29

173 6 0
                                    

Pagi ini entah mengapa Elliot tiba-tiba merasa tidak enak badan dia merasa lemas.

"Sayang kau masih belum bangun? kau tidak sarapan?" ucap William sambil menyingkap selimut yang menutupi seluruh badannya.

William tersentak saat merasakan panas pada tubuh Elliot saat dia menyentuh pipi Elliot, "Ello badanmu panas sekali, sudah minum obat?"

Elliot menggeleng lemah, Kemarin sore Elliot memang merasakan tubuhnya sakit semua tapi dia tidak menghiraukannya karena berfikir dirinya hanya kelelahan menjaga Elvaro, dan memutuskan untuk tiduran tapi siapa sangka kalau paginya dia akan sakit seperti sekarang.

"Kalau begitu tunggu ya, aku ambilkan sarapan setelah itu minum obat" William turun ke bawah mengambil sarapan dan kembali ke kamar untuk menyuapi Elliot, setelah sarapan William memberikan obat kepada Elliot dan setelah itu William membantunya mengganti pakaian Elliot yang sudah basah dengan keringat tidak lupa menyeka badan Elliot.

"Kau tidak jadi pergi ke rumah sakit?" tanya Elliot setelah ia berbaring lagi dengan William yang duduk disampingnya.

"Tidak, aku izin hari ini kau lagi sakit mana mungkin aku meninggalkanmu, harus ada yang mengurus Varo juga kan?" William menaruh handuk kecil yang sudah dibasahi ke dahi Elliot.

"Tapi bukankah ada para pelayan? aku bisa menjaga diriku sendiri"

"Kalo aku ada kenapa harus sendiri, istirahatlah aku akan membawa Varo jalan-jalan ke taman untuk berjemur" William mengecup singkat tangan Elliot yang menggenggamnya erat seperti tidak mau ditinggal.

"Aku ingin pergi jalan-jalan bersama Varo juga~" rengek Elliot.

"Nanti kalau kau sudah sembuh kita jalan-jalan bersama, untuk sementara jangan dekat-dekat Varo dulu atau nanti dia akan tertular juga" setelah mengatakan itu William pergi keluar kamar, meninggalkan Elliot yang cemberut karena harus berpisah dengan anaknya untuk sementara.

William membawa Varo berjemur di luar sambil jalan-jalan menggunakan baby stroller, William duduk di bangku yang ada di pinggir jalan dekat taman dengan Varo yang ada di gendongannya.

Varo menangis kencang akhirnya William memilih duduk dahulu dan membawa Varo ke gendongannya dengan menenangkannya, cukup lama William menenangkan Varo tapi sang bayi tetap tidak mau tenang. William sampai dilihati oleh orang-orang sekitar yang lewat membuatnya malu dan hanya bisa tersenyum canggung.

'apa karena papinya sakit dan tidak ada didekatnya jadi Varo menangis terus?' ucap William dalam hati.

"Sayang jangan menangis terus, daddy jadi bingung minum susu tidak mau, popok juga baru saja diganti, apa Varo kangen papi hm?" William masih menimang Varo yang pipinya sudah memerah karena menangis.

"Paman!" terdengar suara anak kecil mengalihkan atensi William.

"Oh, Demian, hei sedang apa disini?" William menengok ke bawah dimana ada Demian disana.

"Kenapa Varo menangis? apa dia lapar? biasanya kalo Varo menangis kak Ello akan memberikannya susu" ucap Demian sambil mendongak ke arah William.

"Varo tidak mau minum susu, paman juga tidak tahu mengapa dia menangis"

"Biar kulihat, siapa tahu dia mau berhenti menangis"
William menurutinya dan dia sedikit berjongkok supaya Demian bisa melihat Varo.

Ajaibnya setelah ditenangkan oleh Demian bayi yang sedari tadi menangis menjadi tenang secara mendadak bahkan dia tertawa senang dengan tangan yang digoyang-goyang.

"Wahh...kau hebat Demian" William mengacak rambut lebat Demian.

"Dengan siapa kau kesini?" tanya William.

"Bunda, aku ikut bunda ke rumah temannya dan aku melihat paman disini jadi aku menghampiri paman" jelas Demian. William mengangguk paham.

Saat matahari sudah mulai terasa sedikit panas William membawa Varo kembali ke rumah dan Demian juga pulang bersama bundanya.

Siang harinya William memeriksa suhu tubuh Elliot, dan panasnya sudah mulai turun tapi masih belum normal, William menyuapi Elliot makan siang dan setelahnya meminum obat. Elliot selalu merengek ingin bertemu anaknya tapi William tidak menurutinya karena ia tidak mau Varo ikut sakit juga.

Karena Elliot memaksa ingin menemui putranya akhirnya William mengalah dan membawa Varo tapi tidak memberikannya pada Elliot melainkan hanya menunjukkannya dari jarak sedikit jauh dari Elliot, dapat mendengar suara anaknya saja sudah membuat Elliot senang.

"Kau tidur disini? bagaimana kalau kau tertular nanti" William yang ikut berbaring disamping Elliot langsung menarik pinggang istri kecilnya itu dan membawanya ke dalam pelukannya.

"Aku kuat, aku tidak akan mudah terkena penyakit" ucap William sambil mengelus surai halus Elliot.

"Tapi, kenapa kau tidak memakai baju? apa kau mencoba melakukan hal mesum?" pekik Elliot.

William memang tidak memakai baju ia hanya memakai celana training panjang, jadilah Elliot yang ada dipelukannya dapat merasakan kulit William langsung.

"Apa? aku tidak akan melakukan apapun, kau tenang saja aku tidak mungkin melakukan hal itu disaat kau sedang sakit" jelas William yang terkejut dengan ucapan Elliot.

"Berbagi suhu tubuh dapat mempercepat panas turun" sambung William.

"Oh begitu, maaf aku salah paham" ucap Elliot dengan telinga yang sudah memerah karena malu.

"Tidak apa, ayo tidur ini sudah malam, kau juga harus banyak istirahat sebelum Varo terbangun nanti atau kita tidak akan bisa tidur sampai besok pagi" Elliot mengangguk, kemudian memeluk tubuh kekar William dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang suaminya itu.

William mengecup singkat pucuk kepala Elliot, dan kemudian mengelus pelan punggung Elliot sampai mereka tertidur bersama.
___________________________

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang