15

392 16 0
                                    

Pesta untuk merayakan kepulangan Ellena berjalan dengan meriah dan penuh canda tawa, bahkan mereka juga membeli beberapa bir untuk merayakannya.

Awalnya Emma menolak karena itu tidak baik untuk kesehatan, tapi Mehra membujuknya dan meyakinkannya. Akhirnya Emma mengalah dan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka mau.

Mehra memang tergolong ibu yang gaul, meskipun usianya sudah ber-umur tapi jiwanya selalu merasa muda, berbeda dengan Emma yang lemah lembut selalu merasa khawatir dengan hal apapun jika menyangkut keluarganya.

"William bisa tolong bawa Ellena ke kamarnya? dia terlihat sangat mabuk" ucap Kenan yang melihat William akan beranjak dari sana.

"Iya ayah" William mengangkat Ellena yang sudah tidak sadarkan diri karena mabuk.

Saat sudah sampai di kamar Ellena, William yang akan beranjak pergi setelah membaringkan Ellena, menghentikan langkahnya saat tangannya dicekal oleh Ellena.

William berbalik, dan melepas tangan tapi Ellena semakin erat memegangnya.

"Ellena, lepaskan tanganku" ucap William sambil terus menarik tangannya.

"Eughh...Will jangan pergi.." Ellena meracau tidak jelas.

"Ellena, kau sedang tidak sadar sekarang, lepaskan tanganmu" ucap William masih berusaha menahan emosinya.

"William....pangerankuhh" Ellena bangkit dari posisi tidurnya dan dengan pelan menarik leher William sehingga terjatuh diatasnya.

"Aku mencintaimu...aku selalu mencintaimu sejak dulu...bahkan sampai saat ini kau tidak pantas dengan saudaraku, seharusnya aku yang menjadi istrimu saat ini..." sambungnya masih dengan nada orang mabuk.

"Ellena apa yang kau katakan, lepaskan!" saat William akan berdiri lagi-lagi Ellena menahannya.

Cup

Ellena memegang kedua pipi William dan mengecup bibir William dengan lumatan kecil.

"ELLENA!" William yang emosinya sudah di ujung langsung berdiri dan membentak Ellena.

Ellena sudah keterlaluan.

"William, ada apa? kenapa kau berteriak?" Mehra yang kebetulan ada di dekat kamar Ellena langsung menghampiri William saat mendengar teriakan putranya.

"Sayang, ada apa?" sambungnya.

Mehra menatap putranya dan Ellena yang masih tidak sadarkan diri bergantian.

"William?" Mehra menyentuh bahu anaknya dan menatapnya meminta penjelasan.

"Aku-aku tidak apa ma, aku hanya terkejut" bohong William.

"Aku pergi dulu ma, aku lelah selamat malam" sambungnya dan melenggang pergi dari sana.

Seperginya William Mehra membenarkan posisi tidur Ellena dan saat akan keluar dapat ia dengar Ellena yang memanggil nama William meskipun tidak begitu jelas tapi ia masih bisa mendengarnya.

Tidak mau berpikir yang aneh-aneh Mehra langsung keluar dan menutup kamar Ellena sebelum pergi dari sana.

William yang masih syok dengan apa yang baru saja terjadi memilih untuk segera tidur dari pada memikirkan hal itu.

Dapat William lihat wajah teduh Elliot saat sedang tertidur dengan nyenyak.

"Cantik, sayang aku mencintaimu" bisiknya sambil mengelus pipi halus Elliot pelan.

Eughh

Lenguh Elliot dan memeluk William mencari kenyamanan.

William terkekeh pelan dan menarik Elliot memperdalam pelukannya.

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang