Hari ini Elliot datang lagi untuk mengunjungi William tapi ada yang berbeda dari hari-hari biasanya saat Elliot mengunjungi William. Hari ini Elliot datang dengan bayi yang ada di gendongannya, putra kecil mereka telah lahir ke dunia bahkan usianya sudah 2 bulan sekarang.
Elliot tentu saja tidak pergi ke rumah sakit sendiri, ia pergi ke sana bersama Kenan dan Elvaro, dan mereka berdua tengah pergi ke kantin karena Elvaro mengeluh lapar padahal di rumah tadi ia sudah makan, mungkin karena masa pertumbuhan jadinya Elvaro jadi sering merasa lapar jadilah Kenan mengantar cucunya itu ke kantin untuk mengisi perut Elvaro.
"Will, bagaimana kabarmu hari ini? aku datang lagi hari ini bersama papah, Varo, dan putra kecil kita, aku belum memberinya nama karena aku ingin kau yang memberinya nama untuk anak kita sama seperti saat kau memberikan nama pada Varo."
"Usianya sudah 2 bulan sekarang dia berbeda dengan Varo yang selalu menangis saat masih kecil, putra kecil kita ini dia lebih pendiam dan mengerti keadaan, aku rasa dia tahu kalau papinya sedang sendiri saat ini jadi dia tidak mau menyusahkan papinya, dan Varo dia jadi sering merasa lapar akhir-akhir ini aku jadi harus selalu menyiapkan cemilan untuknya dia tumbuh menjadi anak yang pandai dan sehat" Elliot terkekeh kecil menceritankan hal itu.
Elliot mengulurkan tangannya menggenggam tangan William, "William aku.....aku tidak bisa terus begini hiks aku merindukanmu kumohon cepatlah bangun hiks aku, aku tidak bisa kalau harus mengurus kedua putra kita sendirian hiks kumohon bangunlah apa kau tidak merindukanku dan Varo hm? bangunlah hiks" ucapnya lirih. Elliot menundukkan kepala ke pinggiran ranjang rumah sakit sambil menangis pelan.
Elliot mendongakkan kepalanya saat merasakan pergerakan pada jari tangan William yang digenggamnya.
Gerakan itu semakin intens, Elliot dengan cepat mencari tombol darurat, dan tak lama dokter dan para perawat datang dengan Kenan dan Varo yang ada dibelakang mereka.
Kenan menghampiri Elliot setelah mereka keluar dari kamar William kemudian menanyakan apa yang terjadi, Elliot menjelaskan kepada Kenan, membuat Kenan tersenyum senang dan memeluk Elliot setelahnya menggendong Varo yang masih bingung.
"Daddy akan bertemu kita lagi sayang, kau senang?" ucap Elliot pada Varo yang masih digendongan Kenan.
"Benarkah? Varo sangat senang papi!" ucap Varo antusias dan memeluk leher kakeknya.
Dokter yang memeriksa William memberikan kabar yang menggembirakan bahwa William sudah siuman dari koma panjangnya tapi William masih belum sadar sepenuhnya ia masih harus menyesuaikan diri dulu.
Elliot menangis haru mendengarnya penantian panjangnya kini terbalaskan, ia kecupi pipi anaknya yang masih tertidur dengan damai kemudian mengecupi pipi Varo juga.
___________________"Makanlah perlahan, jangan sampai tersedak" ucap Elliot pada William yang menerima suapan dari Elliot.
Elliot tengah menyuapi William meskipun sedikit berantakan tapi William senang disuapi oleh orang yang dirindukannya, ini sudah 3 hari setelah William bangun dari koma panjangnya.
"Windy sayang, apa kau juga merindukan daddy?" dikecupnya bayi yang ada digendongannya.
Alfonsius Willdyaz adalah nama yang diberikan William pada anak keduanya.
"Bagaimana kabarmu selama ini? pasti sulit ya harus berjuang sendiri selama kehamilan belum lagi mengurus Varo dan Windy" ucap William sendu.
"Aku tidak merasa sendiri ada papah dan mama yang selalu menjagaku dengan baik, meskipun begitu bohong kalau aku mengatakan aku tidak merindukanmu, aku sangat merindukanmu Will terima kasih sudah mau kembali" ucap Elliot dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Maafkan aku pergi terlalu lama" diusapnya kepala Elliot sambil tersenyum teduh.
Elliot mengangguk dan tersenyum.
"Daddy! Varo datanggg!" seru Varo dengan berlari dari arah pintu ke ranjang William dengan diikuti Agra di belakangnya.
"Halo Varo, bagaimana sekolahmu? menyenangkan?" tanya William.
Varo mengangguk antusias sambil tersenyum lebar.
"Halo ayah" sapa William.
"Bagaimana kabarmu Will? maaf ayah baru bisa menje gukmu hari ini karena ayah baru kembali dari bisnis luar kota" ucap Agra.
"Tidak apa pah William mengerti" Agra mengangguk.
"Daddy apa Varo boleh menggendong Windy? papi selalu melarang Varo kalo Varo ingin menggendong Windy" ucap Elvaro sambil memanyunkan bibirnya.
"Tentu saja boleh, kemarilah naik kesini"
Varo memanyunkan bibirnya lagi, "Kasurnya terlalu tinggi Varo mana bisa naik!" semua yang ada disana tertawa mendengar ucapan Varo.
Agra membantu cucunya itu untuk naik ke atas kasur dan duduk di samping William.
"Nah ini dia, hati- hati ya jangan sampai jatuh pegang seperti ini" William memberikan Windy pada Varo dengan perlahan.
"Halo Windy ini kak Varo ehehe Windy nanti kalau sudah besar kita main bersama ya" ucap Varo.
"Daddy nanti kalo Windy sudah besar kita main bola bersama ya?" William tersenyum mendengar itu.
"Tentu saja sayang" William mengusap kasar rambut Varo.
"Sudah ya gendongnya sini Windy-nya sekarang waktunya Windy makan" ucap Elliot.
William memberikan Windy pada Elliot dan Elliot mengambil botol susu yang tadi dibawanya dari dalam tas.
"Will ayah pamit dulu ya, ayah ingin istirahat kau tidak apa kan?" ucap Agra.
"Iya ayah, William baik-baik saja jangan khawatir ayah istirahat saja pasti ayah sangat lelah setelah perjalanan yang jauh" Agra mengangguk faham dan setelah berpamitan pada Elliot dan Varo Agra melangkah pergi dari sana.
Malam harinya tepat tengah malam William terbangun karena merasakan kepalanya yang sangat sakit semenjak dirinya bangun dari koma ia merasakan hal tersebut tapi William menyembunyikannya dari keluarganya karena tidak mau kalau sampai mereka khawatir.
"Agghhh..." William memegangi kepalanya yang terus berdenyut hebat dengan erat sambil meringis menahan sakit. Saat sakitnya sudah mulai mereda ia mengambil obat yang ditaruhnya di dalam laci. William meminum obat itu dan beberapa saat sakitnya hilang.
Sebenarnya dokter sudah mengetahui hal ini dan meminta William untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut tapi William tidak mau melakukannya, dokter selalu mendesaknya untuk melakukan pemeriksaan tapi tetap William menolak hal tersebut, entah apa yang ada dipikiran William. Alhasil dokter pun menerima keputusan William dan hanya meresepkan obat untuknya.
Saat rasa sakit itu sudah hilang William kembali tidur, tapi dirinya yakin kalau beberapa jam lagi pasti rasa sakit itu kembali lagi, memang selalu seperti itu setiap hari dan William sudah terbiasa meskipun rasa sakitnya masih membuatnya kewalahan karena rasa sakitnya kian bertambah setiap waktu, obat yang diberikan oleh dokter juga memang hanya untuk meredakan sakitnya saja agar William bisa tertidur dengan nyenyak tanpa merasakan sakit, meskipun beberapa jam kedepan sakit itu akan kembali lagi.
Setiap pagi William juga akan meminum obat itu, makanya setiap kali Elliot dan anggota keluarga yang lain mengunjunginya tidak ada yang curiga kalau sebenarnya William belum sembuh total.
______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
With you, Always!
RandomIkatan pernikahan yang didasari dengan perjodohan antara William Alexander Diaz dengan Elliot Kenandra yang berjalan dengan baik-baik saja sampai badai masalah datang diantara keduanya. Ellana Kenandra yang merupakan saudara kembar dari Elliot datan...