XXVII

1.2K 151 161
                                    

Waktu kembali bergulir dengan tenang setelah malam yang kacau dan mendebarkan. Jihoon masih terbaring di atas ranjangnya selama masa pemulihan; masa yang sebenarnya tidak Jihoon sukai karena ia akan dipaksa untuk hanya berbaring tanpa boleh melakukan aktivasi lainnya. Junkyu juga masih menemaninya, terlepas dari kesibukannya terhadap masalah yang menerjang pemerintahan, Junkyu tetap rutin mengunjungi Jihoon dan menemaninya semalaman.

Di bawah surya pancarkan panas yang membuat kulitnya terbakar, Junkyu mempercepat langkahnya memasuki paviliun tempat Karina tinggal. Di teras paviliun ia disambut oleh seorang bayi gendut yang sedang bermain ditemani pengasuhnya. Senyumnya timbul begitu melihat wajah ceria Doyoung dan suara teriakannya yang seolah ingin memanggilnya.

Bayi itu melambai-lambaikan tangannya dengan tubuh naik turun seolah ingin melompat dari tempatnya duduk; padahal berdiri saja dia masih belum bisa. Doyoung selalu begitu, jadi bayi yang begitu bahagia saat melihat kedatangan ayahnya. Bibirnya tak berhenti tertawa dan bergumam berusaha memanggil ayahnya yang bukannya langsung menghampirinya tapi malah menghampiri dayangnya.

"Tolong panggilkan Ratu," pintanya langsung buat dayang di sana langsung mengangguk dan beranjak masuk untuk laksanakan perintah.

Junkyu tertoleh ke bawah begitu ia rasakan sesuatu menggeremat di kakinya. "Eh, sejak kapan kamu sudah merangkak begini, hm?" Junkyu berjongkok, lalu mengangkat Doyoung dalam gendongan. Bayi itu tertawa, begitu gembira saat tubuhnya diayun ke kanan dan kiri.

Karina muncul dari dalam, sedikit terburu, tapi kemudian dibuat terkejut saat melihat Junkyu yang sedang menggendong Doyoung di luar sana. Senyumnya mengembang begitu cepat melihat Junkyu yang masih mau mengajak Doyoung bermain lagi. Karena selama ini, belum tentu Junkyu menghabiskan waktu dengan Doyoung sekali dalam seminggu.

"Yang Mulia," panggilnya pelan alihkan perhatian Junkyu.

"Oh, Karina, apa kamu punya rekap pajak penduduk terbaru? Ada dokumen yang diantarkan padaku, tapi tidak ada dokumen pajak penduduk," tanyanya, Doyoung masih berada di gendongannya dan dibiarkan saja bermain dengan aksesoris pakaiannya.

"Aku masih mendata ulang semuanya, karena ada beberapa masalah soal pembayaran pajak ini, penduduk yang ladangnya hancur karena efek ledakan di Gunung Ero itu, ada beberapa yang memprotes dan meminta keringanan. Kudengar air di sungai jadi semakin surut setiap harinya dan tidak cukup untuk merawat tanaman."

Junkyu mengangguk. Masalah ledakan di Gunung Ero, ia sudah menerima laporan lengkapnya dari Jeno tempo hari lalu setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Selain banyak bahan peledak yang gagal meledak, rupanya ada racun yang dimasukkan di setiap peledak agar racun itu menyebar saat diledakkan. Pelakunya masih belum ditemukan sampai hari ini karena tak ada satu pun petunjuk yang bisa mereka temukan.

Dan soal Jaehyuk, Jihoon masih belum tahu apa-apa karena Junkyu pikir ini bukan waktu yang tepat untuk memberitahu Jihoon.

"Kamu bisa mengatasi masalah ini sendiri? Kerajaan Aleesa setuju untuk saling membantu dalam memperbaiki sungai dan memeriksa mata air, kurasa ini tidak akan jadi masalah yang berkelanjutan, tapi tolong beritahu aku jika ada masalah lain yang timbul karena hal ini."

"Ya, kurasa aku bisa menemukan jalan keluarnya. Karena kebanyakan dari mereka hanya memiliki ladang yang di kaki gunung itu, jadi kurasa memberikan sedikit keringanan tidak akan merugikan, atau mereka bisa membayar sisa pajaknya nanti setelah semuanya kembali pulih."

"Tidak perlu membayar nanti, jika ladangnya tidak bisa dipakai, berarti mereka yang penghasilannya hanya dari ladang itu maka biarkan saja. Pastikan saja tidak terjadi keributan berkepanjangan yang bisa saja mempengaruhi penduduk lainnya."

"Baiklah, aku mengerti," Karina mengangguk. Yah, selama ini beginilah ia dengan Junkyu. Hanya saling mengobrol panjang jika yang mereka bicarakan adalah rakyat Pavana. Selain dari itu, Junkyu hanya perhatian padanya saat ia hamil dulu dan kembali mengabaikannya setelah melahirkan.

Cadar [ kyuhoon ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang