03

281 19 0
                                    

Di salah satu kamar rawat inap terdapat Elliot yang tengah berbaring dan masih belum sadarkan diri, William duduk di samping kasur Elliot dan menunggunya siuman, dia merasa bersalah karena tanpa sengaja menabrak Elliot.

"eghh.. dimana aku?" Ello membuka matanya sambil menetralkan cahaya yang masuk ke dalam netranya, ia menoleh ke samping dan terlihat Wlliam disana.

"Kamu sudah siuman? apa ada yang sakit?" Willam langsung menanyai Ello saat melihatnya membuka mata. Ello masih diam mencerna apa yang sudah terjadi padanya.

"Kamu mengalami kecelakaan, tiba-tiba kamu berlari di depan mobil saya dan saya tidak sempat mengerem jadi kamu tertabrak mobil saya, maaf sebelumnya" William mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada Ello, karena terlihat dari raut wajahnya William tau kalau Ello seperti kebingungan. "Tapi tenang saja kamu sudah aman sekarang, tidak ada luka yang parah hanya luka kecil dan saya juga sudah menghubungi keluargamu mungkin sebentar lagi mereka sampai" sambungnya dengan senyuman yang menenangkan di akhir.

"Saya juga minta maaf karena tiba-tiba berada di depan mobil anda dan terima kasih sudah menolong saya" Ucap Ello dengan pelan.

"Oh iya, perkenalkan nama saya William Alexander Diaz kamu bisa memanggil saya dokter William, saya dokter disini dan kebetulan sekarang lagi jam istirahat jadi saya mampir kesini untuk menjengukmu" William membantu membenarkan posisi Ello menjadi agak duduk.

"Terima kasih, eum..nama saya Ello Kenandra" Ucap Ello dengan senyuman diakhir, William membalasnya dengan menganggukkan kepala.

"Ello sayang, kamu baik-baik saja?" Emma ibu dari Ello datang dengan sedikit berlari dan langsung memeluk Ello.

"Aku baik-baik aja ma" Jawabnya setelah melepas pelukan dari Emma.

"Kakak gimana? udah agak mendingan apa masih ada yang sakit? gimana sih kok bisa kecelakaan gini" Ellana saudara kembar Ello juga ikut menanyai Ello.

Ayah Ello, Kenan hanya melihat dari sudut ruangan. William yang masih disana langsung izin untuk pamit sebelum menjelaskan kepada ayah Ello kalau tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Saat William keluar Ellana meliriknya dan tersenyum senang dalam diam entah apa yang ada di pikirannya.

"Sayang kamu cerita sama mama kamu kok bisa sih kecelakaan gini hm?" sambil menggenggam tangan Ello Emma bertanya meminta penjelasan dari putranya tersebut.

"Tadi Ello cuman gak fokus aja ma karena lagi mikirin pelajaran" Ello menundukkan kepalanya karena ia takut menatap mata mamanya, karena ia berbohong. Ello itu tergolong anak yang penurut dan jujur jadi dia takut kalo harus berbohong, itu bukan kebiasaannya.

"Lain kali hati-hati, mama khawatir tau gak," Ello hanya membalas dengan anggukan kecilnya.

Ello dan Ellana memang tidak pulang bersama mereka terbiasa pulang secara terpisah, karena biasanya Ellana masih ada rapat atau kumpul organisasi, dia memang cukup aktif berbeda dengan Ello yang sedikit tertutup.

____________________________________________

Keesokan harinya

Hari ini adalah jadwal pulang Ello, dia disarankan untuk menginap sehari dulu kemarin, dan nanti sore Emma dan Kenan orang tua dari Ello akan datang menjemputnya, jangan tanyakan Ellana dia sedang di sekolah sekarang, sebenarnya ia tidak mau ke sekolah karena mau menemani saudara kembarnya dan ada maksud lain juga tapi Emma dan Kenan melarangnya dan tetap harus ke sekolah. Akhirnya mau tidak mau Ellana berangkat ke sekolah.

"Bosen banget, Mama jemputnya masih lama lagi" keluh Ello karena bosan di dalam kamar inap terus, masih ada waktu sebelum ia dijemput. Ello pun memutuskan untuk jalan-jalan di sekitar rumah sakit mencari udara segar, toh dia merasa sudah baik-baik saja sekarang.

