16 : Anak Laki-laki Yang Pemarah

41 4 2
                                    

🖤❤️🖤❤️

AE

"Tahukah kamu bahwa kamu sangat jahat hari itu? Ai'Pete sangat kesal."

Yah... Seharusnya dia tidak membeli sepatu itu sejak awal. Aku tidak ingin dia melakukan kebiasaan buruk itu. Dia tidak dapat membeli barang-barang mahal untuk membalas budi orang ketika mereka membantumu atau menunjukkan kebaikan kepadamu.

" Tunggu sebentar... Kenapa kamu menjelaskan hal ini kepadaku? Kau tahu, kamu seharusnya berbicara hal ini dengannya. Ai'Pete pasti masih sangat kesal."

Percakapanku dengan Ai' Pond tadi malam masih terngiang-ngiang di kepalaku.. Seseorang mungkin mengira aku sedang sibuk berlatih di sudut lapangan, namun kenyataannya, pikiranku melayang entah kemana saat ini. Latihan bersorak sudah selesai, sehingga setiap mahasiswa baru kini resmi bergabung latihan dengan tim sepak bola di kampus tanpa perlu khawatir hal lain lagi.

Kami mungkin belum begitu akrab, karena sebagian besar dari kami berasal dari fakultas dan spesialisasi yang berbeda sehingga belum banyak persahabatan di antara semua orang. Senior kami pernah bercerita bahwa akan selalu ada pertarungan di antara kami dan itu tidak akan terjadi sampai kami memasuki semester kedua karena kami akan mengadakan pertandingan terpisah untuk semua fakultas yang berbeda di kampus. Tapi setelah pertandingan selesai, kami akan berteman lagi.

Seluruh siklus berulang pada tahun berikutnya, tahun berikutnya, dan seterusnya.

"Hei, AiAe. Ada apa denganmu? bergabunglah di sini, kawan ."

"Tidak ada."

Aku pasti terlihat aneh di mata semua orang saat ini, karena Ai'Can menggiring bola mengelilingi lapangan dan kemudian kembali padaku untuk berbicara.

"Kamu harus lebih energik, kawan. Lihat aku , aku bisa berlari selama tiga jam tanpa henti dan tidak kelelahan. Lihat ini?"

Ya, tentu saja. Ai'Can menunjukkan gerakannya di depanku.
Semua orang tahu bahwa Ai'Can adalah salah satu pemain tercepat yang kami miliki di tim kami. Dia bisa mengambil bola darimu bahkan sebelum kalian menyadarinya, tapi "keadaan waspada" nya hanya bisa bertahan selama satu jam.. Setelah itu, ia masuk ke mode baterai lemah dan duduk di pojok .

"Hei, kalian! Mahasiswa baru! Bisakah kalian membantuku? Kami kehabisan air. Pergi dan beli air."

Beberapa senior melihat kami mengobrol alih-alih berlatih, jadi mereka memanggil kami untuk membeli air. Aku mengangguk pada mereka, tapi Ai' Can langsung mengeluh.

" Tapi aku tidak mau pergi na khrab... Itu terlalu jauh, Phi!."

" Ayolah. Kamu bisa melakukannya. Anggap saja ini sebagai cara alternatif untuk berlatih. Kamu bisa berlari ke sana dan kemudian membawa galon-galon itu kembali ke sini."

Begitu mudah, kan ... Di tambah lagi, ini juga akan membantumu membentuk ototmu juga.

" Oiii, hentikan. Aku tidak bodoh, Phi. Aku tahu kamu hanya menipuku untuk melakukan tugas ini tanpa mengeluh... Ayolah, Ai'Ae. Aku akan pergi bersamamu. Aku ingin membuat otot di kakiku."

Kepolosan Ai'Can yang mudah tertipu membuatku melupakan segala hal yang menggangguku akhir-akhir ini dengan membuatku tertawa. Kami mengambil uang yang diberikan senior kami dan berlari menuju warung terdekat. Dalam perjalanan kami, Can berbicara tanpa henti. Rupanya temanku ini suka sekali berbicara.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kabar temanmu dari fakultas Inter, AiAe? Kalau dia bukan temanmu, aku yakin aku sudah membencinya sekarang. Sebagian besar siswa IC itu sombong. Mereka kaya dan selalu menganggap diri mereka yang terbaik dan berpikir bahwa kita harus lebih menghormati mereka hanya karena mereka mampu membayar uang sekolah lebih mahal dari pada kita."

Love By Chance ( Cinta Secara Kebetulan) -  Terjemahan Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang