C

622 105 18
                                    

Seulgi dibuat tidak tenang. Sejak tadi ia tiduran menghadap samping kanan lalu bolak balik samping kiri. Sampai merasa tempat tidur bukanlah tempat nyaman, dia akhirnya berpindah tempat tidur di sofa. Sama juga rasanya. Semalam suntuk ia tidak bisa tidur perkara ciuman.

Berakhirlah gadis itu mengendarai mobil sendiri menuju tempat gym. Berlari di atas treadmill selama kurang lebih dua jam.

Dia mungkin sudah tolol. Atau mungkin mendekati gila. Berciuman panas dengan tetangganya? Ya Tuhan! Benar-benar tindakan diluar logika. Belum lagi dengan drama dadanya yang tiba-tiba berdebar tidak karuan. Nyaris saja mereka melewati batas, dan tangan nakalnya cukup tahu diri untuk tidak menyusup masuk ke bawah gaun tipis itu. Walaupun tangan perempuan itu lebih dulu membuka kancing serta resleting celananya. 

Bersyukurlah seulgi masih waras untuk tidak melanjutkan adegan tak senonoh di dapur semalam. Bayangkan kalau itu betulan terjadi. Entah tragedi mengerikan apa yang akan menimpa rumah tangga tetangganya itu.

Sekali lagi ingatkan dia. Seorang perempuan. Catat, 'p.e.r.e.m.p.u.a.n' alias seulgi tidak pernah berciuman dengan perempuan manapun bahkan kejadian tadi malam adalah pertama kalinya dalam sejarah hidupnya. Lebih mengerikannya lagi perempuan yang diciuminya semalam merupakan seorang istri yang berstatus memiliki suami. Pasutri yang bertempat tinggal di depan rumah oma, sekaligus tetangga yang baru dikenalnya semingguan ini.

Satu hal yang perlu diketahui bahwa Seulgi cukup normal. Semalam itu hanya terbawa suasana. Dan Sampai saat ini seulgi berada di jalur yang lurus. Artinya ia masih menyukai seorang pria.

Stop! Stop! Stop!

Tidak perlu mengingat kejadian semalam. Jangan di ungkit lagi. Perempuan itu pasti tahu kalau perbuatan mereka hanya tak sengaja. Betul kan?

Seulgi menambah kecepatan treadmill-nya. Gadis itu berlari kencang tanpa henti. kaosnya basah kuyup oleh keringat. Semakin cepat kakinya berlari, semakin cepat pula adegan itu mengejarnya dalam kepala. Sampai pijakan kakinya tak sengaja tergelincir yang membuat tubuhnya terpental kebelakang membentur alat fitness lainnya.

Dia menjerit kesakitan. Dengan dada  kembang-kempis mengatur napas. Dan posisi tubuh terlentang, seulgi meringis mendapati kakinya yang cedera. Juga nyeri di punggung.

Sialan macam apa ini.

Beruntung tidak ada siapapun di tempat fitness itu. Tidak juga sehun yang biasa menemaninya. Cidera sialan itu tepat mengenai tulang keringnya.

Diraihnya ponsel dalam saku training. Dalam keadaan mengenaskan seperti ini tidak mungkin ia bisa menyetir. Yang jelas cidera itu berada tepat di kaki kanannya. Dan ia juga tidak punya muka untuk pulang ke rumah oma. Untuk beberapa hari kedepan ia perlu menghindari tetangganya. Tapi kemana ia akan pulang? Mami pasti memarahinya habis-habisan.

Seulgi sudah siap meminta bantuan Sehun untuk menjemputnya. Tapi pesan masuk yang muncul dilayar ponsel membuat seulgi terjengit kaget. Ia lantas duduk dengan tegang.

Tante Irene

Ada di mana kamu?

Seulgi tidak semerta-merta membalas pesan itu. Selain berdiam diri dan menggigit bibir bagian bawahnya dengan tatapan cemas.

Memangnya dia tidak merasa canggung setelah apa yang mereka lakukan tadi malam? Tidakkah Tante itu merasa risih setelah mengalami ciuman panas mereka?

Diliriknya sang kaki yang makin berdenyut. Seulgi meletakkan kembali ponselnya untuk melepas sepatu ketnya. Lalu di ambil lagi ponselnya demi menghubungi sang sahabat yang barangkali sedang berada di alam mimpi. Biasanya jam-jam siang begini sehun sulit bangun kalau bukan ia yang mengajaknya keluar.

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang