***
Yasmin nggak menyangka kalau kehadiran Mario yang setiba-tiba itu di hidupnya sangat berpengaruh. Sudah seminggu sejak ia tidak bertemu Mario. Dan Yasmin terus kepikiran. Walaupun Mario sudah menyemangatinya dari chat sebab dia sibuk banget harus ke luar kota sehingga tidak bisa menemani Yasmin yang lagi sibuk sama toko kuenya, Yasmin tetap merasa sendirian. Padahal selama ini dia juga tidak melihat eksistensi laki-laki itu. Tapi setelah kejadian ini, ia mulai merasakannya.
"Gimana?"
Sambil menengok toko kuenya yang tadinya cuma ruko kosong sekarang sudah jadi cantik banget usai disulap Ugi, Mbaknya. Ada dua etalase di sisi kiri dan kanan. Begitu juga meja kasir yang rencananya akan dipakai dengan tablet saja. Di tengah-tengah toko ada meja bulat yang akan digunakan Yasmin untuk menaruh roti. Untuk etalase tadi, Yasmin masih bingung untuk donat yang mana dan cake di mana. Masih dia pikirkan.
Interior toko kue Yasmin didesain begitu feminim. Warna merah muda mendominasi setiap sudut. Tidak hanya dinding tapi juga furniture yang ada. Sofa sampai benda-benda kecil seperti penjepit untuk mengambil kue juga berwarna merah muda. Senyum Yasmin terlukis sangat lebar. Setelah semingguan ini dia dan Ugi begadang untuk merenovasi toko, akhirnya selesai juga. Jauh lebih cepat dari dugaannya. Semua juga berkat Ugi.
"Udah selesai kok. Tinggal detail-detail kecil aja. Tapi so far udah — "
"Bukan gimana toko kue, Yas." Suara Mario itu datang dari sebrang telepon. Ketawanya terdengar juga. "Kan tiap hari juga minta pap progressnya ke lu. Maksud gue gimana lu? Happy nggak? Udah cakep gitu toko kuenya."
Rasanya seperti bunga-bunga berjatuhan di sekitarnya. Hati Yasmin penuh. Mungkin memang keberadaan Mario nggak ada di dekatnya — namun dia nggak pernah meninggalkan Yasmin. Selama berjauhan, mereka jadi lebih intens berbincang lewat chat dan telepon. Tidak ada hari di mana Mario lupa bertanya hari ini ada nggak enaknya nggak, hari ini ada sedihnya nggak, hari ini happy nggak. Mario dengan segala pertanyaannya itu. Mungkin dia juga frustasi karena nggak melihat Yasmin secara langsung seperti biasa.
"Happy banget." cercahnya dengan penuh suka cita. "Desainnya sesuai sama yang gue mau. Mbak Ugi nerima semua kebawelan keribetan gue. Kayaknya dia deh yang sebel sama gue." sambungnya dengan tawa renyah.
Dibalas Mario cepat. "Nggaklah. Kan dibayar."
"Mungkin itu alasan dia nggak bete. Gue bayar harga normal soalnya."
Benar adanya kalau Mario sefrustasi itu nggak ketemu Yasmin beberapa hari ini. Pas dengar kabar kalau dia harus ke kantor cabang di Jogja, Mario hilang akal. Yasmin sudah cerita kalau minggu ini dia akan ngobrol sama Mbaknya perihal toko dan akan mulai desain serta berbenah. Sebenarnya bisa aja diganti sama Harshad atau Ghistara tapi bukannya Mario tidak percaya, hanya saja dia nggak puas kalau bukan dirinya yang pergi ke sana.
"Opening jadinya kapan?"
"Tunggu lu balik dari Jogja aja."
Tidak tahu sejak kapan Mario masuk dalam list salah satu orang yang penting di hidup Yasmin sampai-sampai harus menunggu sang tuan dulu baru opening. Memangnya siapa lagi yang penting selain keluarga, Widi dan Mario. Di umur segini, Yasmin sudah nggak punya banyak teman lagi.
"Bentar lagi gue balik. Sabar ya."
"Apaan sih. Jadi males."
Mario belum sepenuhnya yakin kalau Yasmin sudah bisa membuka hatinya melihat bagaimana hubungan mereka yang semakin dekat ini. Tapi setidaknya ia sudah sampai di sana. Nggak harus diburu-buruin, kan?
***
Branding mbak-mbak kang kue sebenarnya sudah dimiliki Yasmin semenjak kuliah. Bakat ini turun temurun dari Nenek terus ke Mama dan berlanjut ke Yasmin. Dulu masih kecil, Yasmin suka bantuin Nenek dan Mama. Setelah beranjak remaja, Nenek meninggal dan Yasmin cuma berdua sama Mama. Sampai pas SMA, Yasmin mulai belajar bikin kue. Dan bakatnya itu kemudian membuatnya jadi mbak-mbak kang kue pas kuliah. Yasmin menerima banyak pesanan dan cukup populer pada masa itu. Sayangnya karena ia mulai sibuk skripsian, dia udah nggak ngelanjutin.

KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPINESS
Romans[COMPLETED] Yasmin melewati struggle hidupnya dari dia diselingkuhi sampai dipecat. Tidak ada yang Yasmin harapkan dalam hidupnya saat ini selain kebahagiaan. Dia hanya ingin menjalani hidupnya dengan nyaman. Ngumpul sama keluarganya, nongkrong sama...