20 : Amatir

51 3 0
                                    


🖤♥️🖤♥️

PETE

Baru beberapa hari aku menerima Ae sebagai pacarku.  Aku tak percaya ini  menjadi kenyataan.

Hari itu ketika dia bertanya padaku, aku sangat terkejut sampai-sampai aku tidak tahu harus berbuat apa.

Aku mungkin sangat menyukainya... Sebenarnya aku mencintainya... dan saat Ae memberitahuku bahwa dia juga mencintaiku, hatiku hampir meledak.

Bahkan Ibu pun tahu  ada sesuatu yang terjadi karena aku bertingkah aneh akhir-akhir ini.

"Pete, nak... kamu terlihat berbeda hari ini."

Ibu bertanya padaku, tapi pertanyaannya cukup mengejutkan hingga membuatku tersipu. Apalagi saat aku mengingat apa yang kami lakukan bersama di ruang ganti hari itu, aku tidak bisa menatap matanya secara langsung!

Aku tahu semakin aku menyembunyikan sesuatu dari ibu, ibu akan semakin menyadarinya, tapi aku tidak bisa memberitahunya apa pun. Tidak mungkin !

Dan ada juga masalah kecil yang aku alami sejak saat itu.

Setelah kami resmi menjalin hubungan, aku bahkan tidak bisa menelepon Ae lagi. Bahkan tidak mengiriminya pesan singkat, karena itu pun sudah menjadi siksaan. Aku tidak tahu pesan apa yang harus kukirimkan padanya. Lebih mudah jika kami hanya berteman, aku tidak perlu khawatir tentang hal seperti ini.

Selain itu, Ae bukan tipe orang yang suka mengirim pesan panjang. Oleh karena itu, selama beberapa hari terakhir kami bertukar pesan hanya menggunakan stiker LINE pada pagi hari dan malam hari hanya itu saja. ..

Namun meski interaksi kami singkat, dia bisa  membuatku tersenyum seperti orang gila sepanjang hari.

Sedangkan mengenai Tin, aku belum melupakannya, tapi akhir-akhir ini aku begitu linglung sehingga aku bahkan tidak bisa berpikir jernih. Ketika aku sampai di rumah, aku ingat bahwa aku meninggalkannya di luar lapangan sepak bola. Dan juga ... Ae berteriak padanya itulah sebabnya tiba-tiba aku merasa tidak enak. Aku ingin sekali menelponnya dan meminta maaf saat itu juga, tapi aku juga tidak punya keberanian untuk melakukannya.

Dia mungkin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Hingga kemarin, Tin akhirnya mengirimiku pesan singkat. Dia bilang dia ingin bertemu denganku sore hari.

Aku merasa sangat lega. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi selama dia  menghubungiku setelah kejadian itu, aku senang.

Apa pun yang terjadi, Tin tetaplah teman baikku, meski dia tidak pernah bisa memandangku dengan cara yang sama.

Itu sebabnya hari ini, aku tiba di kampus pagi-pagi sekali. Yah, aku akan bertemu  dengan Tin  sore ini, tapi tak masalah kalau aku juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menemui Ae, kan?

Tentu saja, aku bilang padanya aku akan datang, jadi dia sudah ada di tempat parkir menungguku dengan sepedanya.

Wajahku menjadi lebih panas melihatnya di sana menungguku.

Itu karena ini akan menjadi hari pertama kami bertemu sebagai pasangan.

Ya Tuhan! Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak bisa melihat wajahnya.

"Sawadee..."

Ae menyapaku saat aku berdiri tepat di sampingnya.

Aku hanya bisa melihat bahunya, bukan wajahnya.

"Err.. rr... Sawadee khrab... Ae."

Aku membalasnya dengan tergagap.

Aku tidak terdengar natural sama sekali..

Love By Chance ( Cinta Secara Kebetulan) -  Terjemahan Indonesia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang