***
Mario menghempaskan dirinya ke ranjang cukup kuat — sampai dirinya memantul. Dilihatnya langit-langit kamar, tapi yang muncul malah wajah Yasmin. Berulangkali ia berusaha menghapus bayangan perempuan itu namun entah kenapa susahnya bukan main. Mario sejujurnya belum tidur dari semalam. Biasanya juga begitu. Tapi penyebabnya kali ini — adalah Yasmin. Dan itu dampaknya luar biasa bagi Mario. Makin naksir, bro.
Memangnya ada yang nggak naksir sama Yasmin? Minta maaf nggak bermaksud insulting, tapi mungkin orang buta juga suka sama dia. Yasmin nggak cuma cantik parasnya. Intelektual. Dari cara dia bicara saja semua orang dijamin bakal naksir. Pembawaannya tenang. Adem kalau dengar dia ngomong. Emang cuma cowok stres yang menyiayiakan seorang Yasmin.
Tapi gimana mau bilang suka, Yasmin lagi punya pacar waktu itu. Dan kalau sekarang juga rasanya kayak nggak menghargai rasa sakit Yasmin. Mungkin Yasmin bakal ilfeel dan ngata-ngatain dia cowok nggak jelas.
"Mikir apaan sih lu. Mending turu!"
Ia memaki dirinya sendiri dan lekas memejamkan mata. Biasanya kalau habis begadang — Mario akan mengambil waktu sekitar jam 5–7 pagi untuk tidur. Usai itu, baru ia siap-siap dan berangkat ke kantor. Tapi mengingat tiga jamnya sudah dipakai untuk menemani Yasmin, ia tidak punya waktu lagi dan itu kenapa hapenya berdering berkali-kali, menganggunya.
"Di mana, Monyet?"
"Sampai hari ini gue masih nggak menyangka kalo gue harus ketemu lo tiap hari dan berurusan sama lo, Cad. Sumpah jelek banget nasib hidup gue."
"Jelas-jelas gue lebih duluan masuk kantor ini daripada lu jadi lu yang ngikutin gue!" Harshad di sebrang telepon sudah berdiri berkecak pinggang. "Ini udah jam berapa. Lu di mana sekarang. Buruan jawab. Gue mau balik."
Mario masih belum membuka matanya walaupun sudah diteriakin sama Harshad dari sebrang telepon sana. "Tapi jabatan gue lebih tinggi dari lu."
"Siap bosku. Menyala bosku!"
"Cad, lu tahu nggak sih, Yasmin."
"Nggak tahu."
Dengar respon Harshad begitu, Mario langsung membuka matanya. Dan bangkit dari tidurnya. Walaupun Harshad malas-malasan, Mario tetap mau dan harus bercerita. Nggak peduli gimana. "Dengerin dulu lah, Monyet."
"Jawab dulu sebenarnya lu di mana? Lu ke kantor apa nggak? Apa wfa?"
"Ke kantor gue. Wfa ke kafe mulu kayak kopi gue dibayarin kantor aja."
"Oke." Harshad menanggapi cepat untuk kalimat pertamanya. Selebihnya ia pura-pura tidak dengar. "Terus gimana? Yasmin putus lagi sama pacarnya?"
"Kok lu tahu?"
"Tiap lu mulai cerita tuh cewek kan pas dia putus mulu."
"Kayaknya dia nggak bakal balikan lagi. Kesalahannya fatal banget, Cad. Se-ling-kuh. Lu bayangin dah. Mana selingkuh sama mantannya sebelumnya lagi." Benar sih kalau Widi bilang Mario bawel, dia emang segosip itu.
"Selingkuh sama mantannya? Maksudnya gimana tuh. Anjing banget."
"Makanya. Misal nih lu pacaran sama Ghistara. Terus lu — "
"Apaan sih, Monyet, analogi lu ngaco."
"Yaaah kan misal. Lu tinggal aminin aja kenapa bawel banget sih."
"Lu yang bawel."
"Yaaah intinya gitulah."
"Tapi kalo ternyata dia balikan sama pacarnya lagi gimana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Roman d'amour[COMPLETED] Yasmin melewati struggle hidupnya dari dia diselingkuhi sampai dipecat. Tidak ada yang Yasmin harapkan dalam hidupnya saat ini selain kebahagiaan. Dia hanya ingin menjalani hidupnya dengan nyaman. Ngumpul sama keluarganya, nongkrong sama...