04

213 13 0
                                    

beberapa minggu sudah masa yang terlewati semenjak kejadian Elliot yang tertabrak mobil William, Elliot menjalani hari-harinya seperti biasanya, dia juga sudah mulai melupakan Max kakak kelasnya yang pernah menjadi kekasihnya atau mungkin itu yang dipikirkan Elliot.

Seperti pagi ini keluarga dari pak Kenan sedang berkumpul di meja makan mereka sedang sarapan nasi goreng, menu andalan di keluarga tersebut.

"Ma, mungkin nanti Ella pulang agak terlambat karena mau ada perkumpulan organisasi sama aku juga mau sekalian jalan-jalan sama temen-temen, kan habis gini aku udah naik kelas jadi sebelum full belajar aku mau jalan-jalan boleh kan?" izin Ellana panjang lebar kepada Emma.

"Boleh, tapi jangan pulang malam," ucap Emma dengan menatap anak gadisnya.

"Ma, Ello juga paling nanti pulang terlambat, mau beli buku buat persiapan bimbel" ucap Ello setelah menghabiskan makanannya.

"Papa udah selesai, kalian berdua cepat selesaikan makan kalian, Papa tunggu di mobil" sela Kenan dan langsung melenggang pergi dari sana setelah mengatakan itu, sebelum mencium kening Emma singkat "aku berangkat kerja dulu" sambungnya, Kenan adalah tipe orang yang tidak banyak bicara dan tegas dengan anak-anaknya dia tidak terlalu menunjukkan rasa sayangnya tapi sebenarnya dia perhatian pada keluarganya.

"Boleh, tapi sama kayak Ellana kamu juga gaboleh pulang malem, awas aja kalo sampe pulang malem mama potong uang jajan kalian" tegas Emma kepada anaknya sambil menunjuk keduanya menggunakan sendok.

Elliot dan Ellana hanya mengangguk faham, saling lirik, dan menghela nafas pelan mereka faham dengan sifat mamanya, dan hanya bisa pasrah.

Sampai di depan sekolah Elliot dan Ellana berpamitan pada Kenan, setelah itu mereka segera masuk ke dalam, Kenan pun segera menjalankan mobilnya ke kantor. Elliot dan Ellana berbeda kelas meskipun mereka satu angkatan, dan di sekolah mereka juga jarang bertemu karena kesibukan masing-masing.

________________________________

"Terima kasih, silahkan datang kembali" ucap ramah pegawai toko buku itu kepada Elliot sambil menyatukan tangan.

Elliot baru selesai membeli buku dan berniat langsung pulang karena hari sudah mulai gelap, tapi siapa sangka tiba-tiba Elliot merasa lapar dan berniat pergi ke supermarket terdekat untuk membeli camilan pengganjal lapar.

Saat Elliot sedang memilih camilan yang akan dia beli, sebuah tangan yang cukup besar dari tangannya menyentuh bahunya pelan, Elliot pun segera menoleh dan tersenyum lega saat melihat siapa yang menyentuh bahunya.

"Hai Ello, kita ketemu lagi" sapa William sambil melambaikan tangannya, dan senyuman tampannya.

"Hai pak dokter, bagaimana kabar anda, lama tidak bertemu" mata Ello tertegun dengan penampilan orang yang ada di depannya sekarang, bagimana tidak biasanya William yang memakai jas dokter dan kacamata khasnya melihatkan kesan sedikit tua, tapi sekarang William memakai baju casualnya dan terlihat lebih tampan dimata Ello.

"Ello? hai? apa kamu tidak apa-apa? kenapa kamu memandangi saya seperti itu" William sampai harus memanggil Ello berulang kali sampai akhirnya Ello kembali fokus.

"Ah! iya sa-saya tidak apa-apa, maaf" ucap Ello sambil sedikit menunduk dengan pipi yang sudah memerah.

'Aaaaa Ello bodohh!' Ello ingin berteriak rasanya, ia sungguh malu bagaimana bisa ia memandangi William sampai seperti itu, entah apa yang ada dipikiran William sekarang, semoga William tidak berfikir yang aneh-aneh tentangnya.

William terkekeh gemas melihat Elliot dengan wajah yang memerah, "apa kamu sudah selesai memilih apa yang mau kamu beli? kalo sudah ayo kita ke kasir bersama" ajak William, dan Ello menganggukkan kepalanya kecil dan mengikuti langkah William.

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang