30

407 14 0
                                    

Di taman belakang yang cukup luas di suatu rumah bernuansa putih, seorang anak kecil berlari sambil memainkan selang kesembarang arah membuat sekitarnya basah karena air tidak terlepas dirinya juga sudah basah karenanya.

Anak itu begitu senang bermain air bahkan tertawa dengan riang sambil terus menyemprotkan air ke segala arah, kesenangan itu terhenti saat terdengar suara yang begitu ditakutinya memanggil namanya dengan lantang.

"Elvaro! astaga kau bermain air lagi, padahal papi baru saja memandikanmu," ucap Elliot yang memarahi anaknya yang sudah berusia 4 tahun.

Mendengar papinya yang berteriak memanggil namanya dan melihat papinya yang membawa rotan panjang membuat anak kecil itu langsung menaruh selang tadi dan berlari ke dalam rumah.

Saat akan berlari masuk melewati Elliot dengan cepat Elliot pegang tubuh anaknya dan menarik telinga anaknya itu sampai membuat anak kecil itu mengadu kesakitan.

"Papi catit, telinga Valo catit angan diarik Aaa.." teriak Varo membuat Elliot melepaskan tarikannya pada telinga sang anak.

Elliot menghela nafas dan berjongkok menghadap anaknya, "Varo, dengarkan papi, papi tidak suka kalau harus selalu menghukummu seperti ini tapi kau tidak mau mengerti dan selalu berbuat nakal" ucap Elliot kepada Elvaro.

"Lihat bajumu jadi basah semua, nanti kalau sakit gimana? Varo suka sakit?" sambung Elliot.

"Tidak, maapin Valo papi, Alo janji ndak akan akal lagi" ucap Elvaro pelan.

Elliot tersenyum dan megelus rambut putranya itu.

"Baguslah kalau begitu, sekarang pergilah mandi, sebentar lagi daddymu pulang kau tidak mau dimarahi oleh daddymu kan?" Elvaro menggeleng cepat, ia sungguh takut dengan daddynya karena daddynya itu selalu mengancam akan menyuntik dirinya dengan suntikan besar apabila ia berbuat nakal dan merepotkan papinya.

Elvaro segera pergi ke kamarnya dan pergi mandi dengan cepat takut daddynya segera datang.

"Daddy pulang!" seru William yang baru memasuki rumah.

William pulang pagi hari ini karena kemarin dirinya mendapatkan shift malam.

"Selamat datang sayang" Elliot menghampiri William dan William langsung memeluk istrinya itu melepas lelah seharian bekerja.

"Apa hari ini melelahkan hm?" tanya Elliot masih dalam pelukan William.

"Benar, tapi kau juga pasti lelah mengurus Varo sendirian" ucap William dengan dagu di pundak sempit Elliot.

"Tidak, Varo adalah anak yang baik"

"Tapi dimana dia? aku tidak melihatnya? biasanya saat aku pulang dia akan paling depan menyambutku" ucap William sambil melihat sekeliling.

"Daddy!" terdengar teriakan dari arah tangga dengan langkah kecilnya Elvaro berlari ke daddynya.

"Astaga Varo kenapa kau berlari tanpa memakai bajumu?" William terkejut melihat anaknya berlari ke arahnya tanpa baju sehelaipun hanya handuk yang dirinya seret dengan tangan kecilnya.

"Valo balu celesai andi, telus dengal cuala daddy jadi Valo langsung lali kecini" jelasnya dengan riang.

"Varo sayang, kamu tidak memakai baju?" tanya Elliot yang juga terkejut mendengar ucapan William.

"Hihihi...tidak" jawabnya dengan ketawa kecil.

"Baiklah, ayo jagoan daddy akan memakaikanmu baju" ucap William sambil mengangkat anaknya ke gendongannya dan membawanya ke kamar Elvaro tidak lupa William lilitkan dulu handuk ke tubuh anaknya yang tadi dibawa oleh Elvaro.

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang