William mengerjapkan matanya saat cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar mengenai netranya, William meraba kasur disebelahnya dan kosong William langsung mendudukkan dirinya dan mencari keberadaan istrinya.
William bernafas lega saat melihat Elliot sudah duduk di karpet bulu yang ada di kamarnya, Elliot sedang melipat baju-baju yang kemarin mereka beli.
William turun dari kasur dan menghampiri istrinya itu, ia kecup pipi bapao Elliot, "Morning baby" ucap William dengan suara khas bangun tidur.
"Pagi, apa kau tidak akan mengucapkannya juga pada anakmu honey?" tanya Elliot setelah mengecup pipi William juga.
"Halo baby selamat pagi apa tidurmu nyenyak?" tanya William sambil mengelus perut Elliot, William tersenyum saat merasakan tendangan kecil dari anaknya.
William beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersiap karena ia harus pergi ke rumah sakit, setelah kemarin meminta izin untuk cuti sehari.
Setelah siap William turun ke bawah untuk sarapan bersama Elliot yang sudah disiapkan oleh pelayan disana, dan setelahnya ia pamit kepada Elliot dan Elliot mengantarnya sampai ke pintu depan, saat akan memasuki mobil dapat William lihat Elliot yang melambaikan tangan padanya dan memberikan semangat, William tersenyum lembut kemudian masuk ke dalam mobil, dan mengendarainya ke rumah sakit.
Elliot masuk ke dalam rumah saat mendengar mobil William yang sudah menjauh, ia kembali ke kamar untuk menyelesaikan apa yang ia kerjakan tadi.
Siang harinya Emma datang membawa keperluan bayi untuk Elliot dan semuanya berwarna biru, sepertinya ibu William mendambakan memiliki cucu laki-laki.
Tidak berselang lama Mehra juga datang dan juga membawa keperluan bayi tapi berbanding terbalik dengan Mehra, kebanyakan berwarna pink dan juga mainan-mainan perempuan, sepertinya ibu Elliot menginginkan cucu perempuan.
Mereka bersama berbincang banyak hal, sampai tidak terasa langit sudah menunjukkan waktu sore, Agra dan Kenan datang untuk menjemput istri mereka masing-masing, ternyata mereka berdua juga datang dengan hadiah untuk anak Elliot, dan terjadi perdebatan ringan antara kedua calon kakek tersebut mereka memperdebatkan gender cucu mereka, sama seperti istrinya Agra ingin memiliki cucu laki laki, sedangkan Kenan ingin cucu perempuan.
Tidak ada yang mau mengalah Elliot dan kedua wanita paruh baya disana hanya bisa menghela nafas lelah melihat pertengakaran kekanak-kanan suami mereka.
William yang baru pulang dari rumah sakit langsung berlari ke dalam rumah saat mendengar suara orang bertengkar dari luar.
"Ada apa?" seru William membuat atensi mereka semua mengarah padanya saat ini.
"Ada apa? aku mendengar suara orang bertengkar dari luar, apa yang terjadi?" sambungnya. yang lain hanya saling pandang satu sama lain.
"Ayahmu dan tuan Kenan memperdebatkan tentang cucu mereka, aku sudah mencoba melerainya tapi tidak ada yang mau mendengarkan, mereka berdua memang keras kepala" jelas Mehra dengan emosi.
"Aku tidak salah Mehra, apa salah kalau aku menginginkan cucu laki-laki, pak Kenan yang tidak mau mengalah" sahut Agra sengit.
"Enak saja, kau yang harusnya mengalah, kau lebih tua dariku, aku ingin cucu perempuan" balas Kenan tidak mau kalah.
"William anakku dan dia ayahnya jadi aku berhak untuk memilih" balas Agra lagi.
"Tapi Elliot adalah anakku dan dia yang mengandung cucuku jadi aku yang lebih berhak" balas Kenan.
"Tapi anakku yang-" ucapan Agra terhenti karena suara dari William.
"Sudah cukup! ayah, ayah mertua tidak penting laki-laki atau perempuan yang penting Elliot dan bayinya sehat" ucap William yang sudah pusing dengan perdebatan antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
With you, Always!
DiversosIkatan pernikahan yang didasari dengan perjodohan antara William Alexander Diaz dengan Elliot Kenandra yang berjalan dengan baik-baik saja sampai badai masalah datang diantara keduanya. Ellana Kenandra yang merupakan saudara kembar dari Elliot datan...