27

184 7 0
                                    

Semenjak hari itu Demian jadi sering ke rumah Elliot dan hubungan mereka jadi semakin dekat bahkan ibu dari Demian juga sering mengirimkan bingkisan untuk Elliot karena sudah mau menemani anaknya.

Kandungan Elliot sudah 9 bulan dan akan segera melahirkan Elliot jadi sering merasa lelah karena beban bayinya yang semakin berat seiring berjalannya waktu, tapi ia merasa senang karena hari-harinya selalu ditemani oleh kelucuan Demian.

Seperti hari ini mereka berdua tengah berada di kamar Elliot dengan Demian yang asik bermain mainan yang dibelikan oleh ibu, ayah serta ibu dan ayah mertuanya sebenarnya itu mainan untuk anaknya tapi karena anaknya belum lahir jadi Elliot membiarkan Demian memainkannya.

Elliot yang sedang asyik menemani Demian bermain tiba-tiba ia merasakan sakit pada perutnya, ia sedikit meringis saat merasakan tendangan yang cukup keras dari anaknya.

Demian yang mendengar ringisan dari Elliot menghampirinya, "Kak Ello kenapa? apa adek bayi nakal lagi, kakak terlihat kesakitan" Demian panik melihat raut wajah Elliot yang seperti menahan sakit.

"Tidak apa sayang, jangan panik begitu baby hanya sedang rewel" ucap Elliot berusaha tenang agar Demian tidak panik.

Demian berinisiatif untuk mengelus perut Elliot yang sudah semakin besar dengan tangan kecilnya, sambil bersenandung "sakit pergilah yang jauh jangan kembali", mungkin itu yang biasa dilakukan ibu Demian jadi Demian menirunya, dan perlahan rasa sakit itu menghilang Elliot bisa bernafas dengan lega.

"Terima kasih Demian, rasa sakitnya sudah pergi sekarang, Demian memang hebat" Elliot mengelus kepala Demian sambil tersenyum.

Tengah malam Elliot terbangun karena merasakan ingin buang air kecil jadi ia bangun dengan perlahan karena tidak mau membangunkan William yang baru tidur beberapa saat lalu karena William pulang malam, ia pergi ke kamar mandi dan melakukan aktivitasnya, setelah selesai Elliot pun kembali ke kamar namun saat akan berjalan ke kasur ia merasakan ada yang mengalir dari sela kakinya, tak lama rasa sakit pada perutnya kembali lagi namun lebih intens, kaki Elliot tiba-tiba merasa lemas ia pun langsung terduduk karena tidak bisa menopang berat tubuhnya dan merasakan sakit yang teramat.

"Will....akhhh...William tolong...sakit" panggil Elliot dengan suara yang tertahan karena menahan sakit.

"William bangunlah huhhh..." Elliot masih berusaha memanggil William.

William mengerjapkan matanya mendengar ada yang memanggilnya samar, ia menoleh ke samping dan kosong, William mendudukkan dirinya dan menyalakan lampu tidur saat itulah dapat William lihat Elliot yang sudah terduduk lemas dengan tangan yang memegang perutnya erat serta tangan lainnya meremat karpet dengan erat, terlihat dari raut wajah Elliot yang menahan sakit.

"Sayang ada apa? kau berkeringat sekali" tanya William setelah berjongkok di hadapan Elliot.

"Sakitt...hiks perutku sakit baby terus menendangku" racau Elliot.

William menyalakan lampu utama dan barulah terlihat cairan dengan darah yang sudah mengalir dari Elliot.

"Sayang sepertinya kau akan segera melahirkan, ayo kita kerumah sakit sekarang," William mengambil tas keperluan bayi yang sudah Elliot persiapkan seminggu lalu dan William menggendong Elliot ala bridal style dan membawanya ke dalam mobil, setelah mendudukkan Elliot, William menaruh tas bayi di kursi belakang dan segera mengemudikan mobil dengan cepat.

Sesekali William menyeka keringat istrinya dan memberikan kata-kata penenang, terkadang Elliot juga melenguh dengan kuat saat rasa sakit menghantamnya, Elliot memejamkan matanya kuat untuk menahan sakitnya.

"Sayang sabarlah ya, atur nafasmu sebentar lagi sampai, jangan takut tenanglah" ucap William sambil terus fokus pada jalanan, walaupun dirinya sendiri sebenarnya sudah panik bukan main.

With you, Always!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang