32

178 9 0
                                    

Di salah satu kamar rumah sakit terdapat 2 orang didalamnya satunya tengah berbaring dengan tubuh yang dipenuhi alat dan satunya lagi duduk setia menunggu sang suami membuka matanya.

Orang itu adalah Elliot yang selalu berkunjung ke rumah sakit untuk melihat keadaan suaminya yang masih terbaring koma.

"William, bagaimana hari ini? apakah menyenangkan disana sampai kau tidak mau kembali kesini, aku, Varo, mama, papa, dan juga orang tuamu selalu menunggumu membuka mata kita semua sangat merindukanmu Will" ucap Elliot sendu.

William memegang tangan William dan meletakkannya di atas perutnya yang sudah membesar, "Disini putra kecil kita juga menunggumu Will dia ingin saat kelahirannya nanti kau ada disisinya jadi kumohon bangunlah hiks" Elliot tidak bisa menahan tangisnya.

7 bulan sudah William koma dan 2 hari setelah William dinyatakan koma Elliot mendapatkan kabar kalau dirinya tengah mengandung dan usia kandungannya pada saat itu sudah memasuki 1 bulan, awalnya semua keluarga berpikir kalau Elliot hanya sakit biasa karena syok dengan keadaan William tapi ternyata setelah diperiksa ternyata ia tengah mengandung.

Pada saat itu ia merasa senang dan juga sedih secara bersamaan, senang karena akan ada malaikat kecil lagi yang akan mengisi kebahagiaan dengan tawanya dan sedih karena pada saat yang menyenangkan itu William tidak ada disisinya.

"Kau tahu, Varo dia sudah bersekolah, setiap hari kakeknya yang akan mengantarkannya ke sekolah dia menjadi agak pendiam semenjak kejadian yang menimpanya jadi karena itu cepatlah bangun dan ajak dia bermain lagi, Varo selalu menanyakan kabarmu setiap malam dia akan datang ke kamarku dan minta tidur bersama denganku, dia juga bilang kau pernah datang ke mimpinya dan bilang kalau Varo merindukanmu kau menyuruhnya untuk datang padaku dan memelukku karena itu saat dia rindu padamu dia akan datang dan langsung memelukku"

Karena Elliot yang sedang mengandung Kenan memutuskan agar Elliot dan Varo tinggal di rumah mereka karena tidak mungkin untuk Elliot tinggal sendiri dengan keadaannya yang seperti itu, meskipun ada pelayan tapi tetap saja Emma selalu merasa khawatir jadilah Elliot dan Varo tinggal dengan Emma dan Kenan sekarang.

"Terima kasih karena tetap menjadi daddy baik untuk Varo meskipun kau sedang koma" ucap Elliot sendu dan mencium punggung tangan William kemudian meletakkannya kembali.

"Baiklah ini sudah waktunya Varo pulang sekolah kalau begitu aku pergi dulu, cepatlah bangun Will" sebelum pergi Elliot mencium pucuk kepala William dan mengelusnya lembut.
____________________

Di dalam mobil Elliot gelisah karena terjebak macet ini sudah lewat jam Varo pulang, "Pak apa masih lama?" tanya Elliot pada supir.

"Sepertinya masih tuan macet sekali hari ini sepertinya ada pawai di depan" jawab supir.

"Bagaimana ini, Varo pasti menunggu lama" gumam Elliot.

Di lain tempat anak kecil yang dicemaskan oleh papinya tengah duduk sendirian di bangku halte sambil menggayunkan kakinya.

"Papi lama sekali" gumam anak kecil itu.

Asyik melihat kendaraan yang lewat ia tikagetkan oleh anak remaja yang menepuk pundaknya, anak kecil itu langsung mengalihkan atensinya pada anak remaja itu.

"Kamu Elvaro kan?" tanya remaja itu.

Elvaro mengangguk, "Iya, kakak kok bisa tahu namaku? kakak siapa?" tanya Elvaro.

"Aku Demian, wahh... kau sudah besar ya lama aku tidak mengunjungi kau sudah sebesar ini" ucap Demian sambil terkekeh kecil.

"Kak Demian? apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Varo heran.

"Ya, bahkan saat kau masih di dalam perut aku sering menemuimu" Varo jadi tambah bingung dibuatnya.

Demian yang melihat kebingungan Varo tertawa ringan, "Sudah jangan terlalu dipikirkan, oh ya, mana paman Ello apa dia sehat?" tanya Demian sambil duduk disamping Varo.

"Papi? papi sehat," jawab Varo.

"Kau sedang apa disini sendiri?" tanya Demian heran karena Varo sendirian di halte sini.

"Apa kau berulah dan membuat paman Ello kerepotan?" mendengar pertanyaan itu Varo menggeleng cepat.

"Varo tidak nakal, papi telat menyusul Varo makanya Varo menunggu papi disini" jelas Varo pada Demian.

Demian mengangguk paham, dan memutuskan untuk menemani Varo disana karena takut anak itu diculik atau hal buruk lainnya.

Tak berselang lama datang mobil hitam di depan mereka, mata anak kecil itu berbinar saat kaca mobil itu diturunkan dan nampak sosok yang ditunggunya.

"Papi!" teriak senang Varo.

Elliot keluar dari mobil dan menghampiri anaknya.

"Maaf ya papi telat jemputnya, ayo kita pulang" digandengnya tangan kecil anaknya.

"Bentar papi Varo mau pamit sama kak Demian dulu" Elliot terkejut mendengar ucapan anaknya.

"Selamat siang paman Ello, lama tidak berjumpa" sapa Demian sopan.

"Demian ini sungguh dirimu? aku merindukanmu kau sudah besar ya," William memeluk Demian melepas rindu.

"Apa kau masih nakal hm? aku masih ingat kenakalanmu saat masih kecil" Elliot mencubit hidung Demian.

"Apa paman Ello hamil lagi?" tanya Demian setelah melihat perut buncit Elliot.

"Benar, usianya sudah 8 bulan" Elliot mengelus perutnya.

"Bolehkah aku memegangnya?"

"Tentu saja, kemari" diletakkannya tangan Demian di atas perut Elliot. Demian tersenyum senang saat merasakan respon dari dalam sana.

"Sepertinya kau selalu disukai anak kecil Demian, lihatlah anakku meresponmu begitu kau menaruh tanganmu bahkan Varo juga dulu begitu, biasanya butuh waktu lama sampai sang bayi merespon" ucap Elliot.

Demian terkekeh ringan, " Aku jadi malu, oh iya bagaimana kabar paman William?" tanya Demian.

Elliot terdiam cukup lama, " Paman William..... dia koma di rumah sakit" ucapnya sendu.

"Astaga maafkan aku, aku tidak tahu maaf" ucap Demian merasa bersalah.

Elliot menggeleng sambil tersenyum, "Tidak apa, ayo mampirlah ke rumah sudah lama kan kau tidak mampir" ajak Elliot.

"Tidak paman bunda akan mencariku kalau aku pulang terlambat dan lagi aku tidak mau kalau harus merepotkan paman Ello karena harus mengantarku pulang nanti" jelas Demian.

Rumah Demian memang sudah lama pindah itu sebabnya Demian tidak pernah lagi bermain ke rumah Elliot terlebih dia sudah remaja sekarang jadi hari-harinya banyak dihabiskan untuk belajar.

"Baiklah kalau begitu kalau ada waktu luang jangan lupa mampir, titip salam untuk nyonya Talia kalau begitu," Demian mengangguk.

"Paman balik dulu ya, kau hati-hati pulangnya. Ayo Varo kita pulang sayang" setelah pamit Elliot menggandeng tangan anaknya dan masuk ke dalam mobil.

"Kakak Demian hati-hati ya, terima kasih sudah menemani Varo dadahh..." ucap Varo dari jendela mobil sambil melambaikan tangannya.

Demian membalasnya dengan senyuman manisnya sampai akhirnya mobil itu menghilang dari pandangan Demian.

"Oke sekarang waktunya pulang sebelum bunda marah nanti, kalo udah sampe rumah cerita bunda ah, kalo tadi ketemu paman Ello" ucap Demian senang dan berjalan pulang.
_____________________

Elliot ganti dipanggil paman cocok gak?

jangan lupa votee~
🫶🏼😊

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang