Sudah sekitar 20 menit sejak lonceng sekolah dibunyikan, namun gadis yang saat ini sedang berdiri di depan sekolah itu tak kunjung pulang. Ia memainkan kakinya di lantai sambil menatapi sepatunya. Senja sangat bosan.
Tidak jauh dari keberadaannya, sekitar lima pria memperhatikan Senja. Mereka terlihat memakai almamater merah dan celana abu-abu.
"Benar itu orangnya?"
Keempat temannya tampak kompak menganggukkan kepalanya. Lalu, mereka turun dari motornya dan mendekati Senja.
"Hai, cantik. Kenapa sendirian aja?"
Senja menggeser tubuhnya, tak menggubris ucapan pria itu.
"Daripada sendirian di sini, mending ikut kita yuk," ucap pria berambut mulet yang memegang lengan Senja.
Plak!
Seketika wajah pria itu berpaling ke kanan dengan cepat ketika Senja menamparnya.
"Lancang sekali kamu megang tanganku!"
"Kurang ajar! Berani banget kamu!" Sahut salah satu temannya yang tampak ingin melayangkan tangannya, namun dicegah oleh pria berambut mulet.
Ia menyeringai menatap gadis di hadapannya. "Kamu cantik banget, sayang sekali kalau menjadi milik Wira si anak miskin itu."
Senja melayangkan tangannya kembali begitu mendengar kalimat itu. Namun, sayangnya tangannya ditahan oleh cowok yang ada dihadapannya.
"Tahan dulu. Daripada kamu menghabiskan tenagamu untuk menampar saya, lebih baik ikut dengan saya. Atau kalo tidak, lelaki itu bakal celaka," ucapnya tersenyum puas ketika melihat perubahan dari wajah Senja.
"Kamu jangan macam-macam sama Wira!"
"Makanya, nurut sama saya."
Sejujurnya Senja ingin kabur dari mereka, tetapi ia takut jika ucapan pria itu beneran terjadi.
Senja menganggukkan kepalanya. "Jalan duluan! Aku ikuti dari belakang!"
"Baiklah, tapi saya teh nggak akan lepasin tangan kamu!"
Di tempatnya, Senja melihat ke segala penjuru, berharap jika ada yang ia kenal. Lalu, atensinya tertuju kepada cowok yang baru tiba di ujung jalan. Mata Senja berbinar melihat orang itu. Sebuah senyuman pun terukir di wajahnya.
"Samudraku udah datang."
Senja pun menggigit tangan cowok yang berada di depannya, dan berlari menghampiri Wira yang sedang asik makan batagor.
"Akh! Gadis sialan!"
"Kejar dia!"
Di sisi lain, Wira masih tidak menyadari keadaan sekitarnya, sedangkan para pria yang mengejar Senja sudah hampir mendekat.
"KUKANG!!!!!"
"Sepertinya saya teh udah gelo. Kenapa saya dengar suara Senja, sih," ucap Wira sambil menggosokkan telinganya.
"KUKANG!!!!!"
Wira menghela nafasnya, kemudian ingin kembali menyuap batagor. Namun, atensinya tidak sengaja melihat ke arah kiri. Seketika itu matanya terbelalak, melihat Senja dikejar oleh anak Merpati. Ya.. kelima pria itu adalah teman Junet yang pernah Wira hajar saat tawuran beberapa waktu yang lalu.
Ia pun buru-buru meletakkan piring batagornya dan memberikan uang kepada si penjual, lalu berlari begitu saja.
"Eh, Aa Wira mau kemana? Batagornya teh masih banyak."
"Bungkusin aja, Mang! Nanti saya balik lagi," ucap Wira yang menoleh sesaat ke belakang.
Begitu mendekati Senja, Wira berniat ingin menarik tangan Senja agar berada di belakang tubuhnya, namun Senja justru menggandeng tangan Wira dan menariknya pergi dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Senja
Fantasy"Wira, kenapa suka Senja?" "Karena cantik." "Ih! bukan Senja aku, tapi itu, Senja di langit!" "Iya. Kalian sama-sama cantik. Aku suka." Mahawira Samudra, cowok berhati batu yang sama sekali tidak tertarik soal asmara. Wira terkenal sebagai jagoan da...