"Ayuk atuh Jay, kita susulin Wira."
"Ke tempat lain aja ya, Pit. Jangan ke sana."
Berulang kali Ajay menolak permintaan Pita, namun gadis itu masih saja kekeuh dengan keinginannya.
Pita menghentakkan kakinya. "Aku mau ke sana, Jay. Kalo kamu nggak mau nemenin aku, yaudah. Aku ke sana sendiri aja!"
Di sisi lain, Wira terlihat sedang mengejar Senja di pinggir pantai. Sampai akhirnya cowok itu berhasil menangkap Senja dengan memeluknya dari belakang. Celana dan roknya sudah basah. Kelihatannya mereka berdua habis main air.
"Ketangkep!"
"Kamu mau kabur kemana lagi?" Ucap Wira sambil terus menggelitiki kekasihnya itu.
"Hahaha.... Ampun, sayang."
Langit senja sore itu menjadi saksi. Senda gurauan mereka terdengar begitu jelas membuktikan bahwa kedua insan itu sangatlah bahagia. Hati Wira yang semula gelap, kehidupan yang terasa hampa, sekarang berubah menjadi penuh warna. Hari-hari Wira selalu dipenuhi dengan kebahagiaan yang Senja berikan.
Sudah dua bulan berlalu, hubungan mereka terus berjalan lancar tanpa ada satupun masalah yang menghampiri hubungan Wira dan Senja.
Sekarang pasangan itu sedang duduk di pinggir pantai. Senja menyenderkan kepalanya di bahu kokoh Wira, sedangkan Wira mengelus pelan pucuk kepala gadisnya itu.
Menikmati senja di pantai menjadi kebiasaan bagi mereka berdua. Keduanya menatap indah senja kala itu.
"Samudra."
"Hmmm."
"Kalo suatu saat aku pergi duluan dibanding kamu, kira-kira kamu bakal cepat dapet pengganti aku nggak, ya?"
Wira tidak menjawab pertanyaan Senja, membuat gadis itu menolehkan kepalanya. Wira yang semula fokus menatap langit, seketika berpaling karena Senja menatapnya sebal.
"Ai kamu mah sok aneh gitu ah."
"Aneh gimana? Kan, aku cuma nanya."
Kini, atensi Wira menatap gadisnya itu. "Aku bakal segera nyusul kamu."
Jawaban Wira berhasil membuat Senja mengubah posisinya. Senja menatap wajah kekasihnya itu. "Ya janganlah. Kamu harus lanjutin hidup kamu."
Cowok itu melirik kekasihnya, lalu menyentil keningnya. "Ngapain bahas soal itu. Kamu lupa, ya?"
Senja merutuki dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa lupa soal itu. Wira kan pernah memberitahunya bahwa dia sangat benci membahas topik seperti itu.
Senja menyenderkan kembali kepalanya di bahu kekasihnya itu. "Hanya obrolan random aja."
"Semua impianku ada di kamu, Senjani. Kalo kamu nggak ada berarti impian akupun musnah. Jadi, buat apa aku ngelanjutin hidup kalo kamu nggak ada?"
"Ta--"
"Kemanapun kamu pergi, di manapun kamu berada, aku pasti akan selalu ikut dengan kamu. Nggak ada wanita di dunia ini yang bisa gantikan kamu. Aku cuma mau kamu, Senja."
"Ayo, kita wujudkan satu persatu impian yang udah kita buat," ucapnya lagi tanpa membiarkan Senja berbicara.
Senja menganggukkan kepalanya.
"Kita bahagia bareng, ya."
Kalimat itu berhasil membuat mata gadis berambut panjang berkaca-kaca. Senja janji akan selalu membuat kekasihnya itu bahagia. Senja berjanji akan selalu ada disisinya dan tidak akan pernah membiarkan Wira sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Senja
Fantasy"Wira, kenapa suka Senja?" "Karena cantik." "Ih! bukan Senja aku, tapi itu, Senja di langit!" "Iya. Kalian sama-sama cantik. Aku suka." Mahawira Samudra, cowok berhati batu yang sama sekali tidak tertarik soal asmara. Wira terkenal sebagai jagoan da...