William yang kebetulan ada di taman rumah sakit karena sedang istirahat melihat Ello sendirian sedang duduk di bangku taman, William pun menghampirinya.
"Hai" sapa William singkat, dan duduk di samping Ello.

"Ha-hai pak dokter" balas Ello dengan canggung, William memberikan senyumnya.

"Hari ini kamu sudah boleh pulang kan? siapa yang jemput?" tanya William karena harusnya Ello sudah boleh pulang tapi kenapa belum ada yang menjemputnya.

"Harusnya sih mama yang jemput, tapi gatau kok belum dijemput" Ello sedikit cemberut saat menjawab karena jujur ia benar-benar bosan, William terkekeh gemas dengan Ello yang terlihat imut di matanya.

Disela perbincangan William dan Ello handphone Ello berdering ia pun segera melihat hp nya dan ternyata Emma yang menghubungi.

Setelah berbicara dengan Emma di telfon Ello menjadi tambah cemberut karena mamanya bilang bahwa ia mungkin akan terlambat, ada masalah dengan toko rotinya, Emma memang membuka usaha toko roti karena hobinya yang suka membuat roti dan aneka kue lainnya.

William yang melihat ekspresi Ello berfikir untuk mengantarnya pulang, toh setelah ini shift kerjanya selesai. "Mau saya antar? tapi mungkin kamu harus menunggu sebentar karena saya masih ada jam kerja, kalau kamu tidak masalah." William bertanya dengan melirik Elliot.

"Ah tidak apa-apa pak dokter saya akan menunggu mama, saya takut merepotkan pak dokter" Elliot merasa tidak enak menerima tawaran dari William.

"Tidak apa-apa Ello saya tidak merasa direpotkan, mama kamu juga lagi sibuk kan? kamu juga tidak tahu kapan dia akan datang," ucap William dengan lembut meyakinkan. Elliot pun meng-iyakam ajakan William, tidak lupa juga Elliot mengabari mamanya kalo ia akan diantar William pulang.

Diperjalanan pulang Elliot dan William hanya diam tidak ada perbincangan diantara mereka, William yang akan mengatakan sesuatu mengurungkan niatnya saat melihat Elliot yang tertidur dengan pulas di kursi sampingnya, William tersenyum lembut 'cantik,' ucapnya dalam hati sambil membenarkan rambut Ello yang menutupi wajahnya.

Sampai didepan rumah Elliot, William langsung memarkirkan mobilnya dan membawa Ello kedalam gendongannya karena tidak tega untuk membangunkannya. Elliot juga tidak merasa terganggu dan malah menyamankan posisinya dalam gendongan William, 'imut banget sih, bikin gemas aja' kekehnya pelan.

"Eh pak dokter, maaf ya saya merepotkan pak dokter, silahkan masuk" sambut Emma lembut wanita paruh baya itu masih terlihat cantik diumurnya yang sudah kesekian.

"Selamat sore, ah ini Ellonya saya taruh dimana ya?" ucap William masih dengan menggendong Ello.

"Tolong bawa Ello ke kamarnya saja ada di lantai atas kamarnya disebelah sana, sekali lagi maaf merepotkan pak dokter," Emma menunjukkan kamar Elliot pada Wiliam.

"Tidak masalah" William pun segera membawa Elliot ke kamarnya dan membaringkannya pelan disana, "tidur yang nyenyak Ello" gumamnya pelan dan melangkah keluar dari kamar Ello.

"Pak dokter sekali lagi terima kasih sudah mengantarkan anak saya, maaf saya ada hal yang mendesak jadi tidak bisa menjemputnya" ucap Emma dengan sedikit membungkukkan badannya.

William menggelengkan kepala sambil mengatakan "Tidak masalah, lagi pun saya juga merasa bersalah karena bagaimana pun saya yang sudah membuat anak ibu masuk rumah sakit."

Setelah mengatakan itu William pamit pulang kepada Emma, karena hari sudah mulai gelap. Diperjalanan William masih terbayang-bayang wajah cantik Elliot ia tidak habis pikir bagaimana bisa ada makhluk secantik itu, saat memikirkan Elliot jantungnya menjadi tidak stabil, ia berharap dapat bertemu lagi dengan Elliot.

__________________________<3

semoga suka😊🩵, maaf kalo ceritanya ga jelas

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang