*********
Seulgi menggerutu selama menyeret koper di bandara. Seharusnya Manhattan adalah pelabuhannya untuk merayakan tahun baru. Tapi mami mendadak menelfonnya dua jam sebelum perayaan tahun baru di mulai. Rencana tinggal satu bulan di negara itu pupus dalam sekejap. Dia terpaksa mengemas semua baju-bajunya ke dalam koper. Sebab dia menurut ialah karena oma yang memintanya pulang melalui panggilan telfon dari mami. Yang berarti tidak cuma seulgi yang datang otomatis keluarga besar di asia tenggara juga akan ikut berkumpul berikut sepupu-sepupunya.
Oma memiliki tiga orang anak, dua putra dan satu putri. Diantaranya adalah om marco anak pertama yang tinggal di singapura, istrinya bernama jasmine, mereka memiliki dua orang anak yaitu Jackson dan satunya bernama wendy. Disusul papi seulgi, Henry anak kedua oma yang sekarang menetap di Jakarta bersama istrinya Aiko, yang merupakan keturunan jepang, seulgi adalah anak tunggal mereka. Terakhir, Anak ketiga oma atau si bungsu, tante hana adalah pemilik brand fashion ternama yang baru-baru ini membuka cabang di Thailand, paris dan LA, memiliki dua putri bernama joy dan Giselle.
"Mi, aku udah setengah jam nunggunya, loh. Kok belum di jemput, juga?" seulgi duduk di atas koper diluar bandara sambil memegang ponsel. Menggunakan jet pribadi keluarga, seulgi sampai setengah jam yang lalu.
"Sabar, sayang. ini mami nyetir, macet di jalan. Bentar lagi mami sampai."
"Tahu gitu. Seulgi pesan taxi aja dari tadi. Kenapa sih, mi. harus banget seulgi balik dari NY. Mami kan udah tahu sendiri, seulgi mau liburan satu bulan disana."
"Sekarang mami tanya. Kapan terakhir kali kamu pulang ke Jakarta?"
"Jangan tanya itu dong, mi. mami tahu sendirikan tujuan seulgi melancong."
"Mami ngerti. Tapi bukan berarti kamu lupa sama rumah. Ada rumah di Jakarta tempat kamu pulang, ingat itu. kamu kelamaan 'liburan' jadi sekarang waktunya kamu di rumah."
"Okaasan." Seulgi merengek.
"Mami nggak mau dengar bantahan. Sudah dulu telfonya, mami lagi nyetir."
Seulgi menghembus napas kasar. dikantonginya ponselnya ke dalam ransel, serta mengambil kacamata disana.
Semenjak lulus sarjana tiga tahun lalu, seulgi memang memutuskan untuk melancong ke berbagai negara. Kata orang kebebasan adalah keluar dari zona nyaman, tidak melulu di dalam lingkaran zona itu. maka seulgi adalah bentuk wujud kebebasan itu. satu hari setelah acara wisuda dan tanpa persiapan yang matang, seulgi memulai solo travelingnya kala itu juga. Awal-awal memang banyak hambatan, mulai dari kecopetan, ketiduran di bandara, sampai ketinggalan pesawat, terakhir kopernya yang ketinggalan. Dan dari hambatan itu seulgi belajar untuk membentuk keberaniannya semakin menjauh dari zona nyamannya.
Ada sepuluh Negara yang pernah seulgi kunjungi. Negara pertama kali yang seulgi kunjungi adalah Roma di italia, menyusul india, yunani, turkiye, inggris, cina, prancis, Australia, jepang, Thailand, dan terakhir new York yang belum sempat seulgi nikmati.
Seulgi menyukai bangunan sejarahnya. Banyunan tua yang memiliki banyak makna. Selain mengambil foto melalui camera, seulgi akan mendokumentasikan bangunan tua itu semisal tembok cina atau menara miring di italia dengan sebuah lukisan. Hobinya adalah melukis. Kadang diwaktu senggangnya dia akan pergi ke meseum di negara itu bukan sekedar melihat lukisan Monalisa tapi juga melihat lukisan Romawi.
Ditambah lima menit menunggu dari total 35 menit berada di bandara, mobil Lexus putih itu akhirnya berhenti di depan seulgi. mami menurunkan kaca mobil sebelum membuka pintu. Senyum hangatnya akan selalu menyambut seulgi dimana pun.
"Papi kemana mi? tumben nggak pake supir." seulgi berdiri dengan mami mengambil alih kopernya, dan membawanya ke bagasi mobil.
"Special buat anak kesayangan mami makanya mami sengaja bawa mobil sendiri. Terus, papi lagi ada meeting dan tadi juga berpesan sama mami buat minta maaf gak bisa jemput kamu. Tapi katanya papi mau masakin kamu makanan special habis pulang dari kantor." Aiko sekilas melihat kacamata seulgi sewaktu meraka sudah berada dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
ChickLitKita punya banyak mimpi di masa depan, banyak harapan-harapan yang ingin kita lakukan. Tapi Tuhan tahu Bahwa mimpi-mimpi kita hanya sebuah rencana, dan kisah perjalanan kita akan menjadi sebuah cerita manis untuk di kenang. Kamu adalah langit yang...