2 : Perspektif Yang Berbeda

71 7 0
                                    


🖤❤️🖤❤️

PETE

Sudah lewat jam 10 malam.

Aku baru saja mengerjakan pekerjaan rumah dan mandi. Sekarang aku melihat luka di lututku saat aku mengeringkan rambutku dengan handuk.

Ingatan tentang apa yang terjadi saat makan siang tiba-tiba muncul kembali di pikiranku.

Ahh, aroma musim panas yang manis...

Keringatnya, aroma tubuhnya, dan kehangatan yang kurasakan saat lutut kami bersentuhan...

"Kau terlihat seperti bayi, Pete."

Aku memarahi diriku sendiri, menutupi wajahku dengan handuk saat aku menjatuhkan diri di tempat tidur, sambil memeluk kakiku.

"hanya lututmu yang bersentuhan dengannya dan kau sudah begitu memerah?"

Pipiku terasa hangat. Aku tidak mengerti mengapa aku bertingkah seperti ini ketika aku seharusnya sedih karena patah hati.

Bajingan itu berbohong padaku dan lebih buruk lagi, dia mengancamku. Berbeda dengan saat aku bertemu Ae, aku langsung tahu bahwa dia tidak akan pernah menyakitiku. Aku sangat percaya padanya, aku tahu dia tidak akan melakukan hal seperti yang dilakukan bajingan itu padaku.

Yah... Itu karena Ae menganggapku hanya sebagai teman.

Ya hanya itu saja.

Pikiran tentang hal itu muncul tiba-tiba dan menghapus semua rasa malu yang ada dalam diriku. Aku hanya tersenyum dan menghela napas dalam-dalam.

Aku tidak berharap Ae menyukaiku juga, tetapi aku berharap dia menerimaku sebagai temannya hanya itu yang aku inginkan.

Aku tahu, seharusnya aku tidak memikirkan Ae yang telah menyelamatkanku seperti itu, tapi entah kenapa aku ingin menyimpan harapan itu di dalam diriku di sini di dalam hatiku.

Hanya untuk diri ku sendiri.

Tok

Tok

Tok

"Sayang, apakah kamu sudah tidur?"

ibuku bertanya sambil mengetuk pintu. Ibu tidak menunggu jawabanku saat memasuki kamarku.

"Belum, na khrab. Aku memberitahunya sambil tersenyum.

Ibuku adalah wanita yang sangat cantik. Rambutnya yang lurus dan berkilau berwarna hitam. Ibu selalu mengikat rambutnya dengan sanggul di atas kepalanya, senyum lembutnya di balik tatapan tajam itu selalu membuatku merasa hangat. Ibuku menjalankan hotel bintang tiga di pusat kota, itu sebabnya dia harus selalu terlihat kuat, pintar dan cantik.

Ibuku sangat mencintaiku, dan aku baru menyadarinya baru-baru ini... dan aku juga sangat mencintainya.

"Ibu senang melihatmu tersenyum."

"...."

Aku terkejut mendengar ibu mengatakan itu padaku. Lalu mengambil handuk dari kepalaku dan mengeringkan rambutku.

"Akhir-akhir ini kamu tampak sangat stres dan ibu khawatir. Tapi sekarang, kau tersenyum dan ibu sangat senang melihatmu seperti ini."

"Aku minta maaf telah membuat ibu khawatir, na khrab."

Aku tidak bisa melihat wajah ibuku secara langsung karena handuk menutupi kepalaku, tapi suaraku tetap tenang.

Sejujurnya, aku masih merasa sangat bersalah atas pengakuanku beberapa hari yang lalu. Ibu terkejut ketika aku memberitahunya tentang hal itu. Dan sekarang, ibu pasti sudah membaca pikiranku karena dia duduk di sebelahku di tempat tidur.

Love By Chance ( Cinta Secara Kebetulan) -  Terjemahan Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang