Jangan lupa vote
untuk menghargai penulis 🙏"Lucu banget sih Lo"
✧ARENZELA✧
Savian mendengus kesal akan nasipnya kali ini . Dia mengunyah nasi kuningnya dengan bruntal . Gara gara kesiangan dia jadi tidak bis sarapan di rumah karena makanannya sudah ludes. Apalagi kala di mendengar bahwa yang paling banyak makan adlah Stevan . Dn kebenaran yang paling mengejutkan ternyata Stevan yang mengubah alarm nya menjadi Jam tuju kurang 10 menit .
Savian sungguh ingin memukul kepala kakaknya yang lebih tua 5 menit dari nya . Asal kalian tau ya Stevan itu memang garang dan pemarah. Tapi dia kalau di rumah dia jadi sosok yang jahil . Apalagi kalau Savian . Katanya dia tidak mau ketinggalan momen . Momen apanya kalau hampir setiap hari dirinya di usili . Tapi Savian pernah bersyukur saat mendengar perbincangan antara Stevan dengan maminya .
"Kamu kok hobi banget ngusilin savi sih van? "
Stevan mendongak nampak berpikir dengan mulut yang masih mengunyah roti Roma .
"Mami inget gak waktu savian ketabrak truk ?" Ucap stevan .
"Ya ingetlah! Sejak saat itu mami jadi sering omelin kembaranmu itu kalau mau keluar gak sama kamu"
Stevan mengangguk "itu juga yang buat aku jadi sering jahil sama dia mi . Aku gak pengen kejadian itu terulang lagi. Kalaupun iya aku pengen buat kenangan dulu sama dia walau semenit . Stevan gak akan rela adek Stevan itu pergi tanpa ninggalin kenangan sama Stevan " Stevan menghela nafas .
"Karena dulu Stevan terlalu menutup diri sampai akhirnya saat Savian koma Selama 6 bulan Stevan mikir . Ternyata selama ini gak ada momen apapun yang terjadi sama Savian mi . Gak ada satu pun. Sejak kecil Stevan menutup diri . Stevan terlalu fokus sama kehidupan Stevan tanpa tau apa yang terjadi kedepannya. Dari itu Stevan sadar selama ini perilaku Stevan gak bener "
Stevan menatap atap rumahnya menyembunyikan Air mata yang memberontak ingin keluar.
Mami tersenyum dia merangkul pundak anak sulungnya ."Makasih ya Van? Kamu udah jadi kakak yang baik buat savi . Mami beruntung punya kalian berdua . Maka dari itu kalian jangan jauh jauh dari mami ya? Apalagi Kaya savi dulu . Mami bener bener gak tau nanti mami bisa segila apa tanpa salah satu dari kalian " ucap nya sambil mengelus punggung Stevan yang kini sudah berhamburan ke pelukan sang ibu
Tanpa tahu bahwa ada Savian di balik penghalang ruang keluarga dan ruang makan.
Mengingatnya lagi hampir membuat Savian ingin menangis dan sampai sekarang tidak ada yang tau bahwa percakapan itu di dengar oleh Savian . Savian juga kaget kala dia sudah pernah koma hampir setengah tahun . Wahhh sepetinya nyawa Savian ada 9 .
"Ini mang . Lain kali kasih bonus air putih mang . Seret nih" ucap Savian menyodorkan uang 50 ribu .
"Yeee mas e Iki kok enek enek ae . Yo tuku Dewe to mas . Mosok duet biru ngene gak sanggup tuku banyu putih . "
"Bukan e gak mau mang . Mosok banyu putih e leren di tuku . Nek omah onok akehhh . Weitsss rasah adoh adoh wes . Wi nek cembongan ngarep nek dalan akeh" ucap Savian
"Gak higienis Nok!"
"Uduk urusanku " ucap Savian dengan menaiki montornya .
"Eh eh susuk e mas!"
"Gak sah gak sah . Di ge tuku banyu mang icep ae . Nesak no pelanggan liyane lek sereten " ucap Savian lalu menyalakan montornya .
Saat ingin menarik gas montornya . Dia jadi salfok sama gadis di depannya yang berlari ke arahnya dengan tergesa gesa .
"Eh eh ada apa nih?" Guman Savian .
"Kak? Boleh minta tolong gak?" Ucap gadis di depannya .
Saat mata Savian meneliti lagi. Gadis di depannya ini ternyata dari SMK Cakrawala 2 Jogja . Dia juga ehem cantik upss.
"Tolong apa?" Ucap Savian
"Tolong anterin ke gereja depan"
Duarrr
Seperti di sambar petir di siang bolong . Savian langsung tersadar akan tembok yang begitu tinggi . Tinggi tinggi sekali~ . Loh kok malah nyanyi .
Savian menggeleng cepat kala pikirannya merambat ke mana mana .
"B-boleh . Tapi Lo yakin mau nebeng gue? Gak takut gue culik?" Ucap Savian dengan sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah gadis itu .Gadis itu gelagapan . "E-enggak t-tadi lihat kakak ngasih tip ke mang icep. Jadi bukannya kakak baik ya?" Ucap gadis .
"Oke. Naik tapi gue gak bawa helm tambahan " ucap Savian .
"Gak apa apa . Cuma Deket kok"
Savian nampak berpikir lalu melepas helmnya . "Nah pakai punya gue aja. Gue gak mau anak orang kenapa Napa waktu sama gue" ucap Savian .
"Eh gak usah . Cuma sekitar 5 menit juga sampai kok " ucap gadis itu menolak .
"Ck pakai aja udahh . Gak ada yang tau juga kan kalau di depan ada kejadian apa gitu" ucap Savian .
"Tapi-"
"Kalau gak mau ya gak usah nebeng " ucap Savian lalu ingin memakai helm nya lagi .
"Tunggu! Iya iya gue pakai" gadis itu ngedumel tidak jelas di belakangnya. Sedangkan Savian terkikis kala saat melirik gadis itu di spion montornya .
"Ih kebesaran " ucap gadis itu dengan pipi mengembung saat melihat kaca spion .
"Lucu banget sih Lo" ucap Savian tidak sadar akan reaksi gadis di belakangnya ini .
"Ayok naik , gue keburu telat " ucap Savian .
Gadis itu berdecak "keburu telat apaan kalau emang udh telat satu jam!" Ucapnya
Savian terkekeh . "Pegangan gue gak mau Lo nyiup aspal. Gak elit " ucapnya
Gadis itu mendengus lalu memegang pundak Savian .
✧ARENZELA✧
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENZELA
Teen FictionWAJIB FOLLOW SEBELUM BACA! GAK FOLLOW GIGINYA KERLAP KERLIP🤟 "aku ingin menjadi rembulan , namun itu adalah hal yang mustahil dan pada akhirnya aku hanya satu bintang di antara luasnya angkasa " LIZARA PINA PREZELA "Tidak ada yang abadi , semuanya...