberapa semak belukar rusak karenanya.
Ia berhenti memukuli tumbuhan tak bersalah itu kemudian bertumpu tangan kepadanya.
Dipejamkannya matanya agar pikirannya bisa lebih tenang lagi.
.
" Kak Blaze ? "
Suara seseorang di belakang mengganggu konsentrasinya.
Andaikata itu suara salah satu saudaranya, mungkin ia akan sangat senang.
Tetapi suara itu sama sekali tidak terdengar seperti suara laki laki.
Blaze membalikkan tubuhnya.
Disana ia melihat Ciel.
Ujung dress nya koyak koyak, bahkan atasannya juga terlihat Kumal.
Rambutnya di gerai berantakan.
Blaze tidak suka pemandangan itu. Blaze yang tadinya sudah cukup tenang sekarang kembali berapi api.
Ciel adalah orang yang menjadi awal masalahnya sekarang.
Karena ia bersikeras untuk mencari Ciel kemarin malam bersama ice, sekarang ice menghilang entah kemana. Tak tau masih hidup tidaknya.
Karena ia bersikeras kabur dari saudara saudaranya untuk mencari Ciel, sekarang saudaranya menghilang semua.
Oh! Jangan lupa karena menghadiri acara perayaan ulang tahun Ciel lah blaze dan saudaranya yang lain terlempar ke kehidupan yang ini!
Sekarang Ciel, si perempuan pembawa sial itu berada di depan Blaze.
Ia bahkan menatap Blaze dengan paras gembiranya seperti tak ada masalah apa apa.
" ...Kak Blaze? " Ciel menghampirinya. Tangan kanannya ia ulurkan seperti akan menyentuh pipi Blaze.
Blaze memukul tangan mungil itu.
.
" Kak-? " Ciel tampak kaget dengan perlakuan yang diterimanya.
Tangan kanan yang tadi pukul oleh Blaze ia dekap erat erat ke dadanya sendiri.
Blaze tetap tidak menjawabnya. Blaze malah menatapnya setajam silet. Matanya menyorotkan perasaan yang sama sekali tidak bisa Ciel terjemahkan.
" Kakak... bener kak blaze kan? " Ciel kembali mengawali pembicaraan dengannya. Kali ini ia tak mau berusaha menyentuhkannya lagi.
Blaze masih tak merespons.
" Kak- "
" Berenti nggak Lo panggil gue kek gitu?! " Blaze membentaknya sebelum melanjutkan pertanyaan.
" Tapi kak- " Ciel tidak jera bahkan ia kembali memanggilnya.
" Diem! " Blaze menariknya, mendorongnya sampai bersandar ke batang pohon.
Ciel menutup mata takut Blaze akan membantingnya ke tanah.
Sampai ia merasakan kedua tangannya di tahan erat tak jauh di atas kepalanya oleh Blaze, ia kemudian menatap sosok laki laki di depannya itu.
Sorot mata yang tadinya terlihat sangat kesal tapi percaya diri. Sekarang dapat Ciel lihat lebih jelas, pelupuk matanya sembab tanda ia habis menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Another Life
FanfictionHari Minggu ini, Ke tujuh saudara elemental menghadiri pesta perayaan di vila mewah pulau terpencil. Di akhir pesta salah satu dari mereka tak sengaja membuka gerbang dimensi lain, membuat mereka bertujuh terlempar ke dalamnya dan harus hidup dalam...