THE ARTICLE SAID

624 94 11
                                    

********

"Elo tahu tetangga depan rumah oma, nggak Hun?" mereka baru turun dari mobil memasuki area gym milik keluarga pria itu yang tengah membantu kondom—alias anjing jenis Alaskan malamute sekaligus kesayangan sehun ikut turun dari mobil.

Entah bagaimana ceritanya sehun malah menamakan anjing imut itu dengan nama senyeleneh itu. sehun menuntun kondom masuk yang seharusnya tidak di perbolehkan hewan apapun berada dalam tempat gym.

"Tante irene? istrinya bang suho. Kenapa emang?"

"Dia deket banget sama oma. Gue tahu dia waktu kemarin anterin muffin ke rumah oma, terus dia santai banget nyelonong gitu aja di sana kayak rumah sendiri."

Sehun tertawa sambil mengikat tali kondom ke salah satu alat gym disana. Terdapat dua orang selain mereka di tempat gym itu. di jam-jam tujuh begini memang tidak terlalu banyak pungunjung, belum lagi sekarang hari senin.

"Kok lo ketawa sih, hun. Gue serius nih."

Sehun membawa dua buah barbell dengan berat 10kg di masing-masing tangannya. Sementara pria itu mulai mengangkat benda itu, seulgi justru berdiri di atas treadmill mengatur kecepatan.

"Biasa aja kali, Gi. namanya juga tetangga harus hidup rukun. Lo pasti juga nggak nyadar owner RUMAHKU juga punya dia—maksudnya si tante irene."

"Maksu lo?" seulgi mulai berjalan di atas treadmill. Tidak lupa menambah kecepatan alat itu secara bertahap. "Toko bunga yang kita datengin kemarin?"

Sehun mengangguk. Seulgi tidak menghentikan aktifitas berlarinya di atas tredmill sekalipun cukup terkejut dengan informasi yang baru saja dia dapat dari sehun. Pantas saja wajahnya tidak asing. Jangan-jangan yerin-yerin itu adik perempuan itu juga.

"Gue lebih suka oma deket sama lo dari pada dia, Hun. Dia orang luar dan gue nggak mau dia terlalu deket segitunya sama oma."

"Masalahnya gue bisa aja deket sama oma. Tapi," Sehun menjeda kalimatnya. Mendadak lenganya didera nyeri. Pria itu memijat lengannya.

"Kita nggak ada kecocokan. Oma deket sama tuh tante karena dia suka bunga makanya mereka sama-sama klop satu sama lain. tapi tenang aja, Gi. gue selalu kunjungin oma kok."

Memang betul rumah sehun di kawasan yang sama dengan rumah oma. Jaraknya bahkan lima rumah dari rumah oma. Orangtua pria itu bekerja di lingkup politik, ayahnya adalah ketua MK (Mahkamah Konstitusi) sementara ibunya ketua partai yang baru-baru ini sedang naik daun. Hanya saja sehun sama seperti dirinya masih belum memikirkan karir. Berbeda dengan kakaknya yang punya usaha kelab malam.

"Kenapa sih Gi. elo kayak gelisah banget mereka akrab. Jangan bilang elo cemburu karena oma lebih perhatian ke tante itu?"

Tawa sehun menyembur puas. Pria itu dengan santai mengangkat barbellnya secara berulang, ledekan matanya tak luput dari seulgi yang makin mempercepat gerakan larinya di atas treadmill.

Sebetulnya apa yang dikatakan sehun ada benarnya. Dia memang cemburu atas keakraban mereka kemarin. Untuk itu juga seulgi penasaran dengan tetangga depan rumah oma itu.

"Lagian ya, Gi. dia itu ramah sama tetangga-tetangga komplek. Cuman ya, gitu mukanya rada-rada dingin. Nggak usah di pikirin lah, Gi. oma akan tetap sayang sama elo, kok."

"Eh tapi ngomong-ngomong ya," sehun mendadak memelankan nada bicaranya sambil melirik sekitar seolah takut ada yang lihat. "Informasi yang gue dapet. Dia dulunya dokter tapi berhenti semenjak dia nikah sama bang suho. Adeknya sekarang kuliah di UI jurusan teknik. Siapa ya namanya, gue lupa. Pokoknya perawakan mereka beda banget."

"Lo kayaknya tahu banget soal mereka."

"Ya jelas taulah. Orang bapaknya aja Bandar. Waktu lo asyik-asyiknya rekreasi keluar negeri—"

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang