########
Setengah hari setelah acara bersih-bersih di studio. Mereka memutuskan pergi ke salah satu kedai ramen sebagai makan siang mereka. Empat mangkuk ramen pesanan mereka kini sudah terhidang di meja persegi itu. Didukung hujan rintik-rintik di luar tenda. Kepulan uap menguarkan aroma lezat dari gurihnya kuah ramen semakin membuat seulgi tidak sabar ingin mencicipinya.
Tiga iris daging sapi rebus, telur setengah matang dibelah dua, lalu rumput laut kering juga sebagai pelengkap, meski cuman yerin yang memilih ramen dengan rasa pedas.
Seulgi melepas kacamata warnanya. Diambilnya sumpit untuk memulai menikmati ramen itu, namun hanya berapa detik sebelum sumpit di tangannya melilit ramen mangkuknya terpaksa tertahan di udara, rupanya ada taburan daun bawang yang luput dari pandangan seulgi. Ia sangat anti dengan aroma daun bawang. belum lagi rasanya yang menurutnya aneh. Tidak cocok di lidah seulgi.
Seulgi sudah siap membuang daun bawang itu kalau saja dua pasang sumpit lain tidak menyusul nimbrung ke dalam mangkuk ramennya. Seulgi mendongak bergantian menatap si pemilik dua sumpit. Sehun dan Irene juga ikut bertukar pandang.
"Kamu nggak suka daun bawang kan?"---"Lo nggak suka daun bawang kan, Gi?"
Dua-duanya kompak menanyakan hal sama. Lupa dengan fakta tidak hanya mereka bertiga di meja itu, masih ada Yerin yang ikut jadi penonton dadakan.
"Loh, jadi kak seulgi nggak suka daun bawang?" Menyusul pertanyaan terakhir dari Yerin.
"Iya, rin. Gue nggak suka." Seulgi masih menatap heran.
Tanpa perduli keberadaan sumpit sehun, Irene menggeser mangkuk ramen seulgi ke hadapannya, sekaligus dengan kursi yang ia duduki agar lebih dekat dengan gadis manja itu. Dipilah-pilahnya semua taburan daun bawang yang menyebar di sana.
Sehun yang melihat itu semua hanya mencengkeram erat sumpit miliknya. Seulgi biasanya akan selalu meminta bantuannya, bahkan saat seperti inipun dia tanpa diminta akan dengan suka rela menyodorkan mangkuk itu kehadapanya. Tapi kenapa?Jelas-jelas mereka baru kenal yang mana sudah sepantasnya seulgi menolak dan lebih memilih dirinya dari pada perempuan itu.
Sehun meraih pergelangan seulgi yang tanpa sadar mendapat perhatian irene yang tengah sibuk membuang daun bawang.
"Gi, nanti malem club Yuk? Anak-anak kangen sama lo katanya."
Seulgi yang tadinya menaruh perhatian pada irene, terpaksa menolehkan kepala kearah sehun.
"Club, ya? Gue pikir-pikir dulu ya, Hun. Soalnya nanti gue mau cari-cari printilan studio."
"Itu mah gampang, Gi. Nanti gue bantu cariin. Lo kan udah beberapa hari ini nggak ke club. Itu aja terakhir kali waktu lo nyiram tuh cewe asing."
"Nyiram cewe asing?" Yerin ikut berceletuk penasaran. "Kak seulgi, nyiram cewe asing?"
Irene melirik sekilas. dan mata seulgi tak sengaja beradu pandang dengan perempuan dingin di sebelahnya. 'cewe asing' alias selingkuhan suami irene yang ia pergoki malam itu dan dengan dalih karena ketidak tegaannya pada sang tetangga ia lantas menyiramnya dengan tequila milik sehun. Bahkan sehun-pun juga tidak tahu tentang kebenaran ini.
"Iya," seulgi akhirnya menjawab. "Gue nggak suka sama penampilannya. Terlalu norak."
Bukannya mencairkan suasana, ia justru mendapat pelototan tak percaya dari adik perempuan yang diciumnya beberapa jam lalu. Astaga! Ciuman? Ingatannya lagi-lagi di paksa mengingat adegan di studio lantai dua miliknya. Tidak ada yang lebih mengerikan ketimbang ia yang dengan tak tahu dirinya mencium perempuan yang sudah bersuami. Holly shit!
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
ChickLitKita punya banyak mimpi di masa depan, banyak harapan-harapan yang ingin kita lakukan. Tapi Tuhan tahu Bahwa mimpi-mimpi kita hanya sebuah rencana, dan kisah perjalanan kita akan menjadi sebuah cerita manis untuk di kenang. Kamu adalah langit yang...