"Dia sangat membuatku nyaman, dia memperlakukanku layaknya seorang putri, dia yang selalu membahagiakanku, dia yang tidak pernah membiarkan air mataku jatuh. Dia lelakiku, Mahawira Samudra." -Senjani Diannova
***
"Aish! Si Tatang malu-maluin we, Wir."
"Hahaha.... Gelo dia, mah."
Senja tersenyum melihat Wira yang saat ini sedang tertawa bersama teman-temannya. Wanita itu hanya bisa memandangi Wira dari kejauhan. Senja tidak punya keberanian, lagi.
"Senja!"
Pemilik nama itu menoleh dan mendapati Ajay yang sedang berlarian sambil membawa dua es krim.
"Nih."
Senja mengambil es pemberian Ajay. Belakangan ini memang Ajay selalu merhatiin Senja. Ajay selalu berusaha membuat Senja bahagia.
"Makasih, Jay."
Ajay tersenyum lalu memegang rambut Senja. Pemandangan itu ternyata dilihat oleh Wira. Kedua telapak tangan pria itu sudah terkepal. Wajahnya pun terlihat memerah.
Jalu dan Tatang pun berusaha mengalihkan atensi Wira, supaya hal yang tak diinginkan tidak terjadi, namun ternyata sia-sia. Wira justru beranjak mendekati Ajay dan Senja.
Lalu, tanpa mengucap apapun, Wira memukul Ajay begitu saja. Dalam sekejap semua murid yang melihatnya pun mendekati mereka. Kedua sekawan itu menjadi pusat perhatian orang-orang.
Wira tidak berhenti memukuli Ajay, yang lantas membuat teman-teman Wira menengahinya. Di sisi lain, Ajay terlihat pasrah. Ia sama sekali tidak membalas pululan Wira.
"Wir, udah.."
"Udah atuh Wira, muka Ajay udah bonyok begitu."
Semua ucapan teman-temannya berlalu begitu saja. Amarah di dirinya sudah tidak bisa ia kendalikan lagi.
"Hentikan!"
Senja berdiri tepat di depan Ajay, yang membuatnya menghentikan pukulannya. Mata Senja memerah, rahangnya mengetat, membuat Wira memundurkan langkahnya. Ia masih tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ekspresi yang ditunjukan Senja seperti menatap orang yang dibencinya.
Senja menoleh ke belakang, lalu menangkup wajah Ajay. Wajah pria itu sudah banyak lebam, hidung dan ujung bibirnya pun sudah berdarah. Melihat keadaan Ajay, Senja pun berbalik menatap Wira.
Ia menatap bengis kearah laki-laki itu. Lalu sedetik kemudian, wajah Wira berpaling ke kanan dengan cepat, rasa sakit dan panas merambat diarea pipinya yang lantas membuat lelaki itu mengusapnya sejenak.
Semua orang yang melihat itu pun tampak terkejut atas sikap Senja.
"Senja.. kamu kenapa nampar Wira!" Pekik seseorang yang kemudian mendekati Wira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Senja
Fantasy"Wira, kenapa suka Senja?" "Karena cantik." "Ih! bukan Senja aku, tapi itu, Senja di langit!" "Iya. Kalian sama-sama cantik. Aku suka." Mahawira Samudra, cowok berhati batu yang sama sekali tidak tertarik soal asmara. Wira terkenal sebagai jagoan da...