ALTEREGO

594 101 13
                                    

IIIIIIII



Sepasang kaki Irene mundur dalam dua langkah hingga punggungnya membentur dinding. Sekujur tubuhnya gemetar hebat. Pandangan matanya melebar tak percaya. Toples berbahan kaca jatuh berhamburan ke lantai, air di dalamnya tumpah menggenang mengenai kaki irene. Disusul potongan  jemari yang menggelinding tepat berada di bawah kakinya.

Gejolak mual yang mendesak tenggorokan Irene membuat ia segera memalingkan kepala. Perempuan itu jatuh berlutut memuntahkan isi dalam perut. Satu tangannya berpegangan pada dinding mencari pertahanan diri agar tubuhnya tidak ambruk saat itu juga.

Siapa sebenarnya pelaku kegilaan ini? Apa motif pelaku sampai tega merendam jemari itu ke dalam toples di lantai tiga rumahnya?

Alih-alih memungut jemari itu. irene berdiri meninggalkan kamar lantai tiga. Mungkinkah ini perbuatan suho sang suami? Atau ada oranglain yang menyusup ke rumahnya saat dia sedang berada di rumah kaca? irene menuruni tangga dengan langkah tergesa. Sampai di sudut tangga, pada sebuah cermin yang menempel di dinding. Irene melihat sebuah seringai di sana.

Sepenuhnya irene menghentikan langkah. Mematung di sana untuk memastikan bahwa ia salah lihat. Irene sama sekali tidak menemukan seringai satu detik lalu pada pantulan cermin di hadapannya. Sungguh, Pantulan itu masih menampilkan dirinya yang berwajah dingin dan datar.

Kembali. Kaki itu melangkah turun, tidak tergesa namun hati-hati tangannya berpegangan pada besi pembatas. Hingga kaki irene kini berada tepat di depan pintu kamar suho.

Menyedihkan.

Tangan irene mendadak berhenti di udara untuk mengetuk pintu.

Kamu sangat menyedihkan.

Suara itu kembali terdengar. Irene menoleh samping kanan kiri serta atas kepala dan kebelakang. Tidak ada oranglain di sekitarnya di lorong lantai dua rumahnya itu selain hanya ia seorang.

Irene barangkali tidak takut dengan suara itu, namun siapa? Siapa pemilik suara yang menyapanya ini?

Monster

Disertai suara kikikan. Pintu di hadapannya terbuka. Menampilkan wajah panik suho.

"Sedang apa kamu di sini?" suho sampai melangkah mundur. Tak di sangka suara tawa yang baru didengarnya barusan berasal dari sang istri yang kini berdiri di depan pintu kamarnya.

Tawa itu lenyap tergantikan wajah kebingungan.

"Aku sudah janji sama kamu nggak akan ganggu dia lagi. Jadi aku mohon jangan ganggu aku, ataupun datang ke kamar ini."

Panampilan suho sangat berantakan. Wajahnya kelihatan tertekan dan stress. Ada lingkar hitam di bawah mata. Bahkan Irene tidak tahu penyebab pria itu begitu frustasi akhir-akhir ini.

"Siapa yang melakukan itu sama kamu?" pertanyaan itu sebetulnya sudah beberapa hari mengumpul dalam kepala irene. tapi ia enggan bertanya karena suho yang seringkali menghindarinya.

Lantas, suho mengernyit bingung sekaligus kaget. Jelas-jelas dia masih di bayangi tragedi mengerikan malam itu. bagaimana ia yang hari-harinya di selimuti ketakutan setiap waktu.

"Kamu nggak bercanda kan, ngomong gitu sama aku?" disertai rasa takut dan kebingungan yang melanda, suho melangkah mundur lagi menjauhi pintu. "Ini semua perbuatanmu. Kamu yang potong jari aku, kamu tusuk telapak tangan aku dengan pisau sampai tembus."

Irene menunduk pada salah satu tangan suho yang di perban. Jadi, jemari itu milik suaminya?

"Jangan masuk! Jangan pernah injakkan kakimu di kamar ini. Kamu monster, irene. kamu sangat berbahaya!"

HAPPINESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang