Sore itu terdengar Lagu Fantasi - Pita Loppies yang berasal dari rumah gedong berdinding putih. Lagu itu terus diputar berulang kali, tampaknya seisi rumah itu tidak bosan mendengarnya.
"Saat pertama ku terjaga, ku jumpa mentari... belaian ombak tepi pantai, menyentuh kalbuku... Indahnya garis cakrawala dan bayang dirinya.. membuat hatiku terpana menatap dunia."
Pria bertubuh kekar itu terus menanyi beriringan dengan suara penyanyinya. Radio kesayangannya pun tak pernah absen menemaninya.
Ajay dengan kain yang ia pegang, menari-nari begitu bagian intro musik. Setelah itu ia kembali ke aktivitas mencuci motornya. Pria itu tampak asik sendiri, sampai tidak menyadari sejak tadi Wira sudah cekikikan melihatnya.
Wira pun mendapatkan ide untuk mengerjai sahabatnya itu. Ia melangkahkan kakinya dan seketika berteriak memanggil seseorang.
"Pitaaaaaaa!!!"
Dan... Benar saja, sesuai dugaannya. Ajay terkejut dan lari begitu saja menuju rumahnya.
"HAHAHAHA...."
Ajay mengintip dari balik pintu. Ia tidak melihat siapapun selain manusia batu itu, tapi yang didengarnya malah suara tawa Wira yang begitu melengking. Menyebalkan.
"Kamu kunaon kabur gitu?"
*kunaon: kenapaPakai nanya lagi!
Ajay melemparkan kain kotor bekas mengelap motornya ke wajah Wira. "Menurut kamu?!"
Sudah jelas Ajay langsung kabur dengan penampilannya yang hanya memakai kaos dalam dengan boxer spidermannya. Bisa jatuh wibawanya, jika Pita melihatnya.
Wira melihat Ajay lalu tertawa terbahak-bahak.
"Orang gelo!"
Setelah puas menertawakan sahabatnya, Wira pun mendekati Ajay yang sudah duduk di bangku halamannya.
"Kamu teh kunaon? keliatan bahagia sekali."
*kunaon: kenapa"Rahasia!" Ucap Wira dengan wajah lempengnya.
"Apaan sih, Wir! Nggak jelas banget!!" Pekik Ajay yang menoyor kepala Wira.
Sang empunya tidak marah, ia justru senang karena membuat lelaki yang dijuluki paling penyabar itu emosi.
"Jangan rahasia-rahasiaan atuh, Wir! Ingat, prinsip kita adalah tidak ada rahasia di antara kita berdua."
"Ck! Kamu aja punya rahasia, masa saya nggak boleh?"
"Apaan?"
"Kamu suka kan sama Pita? Itu kamu nggak cerita sama saya!"
Ajay menelan salivanya susah payah. "Kamu tau dari mana?"
"Bodoh! kita temenan udah dari bayi. Jelas saya tau perubahan sikap kamu. Apapun itu. Kamunya aja yang nggak nyadar," balas Wira yang menempeleng Ajay.
Ajay hanya menghela nafasnya. Ternyata selama ini Wira mengetahuinya. Eh... Tunggu. Ini kenapa jadi membicarakan soal asmara Ajay, sih!
"Kamu teh jangan ngalihin pembicaraan! Soal itu nanti saya ceritakan semuanya ke kamu. Sekarang kamu dulu atuh yang cerita."
"Oke."
Wira pun menceritakan kejadian kemarin. Termasuk dirinya yang saat ini telah menjalin hubungan dengan Senja. Mendengar hal itu, Ajay lantas berdiri dan berteriak-teriak.
"Akhirnya sahabat saya teh laku juga!!" Teriaknya kegirangan.
Yang pacaran siapa, yang senang siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Senja
Fantasy"Wira, kenapa suka Senja?" "Karena cantik." "Ih! bukan Senja aku, tapi itu, Senja di langit!" "Iya. Kalian sama-sama cantik. Aku suka." Mahawira Samudra, cowok berhati batu yang sama sekali tidak tertarik soal asmara. Wira terkenal sebagai jagoan da...