Jean ada di sana ketika aku pulang, tetapi dia tidak mengatakan apapun. Ia hanya sempat menoleh, lalu kembali fokus pada film yang ditonton olehnya.
Aku berbaring sepanjang hari. Sorenya Harin berkunjung untuk mengajakku makan di seberang asrama. Aku mengiyakan hanya, karena malas melihat Jean. Keterlaluan, dia tidak peduli sama sekali padaku.
"Aku kaget begitu mendengar pesta Beatrice berakhir menjadi kekacauan."
Aku mengunyah spaghetti yang aku pesan. Membiarkan Harin meneruskan ucapannya.
"Kau langsung pulang semalam atau sempat menyaksikannya?"
"Aku menjauhi tempat tersebut lebih awal." Harin tidak perlu tahu jika aku sempat terlibat dan bahkan sampai berakhir bersama Kaigan. Itu memalukan.
"Baguslah, beberapa dari mereka dibawa ke kantor polisi."
"Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Ini pertama kalinya Beatrice mengundang Kaigan. Padahal Beatrice biasanya menjaga batasan semenjak ditolak oleh Kaigan setahun yang lalu."
"Apa yang mereka lakukan sampai polisi turun tangan?" Aku memperhatikan sekitar. Ini di dekat asrama. Sebagian dari mereka adalah mahasiswa yang pernah aku temui di kampus.
"Narkoba."
Harin menatapku. Sementara aku menunggu penjelasannya. Aku tidak tahu banyak soal aturan di tempat ini. Yang aku tahu beberapa dari warganya berkeliaran memakai narkoba. Namun tidak berati itu dibiarkan saja oleh pemerintah.
"Seseorang menjual narkoba di sana secara besar-besaran. Tidak tahu siapa saja yang membelinya, tetapi Beatrice mungkin salah satunya. Kaigan dan teman-temannya akan terdakwa sebagai penjual, tetapi aku ragu polisi akan menemukan bukti. Kaigan dilindungi oleh Ayahnya. Pria itu seorang pengusaha yang sangat kaya.
Aku semakin yakin Kaigan tidak akan tertangkap mengingat betapa Mr.Wilson mirip Kaigan. Laki-laki itu tentulah memiliki harga diri tinggi. Dia tidak akan membiarkan Kaigan mencoreng reputasinya, tetapi juga tidak peduli jika Kaigan melakukannya. Sebenarnya mereka itu keluarga macam apa? Aneh sekali.
"Beatrice juga akan lepas. Ayahnya juga kaya. Sejumlah uang akan menutupi kasusnya dengan mudah."
Itu bukan urusanku, tetapi aku semakin yakin kalau Beatrice pun tidak boleh didekati. Aku akan memiliki lebih banyak masalah.
"Selain Beatrice, Kaigan dan Kathrine, kita punya Hugo. Laki-laki itu juga memiliki orang berpengaruh di belakangnya."
Aku tidak tertarik menanyakan tentang Hugo. Kami membayar makanan dan kembali ke asrama. Jalan kaki di bawah lampu-lampu jalan cukup menyenangkan selagi udara dingin berhembus menenangkan kegelisahanku.
Apapun yang seharusnya terjadi, semuanya tidak bisa diputar kembali. Kaigan telah merebut apa yang penting bagiku dan aku tidak bisa menuntutnya dalam cara apapun. Kehidupan akan terus berlanjut. Kaigan akan terus menganggapku jalang menjijikkan dan aku selalu menjadi perempuan lemah. Itu agak mengesalkan.
"Oh, semalam kau pergi bersama Jean. Itu mengejutkan. Dia tidak suka bermain di sekitar perempuan."
"Dia gay," ujarku.
"Begitulah yang kami tahu."
"Dari Kakakmu lagi?"
"Iya."
"Apa katanya? Jean baik atau apa?"
"Dia cuek. Tidak peduli bahkan jika dunia di sekitarnya hancur. Jean hanya peduli pada dirinya sendiri."
"Egois sekali." Aku berhenti di lift. "Kembalilah, aku bisa naik sendirian."
"Katakan padaku jika kau membutuhkan sesuatu. Kita adalah teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Desire |18+
RomansaJoana Richard seharusnya tidak jatuh cinta kepada Kaigan Wilson. Pria itu tidak segan menenggelamkan kepala Joana di kloset toilet yang kotor, karena tidak menyukai kehadirannya. Kaigan adalah laki-laki yang selalu mendapat apapun yang ia inginkan...