Lost you

551 97 9
                                    

-------------

Jika irene kecil adalah api, maka irene dewasa adalah angin. Angin yang hanya akan terasa namun tidak terlihat keberadaannya, berbeda dengan api, yang akan selalu membuat hawa panas di sekitar, jika mendekat maka kita akan terbakar. Ibarat langit dan bumi tidak bisa menyatu.

Irene dewasa lebih pendiam, kaku dan tidak suka keramaian. Ia lebih suka berada di suatu tempat untuk menekuni hobinya tanpa terganggu, lebih menikmati kesendirian. Kekurangan terbesar irene dewasa dalam sikapnya adalah tidak bisa menunjukkan perasaannya. Dingin namun lembut.

Sangat bertolak belakang dengan irene kecil. Ia lebih suka keraimaian, suka sesuatu yang ekstrim, jika irene dewasa tidak suka di usik maka irene kecil lebih suka mengusik. Jika irene dewasa lebih suka di pukul makan irene kecil suka memukul.

Jadi, ketika akhirnya irene kecil mengambil alih tubuh dewasa itu segala kehidupan menyedihkan itu berubah total.

Ia bertelanjang bulat di depan cermin retak yang di hancurkan minggu lalu. Di kamarnya itu, irene mengamati lebam-lebam biru keungan memenuhi tubuhnya.

"Cewek tolol!" irene memaki pantulannya sendiri di cermin. "Harusnya kamu merawat tubuh ini tanpa cacat. Bukan malah ngebiarin si banci itu mukulin kamu. Ck,"

Irene mulai membuka lemari. Memilah pakaian-pakaian yang membuatnya syok tak percaya. Tidak satupun ia menemukan satu pakaian sexy di sana. Kebanyakan dari pakaian itu tidak menarik, bisa dibilang cenderung tertutup. Seperti gambaran murid culun yang di temui di sekolah yang tidak suka berdandan.

Dibukanya pintu lemari yang lain. ia akhirnya menemukan sebuah kotak yang berukuran sedang di sana, ketika tangannya sudah berhasil membuka, sebuah mini dress hitam terlipat rapi di dalamnya. Tidak membuang waktu irene segera mengenakannya. Dengan belahan dada yang sangat rendah dan cukup ketat sepaha. Lekukan tubuhnya terlihat nyata dan menggoda.

999

Selesai dengan urusan pakaian, irene mengemudi mengunjungi toko bunga miliknya. Lagi, lagi irene memandangi bayangan buram dirinya melalui pantulan dinding kaca. Sebuah seringai membingkai di sana. Sedetik sebelum akhirnya memalingkan kepala ke sekeliling, pada jejeran pot bunganya yang di tata rapi. Sungguh takjub ia melihat bunga-bunga dalam rumah kaca itu.

"Pecundang." Di ayunkannya kayu balok ke pot-pot tersebut, satu persatu mulai di hancurkan. "Kamu pikir dengan melarikan diri pada bunga-bunga ini hidup kamu akan tenang? tidak, bodoh!"

Satu tingkat barisan pot hancur berhamburan, tanah-tanah di dalamnya mengotori lantai. Tidak perduli bunga yang baru mekar ataupun yang baru menguncup, semua ia hancurkan tanpa sisa.

"Tidur aja selamanya kamu, kalau perlu jangan bangun sekalian. biar aku yang mengendalikan tubuh ini."

Satu ayunan kembali menghantam pot besar.

"Irene, irene. bodohnya kamu punya suami seperti suho, mau saja kamu di cekik begitu saja sama dia. Nggak bisa ngelawan, pengecut keparat! Dunia nggak akan berbaik hati dengan diamnya kamu. Lihat, aku lah yang akan mengendalikan dunia di sekitarmu."

Irene membungkuk. Lalu tawa puas merebak memenuhi kesunyikan rumah kaca pada pukul 01.00 dini hari itu.

ooo

Pria bertubuh besar dan penuh tato itu menghampiri jemi. Sang bos mafia yang kini sibuk menarik pelatuknya pada sebuah botol yang jaraknya 5 meter di depan sana. Ia membungkuk sebelum membisikkan sesuatu pada sang tuan.

Jemi melepas earmuff yang sejak tadi menutupi telinga dan meletakkannya di meja.

"Bos, nona irene ada di sini."

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang