"Benar..." Suara yang familiar tiba-tiba menyahut membuat mereka yang disana sontak melihat ke arah (Name) yang perlahan membuka matanya, hingga kini terlihatlah kedua manik heterocromia yang sudah dua hari ini tidak mereka lihat.
"Kau membuat telingaku sakit saja mendengarnya." Lanjut (Name) sambil menatap ketiga temannya dengan senyuman tipis dibibir pucatnya yang dibalas oleh ketiganya dengan mata yang sudah berkaca-kaca juga ekspresi penuh kelegaan disana.
"(NAME)!!" Senang ketiganya seraya mendekati si gadis yang mendudukkan diri di bantu oleh Inhyuk, mereka pun segera memeluk (Name) bersamaan membuat tubuh si gadis sontak tertutupi oleh badan mereka yang agak bongsor.
Inhyuk dan Jiyoung yang melihat keakraban keempatnya pun hanya tersenyum dalam diam begitu pun dengan Kaiden yang sepertinya turut lega melihat 'bocah' itu akhirnya sadar juga.
😼😼😼
Kini (Name) telah berada di rumahnya setelah terbangun kemarin dia pun memutuskan untuk pulang malam harinya tanpa sepengetahuan yang lain.
Ah kecuali Inhyuk, sebab pria itulah yang telah mengantarnya pulang ke rumah.
"Brengsek..." Umpat (Name) sambil memegang lehernya yang masih terbalut perban, sebab bekas cekikkan salah satu dari Klein Bersaudara masih terlihat disana.
"Bisa-bisanya dia menyerang disaat aku sedang pingsan!" (Name) kesal, sungguh sangat-sangat kesal saat tahu dari Jiwoo kalau si adik dari dua bersaudara Klein tetap menyerang dirinya. Meski dia sudah tak lagi bisa untuk melawan, bahkan sadar saja tidak. Benar-benar menjengkelkan pikirnya.
"Tapi setidaknya Kaiden telah menghukumnya, walau itu karena Jiwoo tapi aku tetap merasa sedikit lega karena si brengsek itu berakhir dengan buruk di tangan Kaiden."
(Name) terdiam kemudian sebelum akhirnya dia memejamkan mata dan mulai mengumpulkan kekuatan awakened-nya seperti yang diajarkan oleh orang tuanya.
Ah orang tua Park (Name) berarti orang tuanya juga kan? Yah anggaplah begitu, karena mau dipikir bagaimana pun sekarang dirinyalah yang ada di tubuh itu dan melanjutkan hidup sebagai Park (Name). Usai pemilik aslinya memutuskan untuk pergi meninggalkan dunia dan menyusul keluarganya yang pergi lebih dulu.
Skip
Keesokan harinya.
(Name) yang telah siap dengan seragam sekolahnya pun beranjak keluar rumah dan bertepatan dengan itu Jiwoo juga keluar dari rumahnya.
"Jiwoo!" Panggil (Name) membuat pemuda polos itu lantas segera menoleh ke arahnya.
"(Name)?!" Kaget Jiwoo seraya mendekati si gadis. "Kapan kamu pulang?" Tanyanya.
"Kemarin."
"Kenapa tidak memberitahu?"
(Name) nyengir. "Aku tidak ingin menganggu kamu dan yang lainnya." Jawabnya yang membuat Jiwoo menggeleng tanda tidak setuju dengan perkataan (Name).
"Tidak, kamu sama sekali tidak mengganggu (Name)."
(Name) tersenyum lantas mengusak surai cream Jiwoo. "Baiklah, terima kasih." Ujarnya dengan lembut.
Jiwoo tersipu sebelum netranya melihat pada leher (Name) yang masih terbalut oleh perban, senyumnya pun seketika memudar membuat (Name) yang menyadari pandangan Jiwoo pada lehernya pun lantas memukul pelan kepala pemuda itu.
Jiwoo sontak terkesiap dan menatap (Name) yang kini tersenyum lembut padanya. "Jangan merasa bersalah okey? Ini bukan kesalahanmu sama sekali. Karena itu berhentilah memasang ekspresi seperti itu dan lagi pula aku juga sudah tidak apa-apa kok." Kata (Name), tak suka melihat bagaimana Jiwoo mencoba menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi kepadanya tempo hari.

KAMU SEDANG MEMBACA
Eleceed x Reader
Fantasi⚠️Ooc, reverse harem, kissing, fights, blood, obsession, mature. Dll. ⚠️MC bukan FL yang 'baik', sedikit dominan dan suka melakukan 'skinship'. Harap minggir jika tidak suka FL yang seperti ini. Memuat tema 'dark' berkedok romance, bijaklah dalam me...