PERFECT

651 118 23
                                    


---------------




Semaksimal mungkin irene menyibukkan diri dengan apapun yang berada di sekitarnya. Mulai dari menanam benih bunga yang sebetulnya sudah ada banyak di toko, membongkar ulang bunga dalam pot untuk dipindahkan ke pot yang baru, lalu mengelap kaca toko yang sebenarnya sudah bersih, dan merapikan tata letak potnya yang kurang simetris, yang terpenting ia sibuk daripada berdiam diri mencuri pandang ke studio sebrang.

Yerin yang mulanya sibuk menggunting daun kering, berhenti total dari aktivitasnya. Bolak-balik ia mendapati sang kakak keluar masuk toko, entah melakukan apa, tapi yang terlihat kesibukan irene Cuma mengecek kelopak bunga di pot-potnya, sesuatu yang sangat tidak penting.

"Ce?"

"Hm?"

"Cece, ngapain?" yerin meletakkan guntingnya di atas meja. Ia keluar toko menghampiri sang kakak, lalu menunduk ikut mengamati kelopak bunga mawar pink yang baru mekar. "Perasaan nggak ada ulatnya deh, dari tadi cece ngeliatin bunga ini terus? Ada yang aneh?"

Irene cepat menggeleng kaku.

"Cece Cuma mestiin bunganya mekar sempurna." Lalu berdehem.

Irene melipat kedua tangannya di balik pinggang kemudian kembali masuk ke dalam. Sesekali matanya memperhatikan barisan pot-potnya alih-alih ingin memutar badan untuk mengamati studio sebrang.

"Ngomong-ngomong ya ce," yerin melupakan keanehannya pada irene. "Dari kemarin aku belum liat kak seulgi main ke sini, kemana ya? Biasanya dia sering datang ke tempat kita."

"Mungkin dia lagi sibuk sama anak-anak lesnya." Irene memungut daun-daun kering yang bertebaran di lantai dan memasukkannya ke dalam plastic.

"Tapi, kan ada jam istirahatnya ce. Gimana kalo kita aja main ke sana? Kayaknya bentar lagi waktunya makan siang. Pasti kak seulgi sama kak sunmi lagi break."

Irene tidak yakin ide ini baik untuk dirinya, bagaimana kalau nanti seulgi tetap mengabaikan keberadaannya seperti kemarin? Tapi diam-diam ia juga ingin bertemu dengan gadis itu.

"Boleh."

Keduanya menebar senyum ketika seorang pengunjung memasuki toko mereka. sementara yerin melayani pembeli, irene justru mengambil kesempatan untuk kembali keluar toko dengan alasan pergi membuang sampah.

Irene mengamati jam di pergelangan tangan. Sudah waktunya jam makan siang, sebentar lagi seulgi pasti keluar cari makan.

Dugaannya betul. Baru saja irene mendongak dari jam itu, ia sudah menemukan keberadaan seulgi sedang berdiri di bahu jalan. Dengan langkah cepat irene bersembunyi di balik tong sampah besar yang berada di satu gang, tidak perduli pada bau menyengat di sekitarnya, irene berjongkok di sana sembari mengintip.

Seulgi menyebrang bersama 'kak sunmi' yang yerin sebut tadi. Tangan perempuan itu sengaja berpegangan pada lengan seulgi seakan-akan dia anak kecil yang takut melintasi jalan raya. Irene yakin, perempuan itu cuma pura-pura takut, padahal hanya ingin menempel pada seulginya.

Irene mengerjap. Seulginya? Sudah dua kali ia menolak perasaan seulgi, sekarang dengan entengnya ia menyebut gadis itu, seulginya?

Punggung irene makin merapat ke tembok begitu dua manusia itu berhasil menyebrang, plastic hitam besar yang hendak dibuangnya justru berada dalam dekapan dada.

"Gi, nanti malem lo ada acara?"

"Ada janji sama krystal, kenapa?"

"Tadinya gue mau ajak lo nonton, tapi ya udah nggak jadi."

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang