8. Mahawira VS Senjani

21 5 0
                                    

Suara lonceng siang itu terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Para murid berhamburan keluar kelas, ada yang langsung menuju kantin, ada yang memilih menangkring di pinggir lapangan, ada yang bermain sepak bola, dan ada pula yang berlarian di koridor, seperti dua sekawan. Mereka berdua sedang balap lari, tidak mau mengalah satu sama lainnya.

"Minggir! Gawat darurat!" Teriak Ajay.

"Aya naon, Jay? Ada yang nyerang sekolah kita, tah?" Jalu spontan berdiri saat sedang menangkring di pinggir lapangan.
*Aya naon: ada apa

"Enggak, Jal. Saya kebelet boker."

Dalam hitungan detik tubuh besar Ajay tampak oleng akibat dorongan seseorang. Ya... siapa lagi pelakunya kalau bukan Wira?

"Kenapa nggak sekalian kamu umumin pakai toa kalo kamu kebelet boker?" Celetuk Wira yang tak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya.

"Kejauhan, Wir. Keburu keluar."

"Manusia gelo!"
*Gelo: gila

"Kamu jauh lebih gelo!"

"Dih! Saya mah waras, nggak kayak kamu!"

"Yaudah, kita sama-sama gelo aja, deh."

Percakapan tidak penting itu terus berlanjut sampai mereka tiba di toilet. 5 menit kemudian, Ajay keluar dari toilet. Ia melihat Wira yang sudah duduk di teras koridor sambil memegang walkman miliknya.

"Nih." Wira memberikan walkman hitam itu kepada Ajay.

Di sisi lain, Pita dan Senja sudah berada di kantin. Mereka berdua tampak asik mengobrol. Baru juga beberapa jam ketemu, kedua wanita itu sudah terlihat akrab.

"Wir, liat deh Pita dan Senja udah seperti teman lama ya, keliatan akrab banget," ucap Ajay begitu sampai kantin.

"Pita kan emang seperti itu, mudah berbaur."

Ajay mengangguk menyetujui kalimat Wira.

"Wir! Jay! Gorengan...." Teriak seseorang dari arah kanan dua sekawan.

"Ada tahu bunting, Tang?"

"Ada nih masih anget-anget."

Begitu Ajay ingin menyusul Tatang dan yang lainnya, kerah bajunya tiba-tiba ditarik seseorang.

"Wira lepas atuh! Saya teh mau makan tahu bunting. Mumpung masih anget, tuh!"

Bukannya merespon ucapan Ajay, Wira justru bergeser ke arah depan.

"Lho... kalo kamu di situ, terus siapa yang narik kerah saya?"

"Aku!"

Ajay membalikkan tubuhnya dan sedetik kemudian lesung pipinya muncul ketika melihat wajah wanita yang saat ini berada di hadapannya.

"Kamu teh aku tungguin dari tadi juga, malah mau gabung di sana? Bilang atuh Ajay kalo misalkan nggak gabung dengan aku. Kalo begitu kan aku nggak perlu nungguin kalian," ucap Pita.

"Nah loh Pita ngambek," bisik Wira dengan wajah lempengnya yang justru mendapatkan injakan di kaki kirinya.

"Sialan kamu, Jay!" Umpat Wira.

Tidak tahu Wira yang terlalu peka atau bagaimana, ia memilih beranjak menuju meja yang sudah ditempati Pita tadi. Namun, langkahnya mendadak terhenti ketika Senja menatapnya.

"Ah sial.. ngapain saya pake acara pergi duluan sih, kalo tau gini mending nunggu Ajay dan Pita. Malas banget berduaan dengan wanita itu," batinnya.

Lentera Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang