Eleceed x Reader

Chapter 39 : Bertarung Lagi Dengan Klein Bersaudara

Setelah beberapa menit mencari namun kelima sekawan tak juga menemukan titik terang mengenai keberadaan Dr. Delein.

"Sepertinya belakangan ini tidak ada yang menggunakan tempat ini."

"Kita sudah berkeliling ke banyak tempat tapi tidak menemukan apapun." Ucap (Name).

Drrrt

"Sepertinya mereka tahu kita menghilang, dari tadi ponselku terus berdering." Ucap Jisuk sembari melihat handphone-nya yang memang sejak tadi terus saja berdering karena panggilan telepon dari Inhyuk.

"Aku juga begitu, makanya aku matikan saja." Sahut Subin yang lantas membuat Jisuk langsung mematikan ponselnya juga.

"Wajahmu murung sekali, apa karena belum berhasil menemukan gurumu?" Kata Subin yang melihat Wooin berekspresi sedih.

"Kau pikir kita bisa menemukannya dengan mudah?"

"Bukan begitu, aku hanya merasa kalian jadi terlibat masalah karena aku."

(Name) menghela nafas sebelum berucap. "Kau ini terlalu memikirkan banyak hal." Ucapnya.

"Benar." Timpal Subin.

"Wooin, masih ada berapa tempat lagi?" Tanya Jiwoo.

"Sekitar lima tempat."

"Lebih baik kita cepat pergi." Ajak Jiwoo menyemangati.

"Karena sudah hampir malam, ayo kita berpencar ke lima tempat. Akan aku kirimkan alamatnya."

"Ide bagus."

"Kalau begitu kita berpencar dan beritahu bagaimana hasilnya ya."

"Oke."

"Mau ada jejak atau tidak, jangan lupa beri kabar. Kalau menemukannya jangan melawan sendirian." Ujar Subin.

"Ya."

"Hm."

"Oke, oke."

Setelahnya mereka pun saling berpencar ke alamat yang diberikan oleh Wooin namun (Name) berbeda sendiri, gadis itu memilih untuk mencari Klein Bersaudara yang telah di bebaskan oleh orang yang sudah membawa Dr. Delein untuk menjadikan kedua bersaudara Klein tersebut sebagai pengalihan.

Di tempat Klein Bersaudara─sang kakak.

Tampak beberapa anggota Union sedang berhadapan dengan si kakak yang tengah dalam kondisi tidak sadarkan diri atau tepatnya di kendalikan oleh seseorang.

"Apa Klein Bersaudara memang sekuat ini? Mereka berhasil mengalahkan semua agent."

"Ba-bagaimana ini?" Tanya agent 2.

"Sampai bantuan datang, kita harus 'memisahkan ruang' agar tidak mengganggu orang-orang." Jawab agent 1.

"Apa? Tapi untuk melakukan itu kita semua harus fokus mengerahkan seluruh kemampuan, lalu bagaimana dengan dia?"

"Meskipun kita semua menyerangnya, kita tidak bisa mengalahkannya. Agar tidak mengganggu dan menunjukkan keberadaan kita kepada orang-orang, kita harus membuat pemisah ruang. Hanya kita yang bisa melakukan ini sekarang."

Agent yang lain tampak saling tatap sebentar sebelum kemudian menyetujui perkataan sang agent 1 tersebut.

"Baik!"

"Segera menyebar ke titik masing-masing, pasang dan aktifkan alat pemisah ruang!"

"BAIK!"

Baru hendak beranjak tetapi si kakak sudah akan menyerang mereka semua.