17

199 11 0
                                    

3 minggu sudah sejak kecelakaan yang terjadi pada Elliot, William terus berada disamping Elliot menggenggam tangan kecil itu berharap Elliot akan segera membuka matanya, ia terus mengajak Elliot berbicara meskipun tidak ada balasan tapi ia tetap melakukannya, jujur William masih takut untuk menghadapi Elliot jika nanti ia terbangun tapi William juga kesepian jika terus seperti ini. Keadaan Elliot juga mulai membaik seiring berjalannya waktu, tapi tidak ada yang tahu bagaimana keadaan mentalnya ketika ia terbangun nanti.

Ellena juga sering mengunjungi Elliot bersama dengan Emma, ia merasa kasihan melihat keadaan Elliot yang terbaring lemah, tapi di sisi lain ia juga senang karena rencananya berhasil meskipun bukan ini yang sebenarnya ia harapkan, ia hanya ingin Elliot kehilangan bayinya bukan sampai kehilangan penglihatannya juga, tidak ada yang tahu tentang hal ini kecuali satu orang, yaitu orang yang membantu Ellena melakukan aksinya.

"Will...." panggil Elliot pelan. Elliot membuka matanya perlahan, ia merasakan pusing yang teramat.

"Will...kau-kau dimana? kenapa ini sangat gelap?" sambungnya sambil meraba sekitar mencari keberadaan William.

William yang tertidur dengan posisi duduk di sofa, terbangun mendengar suara Elliot ia segera menghampiri Elliot dan menggenggam tangan Elliot di udara seperti mencari seseorang.

"Sayang, aku disini" William genggam tangan kecil Elliot dan mengarahkannya ke pipinya.

"Will a-aku tidak bisa melihat apapun, kenapa i-ini gelap sekali, kau dimana? aku tidak bisa melihatmu" ucap Elliot panik dan masih meraba.

"Sayang tenanglah aku disini, aku disampingmu jangan takut aku didekatmu" ucap William tertahan ia sakit melihat Elliot yang seperti ini.

"Will....a-apa aku buta? aku kehilangan penglihatanku Will aku cacat, a-aku tidak bisa melihat" ucap Elliot sambil meraba matanya yang sudah tidak bisa melihat lagi.

"Tidak Ello jangan bilang seperti itu, kau masih Ello yang sama Ello yang sempurna dimataku jangan anggap dirimu buruk" William menarik pelan tangan Elliot dan memegangnya erat.

"Will kau, kau seorang dokterkan? hiks.... kembalikan mataku Will aku- aku ingin bisa melihat hiks aku bahkan belum melihat bayiku lahir Will hiks kumohon kembalikan hiks" ucap Elliot lirih.

Hati William hancur melihat istri kecilnya begitu menderita sekarang, tidak ada yang bisa ia lakukan, ia hanya bisa menenangkan Elliot untuk sekarang.

"Ah, bayiku Will ba-bayi kita" Elliot melepaskan genggaman William dan meraba perutnya yang sudah kembali rata.

"Will dimana bayiku kenapa dia tidak ada, pe-perutku.....Will jangan diam saja katakan dimana bayiku hiks" Elliot tidak bisa menahan tangisnya, ia memegang tangan William meminta kejelasan.

"Sayang maafkan aku, aku tidak bisa menjagamu dan bayi kita, aku- aku sungguh minta maaf ini salahku" William memeluk Elliot erat dengan air mata yang terus mengalir.

Elliot menggeleng kepalanya cepat, "Apa? a-apa maksud ucapanmu Will, kau bohong kan?"

Tidak ada jawaban dari William, William semakin erat memeluk Elliot. Elliot yang tidak mendapat jawaban dari William menangis dengan keras ia remat kemeja William erat sambil terus meraung menangisi kemalangan dirinya.

Perawat yang memang akan memeriksa Elliot terkejut ketika melihat Elliot yang sudah menangis dengan histeris dan William yang memeluk Elliot memberikan ketenangan. William yang sadar akan keberadaan perawat itu memberikan isyarat untuk meninggalkan mereka sendiri dulu. Perawat itu pun langsung pergi dengan pelan meninggalkan mereka berdua yang masih larut dalam kesedihan yang mendalam terutama Elliot.

"Will, bagaimana keadaan Elliot?" tanya Agra pada sang putra. Agra yang sedang berada dikantor langsung pergi ke rumah sakit begitu mendengar kabar kalau Elliot sudah sadar.

" Untuk saat ini Ello baik-baik saja yah, ia sudah diberikan obat penenang ia sedang tertidur sekarang, ibu juga ada di dalam menemaninya" ucap William pelan. Dapat Agra lihat William yang tampak kelelahan, ia tahu kalau William kurang tidur karena harus menjaga Elliot.

(William kalau manggil mamanya Elliot itu ibu kalau manggil mamanya sendiri tetap mama)

Sehari setelah kecelakaan, Agra yang melihat William yang sudah agak tenang menjelaskan kronologi kecelakaan yang di sampaikan oleh pihak polisi.

Menurut pihak kepolisian kecelakaan itu terjadi karena adanya supir truck yang ceroboh membawa trucknya, dalam penjelasannya dikatakan juga kalau mobil Elliot yang kebetulan ada dijalan sana menjadi salah satu dari banyaknya korban lainnya. Truck yang saat itu ada di jalur yang berbeda dari Elliot menerobos lampu merah dan menghantam keras mobil bagian samping milik Elliot, untungnya Elliot ada di kursi bagian samping supir sehingga tidak terkena langsung oleh bagian depan truck, tapi tetap saja karena tidak kestabilan mobil akibat hantaman yang tiba-tiba menyebabkan mobil Elliot sempat terbanting dan terbalik. Hal inilah yang menyebabkan supir yang menemani Elliot meninggal di tempat dan hanya Elliot yang bisa diselamatkan walaupun saat di selamatkan keadaannya sudah mengenaskan.

Terdapat keanehan dalam kecelakaan tersebut dimana polisi tidak dapat menemukan supir yang mengendarai truck tersebut, bahkan warga yang ada di TKP juga tidak melihat kapan sopir truck itu pergi.

Polisi masih mencari keberadaan dari supir truck tersebut, karena minimnya bukti membuat kepolisian susah untuk mencarinya. CCTV yang ada di jalan juga tidak menangkap jelas wajah dari pelaku.

William yang baru kembali setelah mengantarkan ayahnya ke depan rumah sakit, mengintip dari kaca yang ada di pintu, dapat dirinya lihat Emma yang tengah menangis di samping Elliot yang masih tertidur.

William tahu pasti hati Emma hancur melihat putranya tidak bisa melihat lagi dan juga kehilangan bayinya, ibu mana yang tidak akan sedih melihat putranya terbaring lemah tidak berdaya, Ello yang biasanya selalu ceria dan berbagi cerita bersamanya kini harus terbaring lemah didepannya.

William merasa bersalah karena tidak bisa menjaga Elliot dengan baik andai saat itu ia bisa mengantar Elliot ke rumah ibu mertuanya mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Berbeda dengan William dan yang lainnya yang sedang bersedih karena keadaan Elliot, Ellena gadis yang saat ini sedang bersama seorang pria di sebuah hotel tengah merayakan keberhasilan mereka.

"Kak Max selamat untuk keberhasilan kita!!" seru Ellena sambil mengangkat gelas yang terisi minuman ber-alkohol.

"Tidak, aku hanya mengerjakan apa yang kau minta ini kemenanganmu Ella dan terima kasih untuk uangnya aku sudah menerimanya" ucap Max sambil menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Ayolah kak, kalau kakak tidak membantuku ini tidak akan berhasil"

"Tapi apa kau tidak merasa kasihan melihat saudaramu seperti itu? dia mengalami kebutaan kan?"

"Sebenarnya aku kasihan, tapi mengingat dirinya yang telah berani mengambil pangeranku, dia pantas mendapatkannya dengan begini bukankah Elliot tidak akan bisa melihat wajah William lagi hanya aku yang bisa melihatnya sepuasku" ucap Ellena dan tertawa setelahnya.

"Wow....aku tidak tahu kalau kau akan selicik ini, tapi bagaimana kalau kita ketahuan?" ucapan Max membuat Ellena menghentikan tawanya.

"Tidak akan ada yang tahu polisi tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas jadi pasti akan sulit untuk menangkapmu" Ellena meminum wine yang ada di gelasnya sampai habis.

"Kau benar" ucap Max dengan kekehan.

Seminggu sebelum kecelakaan terjadi Max yang tengah nongkrong bersama teman-temannya terkejut saat melihat Ellena datang menemuinya. Mereka berbincang banyak termasuk rencana yang telah dipersiapkan oleh Ellena, awalnya Max tidak mau membantu karena resikonya yang besar ia tidak mau kalau sampai masuk penjara, tapi melihat tawaran yang berikan Ellena cukup besar alhasil ia menerima ajakan Ellena.

Itulah mengapa dihari saat kecelakaan terjadi Ellena tidak ada di rumah sakit.
____________________________

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang